Ngaji Syarah al-Hikam, nomor 48.
Apapun sikap, ucapan dan perilaku kita pada dasarnya adalah cerminan dari baik buruknya hati kita. Baik-buruknya hati kita sendiri sangat terkait dengan jauh dekatnya kita masing-masing kepada Allah. Orang yang dekat dengan Allah Sang Maha Cahaya dan Maha Kasih niscaya hatinya menjadi cemerlang dan penuh kasih, dan itu semua akan tercermin dalam segala sikap, ucapan dan perilakunya yang sejuk, lembut dan ngayomi. Sebaliknya, orang yang jauh dari Allah hatinya menjadi gelap, keras dan penuh dengan nafsu angkara, sehingga sikap, ucapan dan perilakunya niscaya kasar dan menebarkan kebencian (hate speech).
Apakah kita masih bisa mengaku dekat dengan Allah dan membela-Nya jika ucapan, sikap dan perilaku kita justru kasar, penuh fitnah, caci maki dan kebencian?