Untuk mendukung penerapan e-ticketing (tiket elektronik) pada KRL Jabodetabek, PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) akan menerapkan
tarif progresif. Rencananya, tarif progresif ini diberlakukan mulai Juni 2013 mendatang. Nantinya, setiap penumpang membayar tarif sesuai
jarak yang ditempuh.
"Sistem pembayaran ini akan lebih adil untuk penumpang, karena mereka membayar sesuai jarak yang ditempuh. Jika jarak pendek bayar lebih murah, jika jarak jauh harga tetap," ujar Ignatius Tri Handoyo, Direktur Utama PT KCJ, saat jumpa pers di Gedung JRC, Jl Juanda,
Jakarta Pusat, kemarin (23/5).
Ignatius mengatakan, penentuan besaran tarif pada perjalanan KRL dilakukan berdasarkan jumlah stasiun yang akan dituju oleh pengguna
jasa KRL commuter line. Mekanisme pembayarannya pun seharga Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 1.000 untuk setiap tiga stasiun
berikutnya.
"Pembayaran melalui mekanisme seperti ini untuk mendukung penerapan e-ticketing pada KRL Jabodetabek. Pada penerapan tarif progresif ini, sebagian besar harga tiket perjalanan KRL commuter line akan mengalami penurunan harga," katanya.
Dijelaskannya, untuk jarak terjauh, tetap diterapkan tarif sesuai dengan penetapan pada tanggal 1 Oktober sebesar Rp 9.000. Adanya
penarifan baru seperti ini, kata Ignatius, diharapkan dapat mewujudkan sistem penarifan yang lebih baik dan adil untuk seluruh pengguna jasa
KRL. Selain itu, untuk mangakomodasi peningkatan penumpang, PT KCJ memiliki program pengadaan 160 unit kereta per tahun. Sejak 2008-2012,
sudah ada unit kereta sebanyak 308 unit.
Ignatius menjelaskan, tahun 2013 ini, rencananya PT KCJ akan mendatangkan 180 unit KRL sehingga jumlahnya akan bertambah menjadi
598 perjalanan dalam sehari, dari sebelumnya 514 perjalanan per hari.
"Untuk menyukseskan sistem baru ini, PT KCJ dan PT KAI mengharapkan dukungan masyarakat supaya sistem e-ticketing bisa berjalan lancar,"
tuturnya.
Lebih lanjut, Ignatius mengungkapkan cara untuk menggunakan tiket elektronik. Yakni, pengguna jasa KRL mendatangi loket tiket dan
mengatakan tujuan kepergiannya kepada petugas loket. Setelah itu, petugas akan menyebutkan harga pembayaran yang harus dibayar oleh
pengguna jasa.
Selanjutnya, kartu akan keluar dari dispenser dan dapat dibawa oleh pengguna jasa. Setelah mendapatkan kartu, pengguna jasa KRL bisa
segera menuju gate in untuk bisa masuk ke peron.
Pengguna jasa memasukkan kartu ke alat gate in dan tunggu sampai lampu di gate in berwarna hijau. Kemudian, kartu dibawa kembali untuk
verifikasi di pintu keluar kereta.
Ketika sampai di stasiun tujuan, pengguna KRL menuju gate out dan memasukkan kartu tersebut ke dalam gate sampai lampu di alat tersebut
menyala berwarna hijau. Pengguna jasa bisa keluar peron, sedangkan kartu tiket tersebut tertelan ke dalam alat di gate.
Pengguna jasa yang terlewat dari stasiun tujuan tidak bisa keluar peron di stasiun selanjutnya. Akan tetapi, pengguna bisa menunggu
kereta selanjutnya supaya bisa kembali ke stasiun tujuan awal.
Menanggapi peningkatakan layananan PT KCJ ini, anggota DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali menyatakan dukungannya. Menurutnya, pelayanan
transportasi massal memang wajib ditingkatkan. Apalagi hal ini ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah. "Ini diharapkan akan
meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum, dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," tandasnya. (wok)