Artikel Ilmiah

Konsep Tentang Jalur Kritis


Suatu kegiatan lebih-lebih kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya, setelah menentukan perkiraan jalur kritis dalam jaringan yang merupakan rangkaian dari sejumlah kegiatan mulai awal hingga akhir.

Yamit (2000: 301) menyatakan "Jalur Kritis adalah jalur yang memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal hingga peristiwa yang terakhir”.

.

Reksohadiprodjo (1995: 128) menyatakan “waktu longgar adalah jumlah waktu kegiatan tertentu dapat ditunda, tanpa menunda keseluruhan proyek. Bila waktu longgar nol maka kegiatan yang berada disepanjang jalur waktu longgar nol tersebut adalah kegiatan kritis dan jalurnya disebut jalur kritis, dengan demikian jalur kritis ini mengindentifikasikan kegiatan yang kritis agar dapat dilakukan usaha-usaha untuk meniadakannya sehingga proyek tidak tertunda”.

Ahyari (1986: 461) menyatakan:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan jalur kritis:

  1. Penundaan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagian dari jalur kritis (diluar jalur kritis) akan menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan.
  2. Penyelesaian proyek secara keseluruhan akan dapat dipercepat apabila pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagian dari jalur kritis dapat dipercepat penyelesaiannya. Dengan catatan pekerjaan-pekerjaan dipercepat masih merupakan bagian dari jalur kritis. Apabila dengan dipercepatnya pekerjaan yang menjadi bagian dari jalur, kemudian tidak jadi menjadi bagian dari jalur kritis, maka percepatan penyelesaian pekerjaan tersebut tidak sepenuhnya menjadi percepatan penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.
  3. Kelonggaran waktu (slack) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak berada pada jalur kritis. Hal memungkinkan untuk diadakan realokasi tenaga kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagian dari jalur kritis.

Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk penyelesaian jalur kritis adalah sama dengan waktu untuk menyelesaikan proyek secara keseluruhan.

Menurut Yamit (2000: 301) “Kegunaan jalur kritis adalah untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan, atau disebut juga kegiatan kritis. Apabila kegiatan keterlambatan proyek maka akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan meskipun kegiatan lain tidak mengalami keterlambatan”.

Kegiatan kritis memiliki SPC = SPL, baik untuk peristiwa awal maupun akhir dari kegiatan yang bersangkutan. SPC adalah saat paling cepat dimana kegiatan berada diantara dua peristiwa dan bila ada beberapa peristiwa maka dipilih waktu yang paling besar. Sedangkan SPL adalah saat paling lambat untuk menyelesaikan kegiatan dan bila terdapat beberapa kegiatan maka dipilih waktu yang paling kecil. Bila suatu peristiwa memilih SPC = SPL maka peristiwa tersebut dikatakan peristiwa kritis.

Menurut Ahyari (1986: 456) :

Dalam menyusun diagram network suatu proyek diperlukan data sebagai berikut :

  1. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek tersebut secara keseluruhan.
  2. Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan.
  3. Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
  4. Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan.

Untuk membuat jalur kritis maka diperlukan prosedur yang harus dilakukan.

Lock dalam Kramadibrata (1999: 234) menyatakan :

Prosedur yang paling biasa digunakan orang untuk menentukan jalur kritis adalah :

  1. Skemanya dihitung terus dari awal sampai akhir dan kemudian dari akhir sampai permulaan.
  2. Selisih antara saat permulaan yang paling dini dan saat permulaan yang paling akhir dan disebut kelonggaran.
  3. Dititik dimana kelonggaran itu bernilai nol maka disitulah terletak jalur kritis.

Dengan diketahuinya prosedur jalur kritis dari setiap proyek maka manajemen dapat menentukan dengan cepat dan tepat terutama dalam perkiraan penyelesaian proyek.