web
counter

MASJID AYA SHOFIA

Oleh : Dr. Uril Bahruddin, MA.
Teletak di tengah kota Istanbul, pada sebuah daerah yang bernama Sultan. Berhadap-hadapan dengan masjid jami’ Turki yang dikenal dengan masjid jami’ Sultan Ahmad. Pada awalnya, Aya Shofia tidak dibangun untuk sebuah masjid, namun ia adalah Gereja yang kenudian di rubah menjadi masjid. Dilihat dari seni bangunan yang ada pada masjid itu, Nampak adanya perpaduan antara perkembangan seni arsitektur pada zaman Bizantium dan Khilafah Usmaniyah. Benar-benar, Aya Shofia adalah bukti sejarah dengan seluruh makna yang terdapat pada kata “sejarah”.
Pada saat Gereja itu dibangun, sebenarnya Kostantinopel ingin membuatnya dengan seni arsitektur yang paling modern dan terbesar pada zaman itu. Bangunan Gereja yang indah itu dibuat secara umum dibuat dalam bentuk bulat, yang di atasnya terdapat kubah yang sangat besar terletak tepat pada tengan bangunan, dan dikelilingi oleh beberapa kubah kecila lainnyua. Terdiri dari beberapa ruangan yang beraneka luasnya. Di halaman bangunan masjid Aya Shofia terdapat beberapa tangga yang dapat mengantarkan pengunujung untuk sampai kepada lantai atas masjid yang dikhususkan untuk tempat para jamaah puteri.
Masjid yang asalnya Gereja ini juga dilengkapi dengan beberapa bangunan Gereja kecil di sekitarnya. Ketika sudah berubah menjadi Masjid, dilengkapi pula dengan membangun beberapa ruangan kelas dan kamar-kamar untuk para ulama dan pengkajian ke-Islam-an di dalamnya.
Gereja Aya Shofia dibangun oleh Justinian I yang selesai secara keseluruhan pada tahun 537 M, sekitar empat abad sebelum kelahiran nabi Muhammad saw. Qubahnya sudah mengalamani beberapa kali renovasi, terakhir direnovasi pada tahun 1346 M. Pada zaman Khilafah Usmaniyah, Gereja yang sangat megah dan indah itu resmi berubah menjadi masjid, oleh Sultan Muhammad Alfatih. Beberapa kali renovasi masjid dilakukan setelah itu, termasuk Sultan Mehmet (panggilan akrab orang Turki) telah membangun menara dan diikuti oleh Sultan Bayazid menambahkan menara lainnya.
Sayang, pada saat era Mustafa Kamal Attaturk masjid itu difungsikan menjadi museum pada tahun 1934 M. Hingga saat ini tetap digunakan sebagai museum, meskipun sebagian besar masyarakat Turki menghendaki untuk dirubah kembali menjadi masjid. Rupanya pemerintah Turki sekarang ingin menjaga hubungan baik diplomatik dengan Eropa utamanya, karena jika difungsikan menjadi masjid dapat membatasi beberapa pengunjung Eropa masuk di dalamnya. Wallahu A’lam.
==============
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Rekomendasi Artikel: