Oleh : Dr. H. Uril Bahruddin, M.A
Suatu ketika ada kawan yang sedang berada di kota Makkah, ia sedang melaksanakan ibadah haji dan umroh. Di salah satu sudut kota Makkah, ia berpose dengan memakai slayer Arema, karena ia berasal dari kota yang sejuk di timur pulau Jawa itu, ia pasang foto itu di status facebook-nya, ia bangga dengan Arema-nya, ia senang dengan identitasnya. Ia ingin memperlihatkan bahwa saya Arema.
Kawan…
Setiap orang akan bangga dengan identitasnya, sebagai orang Indonesia kita juga bangga dengan identitas kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia, diantaranya kita suka memakai baju batik. Kita akan marah ketika identitas kita dinodai oleh bangsa lain, karena itu kita cukup marah ketika identitas baju batik itu mau diambil oleh negara lain. Dengan identitas itu pula, kita akan menjadi dihormati oleh bangsa lain. Maka, mempertahankan identitas menjadi suatu keniscayaan, sudah barang tentu identitas yang bernilai positif.
Berbicara tentang bahasa Arab adalah berbicara tentang identitas, identitas sebagai muslim tentunya. Setiap orang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai muslim dengan mengucap kalimat tauhid, -Laa Ilaha illa Allah- harus bangga dengan bahasa Arab, harus menyintai dan mempertahankannya, karena itu adalah identitas. Sebagaimana cintanya dengan al Quran, sedalam itulah seharusnya cinta seorang muslim terhadap bahasa Arab. Allah telah meridhai Islam sebagai agama yang sempurna buat umat manusia, Allah juga meridhai al Quran menjadi kitab suci yang dipedomani dalam Islam, sebagaimana Dia juga telah ridha menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al Qur’an.
Kita semua menyadari bahwa identitas manusia yang paling utama adalah sebagai hamba Allah, salah satu prosesi penghambaan itu kita lakukan dengan melalui shalat minimal lima waktu dalam sehari. Dalam beribadah shalat lima waktu, seorang muslim harus menggunakan bahasa Arab, dan semua kita taat untuk itu. Bahkan ketika di daerah Lawang (Malang) ada salah seorang kiai yang membolehkan shalat dengan menggunakan bahasa Indonesia, kita umat Islam Indonesia rame-rame menolaknya. Ketika bahasa Arab itu adalah bahasa kita dalam berkomunikasi dengan Allah melalui ibadah shalat, maka bahasa Arab itu adalah identitas yang paling mendasar dalam kehidupan ini.
Identitas itu tidak boleh luntur dari setiap pribadi muslim, karena itu memerlukan pengasahan yang terus-menerus agar tetap eksis dan menyala. Diantara cara mengeksiskan bahasa Arab pada pribadi setiap muslim adalah dengan meyakini urgensinya, pemahaman kita terhadap kitab suci akan semakin sempurna jika kita dapat memahami bahasa Arab, prosesi penghambaan kita akan semakin khusyu’ jika bacaan-bacaan kita juga kita hayati makananya. Dalam berdoa dengan menggunakan bahasa Arab juga akan lebih mantap apabila yang dibaca dalam doa itu juga dapat dimengerti maksudnya.
Identitas bahasa Arab ini juga mengharuskan kita turut memperjuangkan eksistensi bahasa Arab dalam kehidupan ini, dengan cara mendukung semua upaya untuk menyebarkan dan memperluas wilayah bahasa Arab. Jangan boleh ada orang yang menodai dan menghinakan bahasa Arab. Siapa saja yang dengan sadar mau menghancurkan bahasa Arab harus dilawan bahkan kalau perlu diperangi.
Pengembangan bahasa Arab di beberapa lembaga pendidikan di Indonesia secara umum masih dibayang-banyangi dengan permasalahan internal yang sengaja direncanakan oleh orang yang tidak suka atau tidak mau mengerti tentang urgensi bahasa Arab. Dalam dunia akademik misalnya, seorang pimpinan Universitas harus mau membuka program studi bahasa Arab, membuat program-program pembelajaran bahasa Arab yang efektif, menyiapkan fasilitas yang mendukung untuk itu, melayani seluruh kebutuhan dosen dan mahasiswa yang belajar dan mengajar bahasa Arab, karena mereka sedang mempertahankan identitas. Setiap guru dan dosen bahasa Arab tidak boleh puas dengan strategi dan metode pembelajaran yang selama ini dipraktekkan, usaha untuk mencari yang terbaik terus-menerus perlu dilakukan.
Semoga bahasa Arab akan terus semakin bergeliat, melalui semangat yang dimiliki oleh setiap muslim sesungguhnya sudah cukup untuk membuatnya menjadi bahasa terdepan di dunia. Cukuplah karena bahasa Arab adalah bahasa al Quran, kita menjadi bangga dengannya. Wallahu a’lam.
==============
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Rekomendasi Artikel: