SURAT CINTA ITU BERBAHASA ARAB
Oleh : Dr. H. Uril Bahruddin, M.A
Hari pertama puasa Ramadhan dilakukan, pada malam sebelumnya bisanya umat Islam Indonesia sudah memulainya dengan berbagai aktifitas seperti acara tarhib atau dalam budaya Jawa disebut dengan megengan dengan tujuan mengungkapkan kegembiraan karena bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Setelah itu dilakukan shalat Isya’ berjamah dan dilanjutkan dengan shalat tarawih dengan berjamah pula di masjid atau mushalla dekat tempat tinggal mereka.
Bacaan Imam pada shalat tarawih dibeberapa masjid ada yang dibuat agak berbeda dengan shalat lima waktu, misalnya dengan membaca ayat-ayat yang agak panjang dan belum pernah dikenal oleh sebagaian makmum. Para jama’ah juga ada yang senang dengan bacaan ayat-ayat itu, tapi tidak sedikit diantara mereka yang tidak bisa menikmatinya. Justru yang datang adalah rasa kantuk atau berfikir yang bukan-bukan padahal ia dalam kondisi shalat.
Kawan…
Salah satu yang membuat bosan dengan bacaan ayat-ayat yang belum kita kenal adalah karena kita sebagai makmum dalam shalat itu tidak memahami ayat-ayat yang dibaca. Seandainya kita bisa memahami ayat-ayat tersebut, tentulah kita akan menikmati dan malah ingin agar bacaan ayatnya diperpanjang lagi. Semua orang Islam pasti ingin menikmati bacaan ayat-ayat al Quran karena itu adalah surat yang datang dari Dzat yang sangat mereka cintai, Tuhan semesta alam.
Permasalahannya sekarang adalah, mengapa kita tidak faham ayat-ayat itu, satu-satunya alasan adalah karena kita tidak bisa bahasa Arab, bahasa itulah yang digunakan oleh Allah untuk mengirim surat kepada hambanya. Hanya dengan bahasa itulah kita akan dapat menikmati bacaan ayat-ayat al Quran. Dengan bahasa itulah kita ingin terus berlama-lama bersimpuh di hadapan-Nya untuk mendengarkan surat cinta-Nya. Dengan bahasa itu pula kita nyaman berkomunikasi dengan-Nya.
Setiap Ramadhan tiba, ternyata problem itu selalu berulang, akankan problem ini akan tertus terulang pada bulan Ramadhan yang akan datang, atau bahkan selama hidup kita? Apakah kita akan bertahan dengan kebodohan kita? Apakah kita selamanya akan menjadi orang yang tidak dapat menikmati surat cinta yang dengan sengaja dikirim oleh Allah demi kebahagiaan kita di dunia sampai di akhirat nanti? Tidak. Masalah ini harus segera kita selesaikan. Mulai sekarang kita harus berazam untuk bisa bahasa Arab, kita harus segera meneguhkan pendirian kita untuk memilih jalan keluar ini sejak sekarang. Menunda keputusan ini berarti kita ingin menjaga jarak dengan Allah, karen tidak faham apa yang Dia katakan.
Betapa ruginya manusia yang selalu menunda belajar bahasa Arab, kerena dengan menundanya dia akan menunda menikmati sajian dari Allah swt. Menunda pekerjaan apapun dalam kehidupan kita ini adalah bentuk dari kemalasan. Kendala utama untuk sukses adalah karena kemalasan, barang siapa yang ingin sukses harus segera membuang jauh-jauh makhluk yang bernama malas ini. Mengapa banyak manusia yang malas belajar bahasa Arab, padahala untuk urusan dunia tidak? Sebabnya adalah karena dengan belajar bahasa Arab, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan ganda di dunia dan akhirat, sehingga berat untuk melakukannya. Sementara urusan dunia hanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia semata, sehingga gampang dicapai dan tidak ada yang malas dalam mengejarnya.
Semoga di bulan Ramadhan yang penuh dengan kemulian ini, Allah juga memuliakan kita dengan segera memiliki tekat yang kuat untuk belajar bahasa Arab, agar tidak terlalu lama kita bertahan dalam kesengsaraan karena tidak dapat memahami ayat-ayat cinta yang dikirim oleh Allah kepada manusia, gara-gara hanya tidak bisa bahasa Arab.
Aku iri dengan orang lain, yang khusu’ dalam shalatnya, sesekali dia terisak menangis karena dia sangat faham dengan ayat-ayat yang dibaca oleh imam. Kapan aku bisa ya Allah? Aku harus bisa menikmati shalatku, aku harus bisa bahasa Arab dan segera harus mempelajarinya. Wallahu a’lam.
===============
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Rekomendasi Artikel: