Jenis Strategi Menghadapi Masalah (SMM)
Banyak ahli membahas dan mengelompokkan SMM. Pestonjee (dalam Patnani, 1999) menyatakan bahwa banyak pengelompokan terha dap SMM, tetapi yang paling sering digunakan adalah pengelompokan respon SMM menjadi dua, yaitu: (1) approach (pendekatan), yaitu usaha invidu secara aktif menghadapi masalah dan menyelesaikannya sehingga tidak lagi menekan individu, (2) avoidance (pengh indaran), yaitu usaha individu untuk mengurangi tegangan dengan menghindar dari masalah.
Lazarus & Folkman (dalam Folkman, 1984) membagi strategi tersebut menjadi dua macam fungsi, yaitu SMM yang berorientasi pada masalah/SMM -M, yang berorientasi pada menghadapi dan usaha mencari penyelesaian terhadap situasi dan strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada emosi/SMM -E, yang berfokus tidak pada peristiwa yang terjadi, tetapi pada usaha untuk mengatasi tingkat stres emosi individu. Berikut ini diuraikan jenis dan beberapa bentuk dari masing- masing fungsi dalam SMM.
2.1. Strategi Menghadapi Masalah yang Berorientasi pada Masalah
(SMM-M)
Strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada masalah terpusat untuk mengurangi stresor. Individu mengatasi masalah dengan mempelajari cara keterampilan- keterampilan baru dan individu cenderung menggunakan strategi bila dirinya yakin dapat mengubah situasi, biasanya dilakukan oleh orang dewasa.
Jadi SMM-M ditujukan untuk menyelesaikan masalah/melakukan sesuatu untuk mengubah sumber tekanan dengan tindakan langsung (Essau & Trommdorff,
1996).
Menurut Coyne & Lazarus (1981) pengertian strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada masalah adalah individu menghadapi secara langsung masalah yang menjadi penyebab timbulnya stres, apakah dengan mengubah perilaku, mengelola masalah individu atau dengan mengubah kondisi lingkungan.
Aldwin & Revenson (1987) mengemukakan secara lebih luas bahwa aspek strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada masalah (SMM-M) adalah:
1. Kehati- hatian (cautiouness). Pengertian dari kehati-hatian adalah ketika
individu mengalami masalah, maka individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi, bersikap hati- hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan.
2. Tindakan instrumental ( instrumental action ). Individu mengambil tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun rencana serta langkah apapun yang diperlukan. Meliputi usaha -usaha langsung individu menemukan solusi masalahnya, misal dengan menyusun suatu rencana dan kemudian melaksanakan langkah- langkah yang telah direncanakan itu.
3. Negosiasi (Negotiation). Individu melakukan usaha- usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau yang menjadi penyebab masalah yang
sedang dihadapinya untuk ikut serta memikirkan atau menyelesaikan masalah. Negosiasi merupakan salah satu taktik dalam SMM-M yang diarahkan langsung pada orang lain yang menjadi penyebab masalah. Individu mencoba mengadakan kompromi/mengubah pikiran orang lain demi mendapatkan hal yang positif dari situasi problematik tersebut.
Carver & Scheier (1989) mengemukakan aspek-aspek SMM yang digunakan oleh individu yang termasuk dalam SMM - M adalah:
1. Perilaku aktif (active coping), merupakan proses pengambilan langkah- langkah aktif untuk mencoba memindahkan/menghindari tekanan/memperbaiki dampaknya. Cara ini melibatkan pengambilan tindakan langsung, peningkatan upaya individu dan mencoba untuk melaksanakan SMM yang bijak.
2. Perencanaan (planning), adalah memikirkan bagaimana mengatasi tekanan. Perencanaan melibatkan strategi-strategi tindakan, memikirkan tindakan yang diambil dan menentukan cara penanganan terbaik untuk memecahkan masalah.
3. Penyempitan dalam wilayah bidang fenomena individu (Suppresion of
competing). Individu dapat menahan diri untuk tidak terlibat dalam aktivitas -aktivitas kompetetif atau menahan alur informasi yang bersifat kompetetitif agar bisa berkonsentrasi penuh pada tantangan/ancaman yang dihadapi.
4. Pengekangan diri ( restraint coping ), merupakan suatu respon yang bersifat menahan diri yang dianggap bermanfaat dan diperlukan untuk mengatasi tekanan.
5. Mencari dukungan sosial (seeking social support for instrumental reasons), adalah upaya untuk mencari dukungan sosial, seperti mencari nasihat, informasi, dan bimbingan
6. Mencari dukungan sosial secara emosioanal (seeking social support for emotional reasons), merupakan upaya untuk mencari dukungan sosial seperti, mendapat dukungan moral, simpati/pengertian.
2.2. Strategi Menghadapi Masalah yang Berorientasi pada Emosi
(SMM -E)
Strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada emosi (SMM- E) digunakan untuk mengurangi respon-respon emosional pada stres dengan mengubah pikiran atau perasaan individu terhadap sumber stres tersebut. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang SMM-E ditujukan untuk mengurangi atau mengatasi tekanan emosional yang berkaitan dengan situasi yang terjadi. Cara ini lebih cenderung muncul pada saat individu merasa bahwa tekanan dipandang sebagai sesuatu yang harus dijalani (Coyne & Lazarus, 1981).
Aspek-aspek dalam SMM- E menurut Aldwin & Revenson (1987) terdiri dari:
1. Pelarian diri da ri masalah (Escapism). Individu berusaha menghindari masalah dengan makan, tidur, merokok berlebihan, atau mengandaikan dirinya berada pada situasi lain yang menyenangkan.
2. Pengurangan beban masalah (Minimization), meliputi usaha SMM yang disadari untuk tidak memikirkan masalah/bersikap seolah- olah tidak ada sesuatu yang terjadi.
3. Menyalahkan diri (self blame ), merupakan bentuk SMM yang lebih diarahkan kedalam daripada berusaha untuk keluar dari masalah.
4. Pencarian makna (seeking meaning ), merupakan usaha penc arian makna kegagalan yang dialami dan mencoba untuk menemukan jawaban dari masalah dengan melihat segi-segi penting dalam kehidupan.
Sementara menurut Carver & Scheier (1989) aspek yang termasuk
dalam SMM-E adalah sebagai berikut:
1. Berpikir positif dan pertumbuhan (positive reinterpretation and growth), adalah penanggulangan masalah yang ditujukan untuk mengatasi tekanan emosi daripada dengan tekanan itu sendiri.
2. Penerimaan (acceptance), merupakan sebuah respon SMM secara
fungsional, dengan dugaan bahwa individu yang menerima kenyataan yang penuh tekanan dipandang sebagai individu yang berupaya untuk menghadapi situasi yang terjadi. Penerimaan menggambarkan sikap menerima suatu tekanan sebagai suatu kenyataan dan sikap menerima karena belum ada strategi aktif SMM dapat diterapkan.
3. Kembali pada agama (turning to religion), merupakan upaya yang dilakukan individu untuk kembali pada agama, ketika berada pada tekanan untuk berbagai macam alasan: agama dapat berperan sebagai
sumber dukungan moral, sarana untuk memperkuat sikap berpikir yang positif, sebagai SMM aktif terhadap tekanan.
4. Berfokus pada pengekspresian perasaannya (focus on and venting
emotion), merupakan upaya yang dilakukan individu dengan cara mengekspresikan perasaannya.
5. Penyangkalan (denial), merupa kan respon SMM individu dengan menolak/menyangkal suatu realita.
6. Penyimpangan perilaku (behavioral disengagement), adalah kecenderungan untuk menurunkan upaya dalam mengatasi tekanan, bahkan menyerah/menghentikan upaya untuk mencapai tujuan. Penyimpangan perilaku disebut juga ketidakberdayaan (helplessness). Paling banyak terjadi pada saat individu tidak mengharapkan hasil yang tidak terlalu baik.
7. Penyimpangan mental (mental disengagement), yang terjadi melalui suatu variasi aktivitas yang luas yang memungkinkan terhalangnya individu untuk berfikir tentang dimensi perilaku dan tujuan. Menggunakan aktivitas alternatif untuk melupakan permasalah, seperti melamun, tidur/menenggelamkan diri dengan menonton TV.
8. Penyimpangan dalam penggunaan alkohol (alcohol-drug disengagement), merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/minum- minuman keras.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jenis strategi menghadapi masalah adalah strategi menghadapi masalah yang berpusat pada masalah (SMM-M) dan strategi menghadapi masalah yang berpusat pada
emosi (SMM-E).