a. Konsep Biaya
Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian, dan beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau dari sudut biaya, ada beberapa defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
Sehingga, dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata terdapat 4 unsur pokok, yaitu :
- Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
- Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
- Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
- Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
b. Jenis – jenis Biaya
Untuk keperluan analisis, biaya dapat dikelompokkan menurut beberapa kriteria (Maidin,2003) yaitu :
b.1. Pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi
Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan
Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh pasien. Dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani
Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin. Oleh sebab itu VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam praktek sering kali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah suatu biaya termasuk FC atau VC. Contoh dalam menentukan gaji pegawai misalnya, apakah gaji pegawai dimasukan dalam FC atau VC. Gaji pegawai kadang–kadang tidak dipengaruhi oleh besarnya output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam praktek misalnya, penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji pegawai terutama pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan dan penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output.
Disebuah poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah tertentu perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan berubah seiring dengan bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan gaji pegawai sebagai semi variable cost (SVC).
|
Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost yang dalam persamaan sbb :
b.2. Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya
Pusat biaya produksi : tanah dan bangunan rawat jalan, rawat inap, apotik, poliklinik
Pusat biaya penunjang : Tanah dan bangunan bagian administrasi, keuangan, dapur, binatu
Ambulance dan kendaraan dinas
Seluruh peralatan medis yang dipergunakan di masing-masing unit pelayanan seperti rawat inap, rawat jalan, kamar tindakan, dan laboratorium
Semua peralatan rumah tangga yang digunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan seperti : meja, kursi, AC, mesin tik, mesin cuci, almari, pengangkut pasien, dll
Di beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang ditentukan adalah Rp. 100.000,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp. 100.000,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum penggunaannya dapat lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional)
Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan).
Nilai barang investasi dalam analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang) masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut, (3) laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut
1.1 Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai penyusutan barang investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut sebagai biaya penyusutan.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menghitung penyusutan yaitu (1) metode garis lurus (straight line), (2) metode saldo menurun (declining balance), (3) jumlah angka–angka tahun (sum of the years digit) (4) metode unit produksi (unit of production).
Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah historis yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun anggaran, maka untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun, sehingga biaya investasi itu dapat digabung dengan biaya operasional.
Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi (Annualized Investment Cost = AIC).
|
Besarnya nilai tahunan dari biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan masa hidup suatu barang investasi. Untuk menghitung nilai tahunan investasi tersebut dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
AIC = Annualized Investment Cost
IIC = Initial Investment Cost
i = Laju Inflasi
t = Lama Pakai
L = Perkiraan masa hidup (umur ekonomis) barang investasi yang bersangkutan
Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu Biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang. Karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost)
Contoh biaya operasional :
Biaya item (c) sampai item (f) dikenal dengan sebutan overhead atau biaya umum
Contoh : Biaya Pemeliharaan
Biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan kendaraan.
|
b.3. Pembagian biaya berdasarkan fungsi atau aktifitas sumber biaya
Contoh : gaji perawat
biaya obat-obatan
biaya peralatan medis
Contoh : gaji bagian administrasi
gaji direktur
biaya ATK, TU
biaya peralatan non medis
|
Total Cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost, yang dirumuskan sebagai berikut :
b.4. Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satun produk (misalnya satu jenis pelayanan). Unit cost diperoleh dari TC dibagi jumlah produk (Quantity =Q) atau dalam persamaan :
UC = TC/Q
Dengan demikian, dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan dengan biaya rata-rata (average cost). Dengan melihat rumus biaya satuan ( UC = TC/Q ) tersebut, maka jelas tinggi rendahnya unit cost suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya pelayanan. Perhitungan unit cost dengan menggunakan rumus diatas, banyak dipengaruhi oleh tingkat utilitas. Makin tinggi utilitas (dengan demikian makin besar jumlah output) akan semakin kecil unit cost pelayanan. Perhitungan unit cost yang didasarkan atas pengeluaran nyata terhadap produk atau pelayanan ( UC = TC/Q ) disebut biaya UC Aktual. Disamping UC aktual, juga ada UC normative yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu jenis pelayanan kesehatan menurut standar baku atau menurut kapasitas yang tersedia. Besarnya UC normative ini tidak memperhitungkan apakah pelayanan kesehatan tersebut dipergunakan oleh pasien atau tidak. Rumus UC normative adalah :
|
UC = Unit cost normatif.
FC = Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi.
KAP = Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam setahun
VC = Variabel cost termasuk di dalamnya biaya obat / bahan medis, bahan habis pakai
Q = Jumlah output pusat biaya tersebut dalam setahun
Dalam perhitungan penetapan tarif, untuk menghitung unit cost dapat terdiri dari beberapa macam yaitu :
Bagi sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah (puskesmas dan rumah sakit), biaya investasi dan gaji pegawai negeri sipil telah di subsidi, sehingga idealnya untuk menentukan UC, perhitungan TC tanpa FC dan biaya investasi serta biaya gaji pegawai negeri