Hobi

istilah Dalam Memancing

Angler = Pemancing.
Strike = Umpan disambar ikan.
Ngetrik = Pelampung bergoyang seperti mesin jahit ketika umpan di makan ikan.
Backlash = Kusutnya line pada reel akibat salah casting (melempar) bait.
Chumming; chunking = Memberikan perangsang pada ikan dengan cara melempar-lempar umpan supaya ikan tertarik untuk mendekat. Chumming sebaiknya jangan dilakukan terlalu banyak pada satu waktu, dan juga jangan terlalu cepat. Patokan yang biasa sering digunakan andalah, kalau umpan yang baru anda lempar masih kelihatan dipermukaan, jangan ditambah, biarkan hilang perlahan-lahan. Setelah hilang diamkan sebentar baru kemudian lempar lagi dalam jumlah yang sama. Ingat jangan telalu banyak, kita hanya menarik perhatian ikan, bukan memberi makan.
Drifting = Drifting (berhanyut) pada dasarnya adalah “slow trolling”. Drifting membuat kita dapat memancing diarea yang lebih luas dari pada dengan kapal berjangkar. Kapal akan berhanyut disebabkan oleh arus & angin. Kalau arus & angin searah, kapal akan drift cukup cepat, sedangkan kalau berlawanan arah kapal mungkin tidak akan bergerak. Karena itu biasanya sambil berhanyut mesin tetap hidup & si kapten mengatur kecepatan & arah bergerak kapal. Kenapa perlu berhanyut? Ada beberapa alasan: – Lokasi yang ingin di cover luas dan waktu mancing terbatas – Laut terlalu dalam & tidak praktis menggunakan jangkar – Target ikan di tengah air, sedikit di atas dasar laut, atau ikan dasar yang bisa diundang ke “atas”, dan dasar laut adalah wreck (kapal tenggelam), bukit/ lembah bawah laut, bongkahan karang, drop-off, tandes luas, etc.
Mancing Dasaran (Bottom Fishing) = Mengapa disebut “Mancing Dasaran”, karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan-ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing.
Ngoncer = Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup sebagai umpan (Live Bait). Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snap swivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10 cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa.
Trolling (Tonda) = Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
Casting = Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan di atas kapal yang sedang berhenti/ jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan Popping, lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping dan Jigging dikategorikan sebagai Sportfishing.
Surf Casting = Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Oleh teman-teman di daerah Yogya teknik mancing ini disebut PASIRAN.
Rock Casting = Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam.
Popping = Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung. Teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air laut. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus.
Jigging = Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil (metal jig lure) yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas.
Mancing Garong = Cara mancing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis mincing yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “Garong”! Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing garong ini biasanya menggunakan joran tegek yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter. Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m.
Fly Fishing = Ini adalah salah satu teknik unik mancing. Dikembangkan oleh seorang bangsawan dari Inggris. Namun ada yang menyebutkan bahwa fly fishing itu sudah ada sejak abad ke 2 masehi. Pada jaman Romawi kuno Claudius Aelinus, yang menyatakan memancing dengan menggunakan artificial fly. Secara umum fly fishing adalah seni memancing dengan menggunakan artificial bait berbentuk fly (serangga). Artificial flies ini bisa terbuat dari tying hair, fur, feathers, atau material lainnya baik yang natural ataupun synthetic. Perangkat memancingnyapun menggunakan joran khusus fly dan fly line khusus terbuat dari line yang di coated plastik. Fly fishing dapat dimainkan di freshwater maupun saltwater.
Galatama = Istilah Galatama di ambil dari Sepakbola, yang intinya adalah Lomba yang memperebutkan Juara Peringkat. Jadi Mancing Galatama adalah mancing dengan target menjadi Juara dalam pertandingan mancing. Biasanya memperebutkan : Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak). Ikan perolehan mancing biasanya tidak dibawa pulang.
Mancing Harian = Mancing satu harian penuh dengan mebayar uang sewa kolam/tiket.
Lomba Mancing Harian = Mancing ini biasa disebut mancing Lomba dan juga memperebutkan Juara Peringkat namun di adakan 1 hari penuh dari pagi hingga sore hari biasanya antara pukul 09.00 s/d 16.00. Biasanya memperebutkan : Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak). Ikan perolehan mancing biasanya dibawa pulang.
Mancing Kiloan = Mancing dengan sistem memancing terlebih dahulu lalu menimbang perolehan ikan yang terpancing dan membayar sebesar apa yang diperoleh berdasarkan satuan kilogram. Hasil pancingna dibawa pulang.
Kilo Gebrus = Mancing ini khas Jawa Barat mulai dari Depok, Bogor, Cianjur, Sukabumi sampai Subang, Garut, dan Tasik. Sistemnya adalah pemancing menurunkan beberapa kilo ikan kedalam kolam baru dilakukan memancing. Ikan dibawa pulang.
Gaplean = Mirip seperti Kilo Gebrus hanya disini ada urusan taruhannya. Biasanya berupa uang untuk hasil pancingan tertentu.
Mancing Borongan = Memancing dengan sistem memborong satu kolam. Biasanya dilakukan tawar menawar terlebih dahulu antara pemancing dan pemilik kolam. Ikan bisa di pancing sepuasnya satu harian. Atau bahkan bila perlu di kuras airnya (dibedah).
Hand line = Memancing tanpa menggunakan joran dan reel alias langsung pake tangan. Namun tetap pake line dan mata pancing.
Ngotrek = Adalah mencari ikan untuk umpan mancing itu sendiri. Biasanya rangkaian ngotrek itu terdiri dari beberapa matakail kecil yang berderet (renceng). Target ikan: selar, tembang, layang, como, kembung, sangir.
Jeblug = Adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di tengah danau, embung, setu, kali dll.
Neger = Adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di pinggir danau, embung, setu, kali dll.
Mancing Lobang = Teknik khusus untuk mancing Nila/Mujair babon. Dengan mencari sarang dari ikan Nila/Mujair babon yg berbetuk cekungan wajan. Caranya menggunakan rangkaian sistem glosor namun memakai pelampung sangat kecil. Umpannya pun cukup pakai steroform (gabus putih). Fungsinya sebagai pengganggu sarang karena ikan Nila/Mujair sering membersihkan sarang.
Ngoyor = Mancing dengan setengah badan berendam air.
Nyengked = Mancing dengan cara menggaet ikan bisa di badan, di ekor, di sirip atau pun di insang, yang jelas mancingnya tidak hook-up.
Ngurek = Cara mancing belut dengan menggunakan handline. Mancing langsung ke dalam lubang yang diperkirakan ada belutnya. Cilakanya sering malah dapat ular.
Mancing Rawe/Rawai = Cara memancing dengan rangkaian mata pancing yang sangat banyak, biasanya puluhan sampai ratusan mata mancing. Biasanya ini dilakulkan oleh nelayan.
Mancing Layang-layang = Mancing tonda/trolling dengan menggunakan alat bantu layang-layang.
Mancing Huhate = Mancing dengan joran bambu/kayu yg di lakukan dengan bantuan siraman umpan hidup dan siraman air. Matakail tidak diberi umpan tapi diberi kertas timah (rokok) cara memancingnya hanya menggaet ikan yang sedang dichumming. Biasanya pemancing duduk berkelompok deret di buritan kapal. Mancing ini biasanya dilakukan untuk mancing ikan cakalang, tuna kecil, tongkol.
Big Game Fishing Tournament = Turnamen ikan-ikan besar, dilakukan di laut dalam dan biasanya ikan utama yang menjadi sasaran adalah jenis marlin atau layaran.
Billfish = Jenis ikan berparuh, termasuk marlin hitam, marlin biru, marlin loreng, ikan tondak, dan ikan layaran.
Tackle = Peralatan mancing.
Rod = Joran atau gagang pancing. Bahannya mulai dari yang tradisional seperti dari bambu sampai yang grafit.
Tegeg/Negeg = Joran panjang dan ramping tanpa menggunakan reel. Tegeg ada yang 1 piece atau yang berbentuk antena.
Reel = Ril, alat penggulung, bisa berbentuk spinning, spincast, baitcasting atau trolling.
Drag = Rem pada ril penggulung.
Baitcaster = Perangkat memancing (reel) khusus untuk casting.
Kenur = Benang pancing, bisa berupa monofilamen (senar berserat tunggal) atau Braided (berserat banyak).
Leader = Kenur berkekuatan besar yang disambungkan ke kenur utama, gunanya agar lebih tahan terhadap gigi dan perlawanan ikan. Bahan yang dipakai bisa berbentuk kawat atau monofilamen.
Hook = Mata kail.
Hook Up = Kail menancap di mulut ikan.
Rigging = Rangkaian kail pada umpan.
Jighead = Mata kail yang dilengkapi bandul timah di ujung kepalanya. Matakail ini khusus untuk lure soft plastik dan worm.
Konahead= Umpan tiruan menyerupai cumi-cumi, biasanya dipakai untuk memancing dengan cara menonda (trolling) untuk jenis ikan marlin atau layaran.
Rapala= Sejenis merek umpan tiruan menyerupai ikan. Biasanya digunakan untuk umpan ikan tuna, tenggiri, atau kuwe. Memancing bisa dengan cara trolling, bisa juga dengan cara casting.
Fishing Boat = Kapal mancing.
Outrigger = Tiang penghela yang dipasang di sisi kapal, gunanya untuk merentangkan kenur agar tidak berimpitan.
Wireman = Orang yang memegang tali pandu, bertugas menarik ikan yang sudah naik ke permukaan dan mendekatkan ke pinggir kapal.
Spot = Titik dimana target ikan terlihat atau terdapat.
Fish finder/ Depth sounder = Alat berbentuk monitor untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar dasar laut.
GPS = Ground Positioning System, peralatan elektronik untuk mencari atau menandai koordinat suatu tempat tertentu. Biasa dipakai pemancing untuk mencari tandes ikan atau lokasi yakannya.
Hotspot = Tandes atau lokasi yang biasanya merupakan tempat berkumpulnya ikan, biasanya berbentuk karang menonjol di dasar laut.
Tag = Label yang ditancapkan pada ikan berisi informasi nomor tag dan alamat lembaga resmi yang mengeluarkannya. Setiap nomor tag nantinya akan disertai informasi mengenai keterangan tentang spesies ikan, perkiraan panjang dan berat ikan, tanggal dan tempat ikan terpancing, nama dan alamat pemancing, serta nama kapal dan kaptennya. Informasi ini dikirim ke lembaga yang mengeluarkan tag tersebut. Program tag ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Organisasi yang khusus mengelola informasi labeling ikan berparuh adalah The Billfish Foundation.
Tag & Release = Label lalu Lepas, ikan yang tertangkap hanya diberi label, lalu dilepaskan kembali. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis-jenis ikan berparuh (billfish), walaupun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya pada jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu dari kemusnahan.

iftfishing.com

Rekomendasi Artikel: