Gombalin Cewek dengan Nahwu

Saat itu, aku isim mufrod, tunggal sendiri saja
seperti kalimat huruf, sendiri tak bermakna
seperti fi’il laazim, mencinta tak ada yang dicinta
tak mau terpuruk dan terdiam, aku harus jadi mubtada’, memulai sesuatu.
menjadi seorang fa’il, yang berawal dari fi’il.
tapi aku seperti fi’il mudhoori’ alladzii lam yattashil biaakhirihii syaiun
mencari sesuatu, tapi tak bertemu sesuatupun di akhir.

Bertemu denganmu adalah khobar muqoddam, sebuah kabar yang tak disangka.
Aku pun jadi mubtada’ muakkhor, perintis yang kesiangan.

Aku mulai dengan sebuah kalam, dari susunan beberapa lafadz
yang mufid, terkhusus untuk dirimu dengan penuh mak’na.

Dari sini semua bermula
Aku dan kamu, bagaikan idhofah
aku mudhof, kamu mudhof ilaih.
Tak bisa dipisahkan.

Cintaku padamu, beri’rob rofa’. Tinggi
Bertanda dhummah. Bersatu
Cinta kita bersatu, mencapai derajat yang tinggi.

Saat mengejar cintamu, aku cuma isim beri’rob nashob. Susah payah
yang bertanda fathah. Terbuka
Hanya dengan bersusah payah maka jalan itu kan terbuka.

Setelah mendapatkan cintamu, tak mau aku seperti isim yang kofdh. Hina dan rendah
Bertanda Kasroh. Terpecah belah
Jika kita berpecah belah tak bersatu, rendahlah derajat cinta kita.

Karenanya, kan kujaga cinta kita, layaknya isim yang beri’rob jazm. Penuh kepastian
Bertanda dengan sukun. Ketenangan.
Kan kita gapai cinta yang penuh damai
saat semua terikat dengan kepastian tanpa ragu-ragu

Rekomendasi Artikel: