Biologi

Biologi

PHYLUM PLATYHELMINTHES


PHYLUM PLATYHELMINTHES

Hak cipta Indah Fitriani desainwebsite.net

.

CIRI

  1. Triploblastik
  2. Tubuh pipih (aselomata/ tidak berongga)
  3. Tidak punya sistem peredaran darah
  4. Pencernaan tidak sempurna (Cestoda tidak punya alat pencernaan)
  5. Ekskresi menggunakan sel api (Flame cell)
  6. Reproduksi

- asexual dengan cara regenerasi

- sexual dengan peleburan sperma dan ovum, merupakan hewan hermaprodit

  1. Saraf menggunakan sistem tangga tali

Pembeda

Turbelaria

Trematoda/ cacing isap

Cestoda/ cacing pita

pencernaan

belum sempurna (tdk ada anus)

belum sempurna (tdk ada anus)

tidak ada

cara makan

mencerna

mengedarkan (tdk mencerna)

-

cara hidup

saprofit

parasit

parasit

segmentasi

tidak ada

tidak ada

ada

silia

ada

tidak ada

tidak ada

Alat isap

tidak ada

ada (di mulut dan kepala)

ada

respirasi

osmosis

osmosis

osmosis

reproduksi

seksual, regenerasi

seksual

fragmentasi

ekskresi

sel api (flame cell)

sel api (flame cell)

sel api (flame cell)

saraf

tangga tali, dua bintik mata dan aurikel

tangga tali

tangga tali

contoh

Planaria

Fasciola hepatica, Chlonorsis sinensis, Schistosoma japonicum

Taenia solium, Taenia saginata

DAUR HIDUP

1. Fasciola hepatica

Telur-mirasidium/ larva bersilia (larva I) – sporokis (pd tubuh Lymnea/ siput air tawar) - redia (larva II) - serkaria/ larva berekor -metaserkaria (pd tubuh ikan)-dewasa

2. Taenia solium

Telur – heksakan (dlm usus babi) – sistiserkus – (dlm daging babi) – dewasa

Tabel perbedaan Taenia solium dan Taenia saginata

Pembeda

Taenia saginata

Taenia solium

inang sementara

sapi

babi

inang tetap

manusia

manusia

panjang tubuh

8-14 meter

2-3 meter

alat kait

tidak ada

rostellum

alat isap

sucker

sucker

pemberantasan

mudah

sulit

CATATAN

  1. Chlonorsis sinensis (cacing hati manusia) mempunyai cir sama dengan Fasciola hepatica tetapi inang semenatranya berupa ikan air tawar
  2. Taenia solium lebih sulit diberantas karena memiliki alat kait (rostellum)