Hunian yang layak tak selalu harus yang menghabiskan banyak biaya. Terbukti dengan sedikit utak atik di sana sini Anda bisa melakukan beberapa penghematan tanpa harus mengurangi kenyamanan dan keamanan sebagai penghuninya kelak.
Menurut arsitek berpengalaman Teky Widjaja Kodiasdianata, S. T. , kita bisa mencoba memanfaatkan bahan asli dan melakukan penggantian materi dinding dengan unsur interior yang lebih terjangkau, dan sering bahkan lebih artsitik jika kita mau sedikit berkreasi.
Tentang bagaimana menekan biaya pembangunan sebuah hunian, Teky menyarankan untuk mencoba 3 langkah yang simpel tapi mungkin tidak terpikirkan bagi banyak orang.
Cara 1: Biarkan apa adanya Mungkin sebagian dari Anda kurang menyetujui cara ini, tetapi dengan membiarkan bahan / material bangunan yang asli tetap terlihat akan membuat biaya pembangunan menjadi lebih rendah. Konsekuensinya hunian Anda mungkin terlihat seperti bangunan yang belum selesai dikerjakan bagi mereka yang awam atau lebih terbiasa melihat dinding yang disemen dan dicat. Akan tetapi bila ditinjau dari sudut seni, materi asli bangunan justru bisa menambah nilai seni rumah. Dan jika Anda adalah seseorang yang selalu ingin lain dari yang lain, ini akan mencerminkan kepribadian Anda dengan lebih baik. Buatlah agar penataan atau tampilan batako atau batu bata lebih indah.
Cara 2: Cari materi pengganti Cara berikutnya yang bisa dilakukan untuk menekan biaya yakni melakukan penggantian unsur bangunan misalnya pengisi railing yang bisa Anda ganti dengan kabel baja yang dirangkai bersusun lima. Menurut Teky, langkah ini bisa lumayan menghemat, dan Anda juga dapat memilih railing dari baja tahan karat agar tampilan tangga menjadi lebih menawan.
Cara 3: Ganti dinding dalam Di samping kedua cara tadi, Teky juga merekomendasikan penggantian dinding sebagai sekat ruangan permanen dengan bahan-bahan lain yang bersifat semi-permanen seperti kabinet atau penyekatan ruangan berbentuk dinding kayu ukiran atau lukisan yang bisa digeser dan dipindahkan sesuai keinginan. Tak hanya ini bisa menghemat biaya dan memberi kesan lebih lapang bagi mata, tetapi juga menjadi alternatif bagi Anda yang sangat cepat bosan dengan penataan dan interior rumah.
Selanjutnya Teky mencontohkan bagaimana ketiganya diterapkan dalam proses pengerjaan sebuah rumah di kawasan Cengkareng, Jakarta, yang ia anggap tetap strategis tetapi tidak memiliki tingkat kemacetan yang parah.
Luas tanah hanya 180 meter persegi dan terletak di area sudut. Lulusan Sipil Universitas Parahyangan ini menyiasati lahannya dengan memperbanyak bukaan, void dan mengolah ruang secara vertikal. "Rumah ini menjadi bertingkat, namun tetap dengan harga yang relatif murah. Saya menghabiskan sekitar Rp400juta untuk konstruksinya," ujar Teki.
Wow, dengan harga itu, kira-kira rumah dibangun dengan biaya 2,6juta per meter, dan memiliki kualitas yang prima. "Saya sengaja mengutamakan kamar tidur, dan untuk ruang lain saya usahakan harganya bisa ditekan. Caranya dengan memilih material yang lebih murah dan mencari alternatif bahan lain yang bisa menekan biaya," ujar ayah beranak satu ini.
Rekomendasi Artikel: