Ulama Itu Tidak Sama
Ulama itu ternyata tidak sama. Al-Ghazali dalam Pendahuluan Kitab Bidayah al-Hidayah, membagi ulama atau kaum cendikia dalam tiga klasifikasi.
1. Ulama yang menggunakan ilmunya untuk mencari ridla Allah dan kemuliaan akherat. Menurut al-Ghazali, inilah ulama yang benar dan beruntung.
2. Ulama yang menggunakan ilmunya untuk meraih keuntungan jangka pendek kehidupan di dunia. Al-Ghazali mengingatkan, kelompok ini mengkhawatirkan, karena jika tidak bertaubat sebelum ajalnya tiba, mereka bisa jatuh pada kehinaan.
3. Ulama yang telah dikuasai nafsunya, sehingga menggunakan ilmu dan agamanya hanya untuk memenuhi nafsu rendahnya: untuk kedudukan duniawi, pangkat dan jabatan, kepentingan politis, kepentingan kelompok, banyaknya jumlah pengikut, dan sejenisnya. Al-Ghazali menyatakan ulama jenis ini sesungguhnya tidak layak disebut sebagai ulama yang sebenarnya. Mereka termasuk orang yang rusak, sembrono dan tertipu. Rasul sendiri menurut al-Ghazali menyebut mereka sebagai ulama yang jahat (ulama al-su’).
Berdasarkan tiga klasifikasi tsb, al-Ghazali mendorong kita untuk dekat dan mengikuti ulama jenis pertama dan berhati-hati pada model kedua. Tapi yang pasti, jangan pernah berhubungan dengan ulama jenis ketiga. Jangan tertipu dengan kebaikan yang mereka tunjukkan yang sering mengatas namakan agama. Wallahu a’lam.
Sumber : Laman FB Dr. H. A. Khudori Soleh, M.Ag