Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Nokia menjadi BB+ dari sebelumnya BBB-. Peringkat tersebut masuk kategori junk dan satu tingkat di bawah investment grade.
Lembaga tersebut juga memberikan outlook negatif kepada perusahaan asal Finlandia itu. Dengan adanya outlook ini, maka peringkat Nokia masih berpotensi untuk diturunkan kembali.
Pemicunya adalah laporan keuangan triwulan I-2012 Nokia yang mengecewakan. Meski berhasil menjual 2 juta ponsel pintar Lumia, namun pemasukan perusahaan tetap memble karena kompetisi yang ketat di industri ponsel pintar.
Perusahaan tidak mampu bersaing dengan Apple juga beberapa perusahaan lain yang sudah bekerja sama dengan Google dalam memproduksi ponsel pintar berbasis Android.
Seperti dikutip dari CNN, Rabu (25/4/2012), Fitch menegaskan alasan lain diturunkanya peringkat Nokia adalah gara-gara buruknya perangkat inti produk serta divisi layanannya. Nokia juga diprediksi akan mengalami kinerja yang lebih buruk dalam beberapa triwulan ke depan.
Nokia menyatakan perusahaannya saat ini sedang masuk masa transisi dan butuh waktu untuk kembali bangkit. Pernyataan tersebut dilontarkan hampir setahun lalu, saat Stephen Elop ditunjuk menjadi CEO baru.
Elop mengaku akan meninggalkan sistem operasi mereka yang lama dan berniat menggandeng Microsoft untuk menyediakan perangkat lunak dalam setiap ponsel mereka, yaitu Lumia. Lumia sudah dipasarkan di Eropa, AS dan tak terkecuali Indonesia.