Hukum Mempercayai Feng Shui

Problema yang sedang dihadapi umat Islam di zaman reformasi yang gaungnya masih menggema sampai saat ini adalah bagaimana mengajak dan menyelamatkan masyarakat muslim khususnya di negeri tercinta ini untuk memahami dan menyikapi dengan bijaksana arus budaya beserta konsep-konsepnya yang berasal dari luar Islam yang masuk ke sendi-sendi kehidupan masayakat tanpa terbendungkan dan tersaringkan dengan pemahaman yang jelas dan benar. Salah satunya dalam bidang interior dan arsitektur yakni Feng Shui.

Kepercayaan-kepercayaan seperti Feng Shui yang cenderung menggiring ummat Islam kepada kesyirikan sering dipercaya dan diterapkan masyarakat muslim kita dalam perencanaan rumahnya atau penataan interior rumah dan tempat usahanya. Padahal perlu dipahami dan dipilah-pilah dulu maksud dan tujuannya, baru setelah itu diambil dan dimanfaatkan. Yang tidak sesuai dengan Islam ditinggalkan dan yang diperbolehkan silahkan memakainya.

Salah satu contohnya pada Feng Shui ini atau sering juga disebut Hong Shui yang mulai marak di negeri ini di awal tahun 1997 / 1998. Saat itu dalam ilmu Feng Shui, tahun 1998 merupakan tahun macan. Menurut para ahli mereka, tahun macan adalah tahun keras yang siap mencengkeram manusia. Untuk itu diperlukan usaha meredamnya. Salah satu cara adalah dengan memajang tanaman bambu emerald alias dracaena sanderiana yang mereka sebut bambu rezeki atau lucky bamboo di tiap rumah, kantor dan tempat usaha. Dan untuk mendatangkan keselamatan dan keberuntungan maka digunakanlah tanaman pachira yang diletakkan di tiap sudut ruangan.

Masyarakat keturunan China yang mempercayai khonghucu sangat mempercayai hal ini dan tak ayal lagi di awal tahun 1998 membuat permintaan akan tanaman tersebut melonjak drastis. Yang celakanya, masyarakat muslim kita, termasuk pengusahanya ikut-ikutan latah dengan turut mempercayai dan memajangnya. Hal ini tentu sangat menyedihkan sekali. Apalagi ditambah musibah dengan krisis moneter kala itu yang melanda negeri ini yang terjadi di akhir tahun 1997. Ini semakin memperparah kecemasan mereka terhadap harta duniawiyah yang mereka usahakan, sehingga keimanan mereka terkikis dan terjatuh kepada kesyirikan dan hampir melupakan Allah azzawajalla sebagai satu-satunya pemberi rezki tempat meminta.

Tidak sepatutnyalah kita sebagai muslim berbuat demikian. Hal-hal seperti ini harus diluruskan karena hal tersebut bertentangan dengan Islam. Bila kepercayaan tersebut kita yakini dengan keyakinan yang kuat, maka hukumnya bisa jatuh kepada syirik. Dan dosa syirik bisa mengeluarkan orang dari Islam. Pelaku kesyirikan akan berstatus sebagai seorang musryik, walaupun dia tetap melakukan sholat, puasa dan ibadah-ibadah lainnya, namun di mata Allah Subhanahuwata'ala dia bukanlah seorang muslim lagi dan tertolak seluruh amalan yang dia lakukan. Mari kita berlindung kepada Allah azzawajalla dari perbuatan syirik.

Allah berfirman dalam Surat An-Nisaa':

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا.
النساء: 48 -

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain daripada (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".
(an-Nisaa’: 48)

أَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ.
رواه أحمد وصححه الألباني في صحيح الترغيب 1/19 -

"Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang kami ketahui dan kami meminta ampun kepada-Mu dari apa yang kami tidak ketahui."
(HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih at-Targhib, 1/19)

Ingat, tanaman bambu emerald alias bambu rezeki tidak bisa menghambat ataupun mendatangkan keberuntungan dan rezeki. Bambu emerald adalah sejenis bambu yang diberi nama emerald. Dia adalah bambu dan hanyalah bambu, salah satu jenis tanaman dari sekian ribu jenis tanaman lainnya. Dia bisa di tempatkan di mana saja di setiap jengkal rumah kita dimana menurut kita cantik untuk ditempatkan. Bila kita tidak menginginkannya, dia bisa dibuang atau Anda berikan kepada tetangga. Tidak ada keistimewaan apa-apa padanya. Apalagi bisa mendatangkan rezeki.

Begitu juga tanaman pachira. Dia tidak bisa mendatangkan keselamatan dan keberuntungan. Dia hanyalah sebuah tanaman dari sekian jenis tanaman ciptaan Allah subhanahuwata'ala yang ada. Kepercayaan dengan menempatkannya di tiap sudut rumah bisa mendatangkan keberuntungan dan rezeki sangat mustahil untuk dipercayai. Terutama bagi muslim dan orang-orang yang memiliki akal. Bagaimana dia bisa mendatangkan rezeki bagi manusia, memberi rezeki dan keberuntungan kepada dirinya sendiri saja dia tidak mampu. Tidak percaya? coba tanaman tersebut tidak Anda pupuk dan sirami air selama beberapa minggu. Apakah dia bisa mendatangkan rezeki bagi dirinya?

Sebagai seorang muslim, kita wajib percaya bahwa hanya Allah subhanahuwat'ala satu-satunya saja sang pemberi rezeki, mendatangkan keselamatan dan keberuntungan. Tidak yang lain. Bukan bambu emerald. Bukan tanaman pachira. Bukan yang lainnya. Bila kita ingin limpahan rezeki dan keselamatan, angkat tangan, menghadap kiblat dan berdo'a kepadaNya. Ber'doalah di waktu-waktu yang makbul untuk berdo'a seperti di waktu antara azan dan ikhomah, di waktu sujud dan ruku' di dalam sholat, disaat melaksanakan puasa wajib ataupun sunnah dan di waktu sepertiga malam terakhir. Dan setelah berdo'a, jangan lupa ikhtiar / berusaha dan tawakkal kepada-Nya. InsyaAllah, Allah azzawajalla akan mengabulkan permintaan kita karena di salah satu hadits Nabi Shalallahu'alaihi wasallam diriwayatkan bahwa Allah subhanahuwata'ala merasa malu untuk tidak mengabulkan do'a hambanya yang meminta dan mengangkat tangan kepada-Nya.

Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda. "Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (berdo'a) namun Ia kembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa (tidak dikabulkan)".
[Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Doa 2/78 No. 1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/68. Musnad Ahmad 5/438. Dishahihkan Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud].

Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti memerintahkan kepada para rasul, Allah berfirman. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah". [Al-Baqarah : 172]. Dan firman Allah : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Mukminuun : 51]. Kemudian beliau Nabi shalallahu'alaihi wasalllam menyebutkan bahwa ada seseorang yang lusuh mengangkat kedua tangannya ke arah langit seraya berdoa: 'Ya Rabi, ya Rabbi... tetapi makanan yang dimakannya berasal dari yang haram, minuman yang diminumnya berasal dari yang haram dan pakaian yang dipakainya berasal dari yang haram serta darah dagingnya tumbuh dari hasil yang haram, bagaimana doanya bisa dikabulkan...?"
[Shahih Muslim, kitab Zakat 3/85-86] *** ( Bersambung ke bag. 2 )

Add comment



Refresh

Go to top