Tulisan Terkini -

Oleh: Dr. Uril Bahruddin, MA.

Diantara masjid bersejarah di kota Istanbul adalah Masjid Jami’ Sultan Ahmet. Di kalangan orang Barat dan sebagian masyarakat Turki di kenal juga dengan masjid biru, karena keramik dinding dalam masjid itu secara umum memilih motif warna biru. Sampai hari ini masjid itu masih berfungsi normal sebagai masjid, yang digunakan untuk shalat lima waktu, disamping juga sebagai tempat bersejarah yang sangat menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam negeri maupun manca negara.

Letaknya tepat berhadapan dengan Masjid Aya Shofia, konon Sulatan Ahmet-I yang memerintah pada saat itu sengaja membangunnya untuk menandingi bangunan arsitektur Aya Shofia yang sangat megah itu. Memang, bangunan masjid Jami’ Sultan Ahmet lebih hebat , dibandingkan dengan Aya Shofia. Masjid itu selesai dibangun dalam kurun waktu mulai dari tahun 1609 hingga 1616 dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti kelas-kelas untuk pembelajaran agama, rumah sakit, pasar, pemakaman keluarga kesultanan, tempat wudlu dan toilet. Demikian pula rumah makan atau dapur umum dan fasilitas air minum untuk para pengguna dan pengunjung masjid.

Di lihat dari sisi arsitek dan model bangunan, masjid jami’ Sultan Ahmet memadukan antara seni arsitek khas Usmani dan Bizantium yang menjadi kekhasan Aya Shofia juga. Masjid itu memiliki satu kubah besar utama dan delapan kubah kecil lainnya, dilengkapi pula dengan enam menara berbentuk pensil khas Turki. Masjid ini dibangun Oleh Sultan Ahmmet I, pada saat diangkat jadi khalifah ke-14 dari Khilafah Usmaniyah, beliau baru berusia 14 tahun. Arsitek yang dipercaya oleh Sultan Ahmet-I untuk membangun masjid adalah Sedefkar Mehmet Aga, murid dari arsitek senior di zaman itu bernama Mimar Sinan. Diantara yang membuat indah masjid jami’ Sultan Ahmet adalah hiasan kaligari ayat-ayat al Quran yang sebagian besarnya ditulis oleh Seyid Kasim Gubari, khattat terbesar pada zaman itu. Wallahu A’lam.

==============