Tujuan Terapi Kelompok
Menurut Yalom (1975) seperti tertuang dalam petunjuk teknis terapi kelompok pasien mental di Rumah Sakit Jiwa yang dikeluarkan Direktorat
Kesehatan Jiwa (1988), terapi kelompok mempunyai tujuan terapeutik maupun rehabilitatif.
a. Tujuan terapeutik terapi kelompok antara lain :
1) Umum
a) Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing).
Dengan berkomunikasi satu sama lain, mendapatkan umpan balik serta tanggapan dari pihak lain, maka pasien akan mendapatkan pemahaman dan cara membedakan tentang apa yang benar nyata dan apa yang hanya merupakan khayalannya.
b) Membentuk sosialisasi, terapi kelompok memberikan kesempatan kepada pasien untuk berkumpul dengan orang lain, berkomunikasi, saling memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap perasaan orang lain.
c) Meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive. Setiap orang mempunyai mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa sakit karena merasa dirinya tidak berharga atau ditolak. Cara tersebut berlainan untuk setiap orang, sehingga dengan mengamati perilaku orang lain serta mendapatkan umpan balik tentang perilakunya dari orang lain, maka ia akan dapat memahami bahwa ada perilaku dirinya dalam berhubungan dengan orang lain yang belum matang dan perlu diperbaiki.
d) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis, misalnya kognitif dan afektif. Fungsi kognitif yaitu kemampuan manusia untuk berfikir sedangkan fungsi afektif merupakan kemampuan manusia untuk merasakan bermacam-macam perasaan sesuai dengan situasi yang tepat. Orang yang terganggu jiwanya akan menggunakan pikiran secara tidak logis dan daya asosiasi atau kemampuan menghubung-hubungkan suatu hal dengan hal lain terganggu, atau kadang-kadang lamban dalam arus pikirannya. Dengan adanya anggapan dari teman-teman dalam kelompok maka ia terlatih untuk mendengar, menyerap dan mencernakan suatu informasi dan memberi tanggapan serta kemudian mendapatkan umpan balik atas apa yang dikemukakannya. Dengan demikian ia terlatih menggunakan pikirannya dengan betul.
Demikian pula dalam fungsi kemampuan merasakan yang terganggu misalnya perasaan yang beku, atau tidak dapat bereaksi dengan tepat terhadap situasi yang meminta bekerjanya perasaan, misalnya seseorang yang tidak bisa marah, atau tidak bisa menangis ketika sedih, atau tidak bisa tertawa ketika gembira. Dengan keberadaan seseorang dalam kelompok yang akan bisa menciptakan suasana yang merangsang bermacam-macam perasaan, misalnya adanya cerita yang sedih, pernyataan yang gembira, hal-hal yang lucu menimbulkan tertawa, hal-hal yang membuat marah, semua itu
akan merangsang dan melatih berfungsinya kembali bermacam- macam perasaan sesuai dengan situasinya yang tepat.
2) Khusus
a) Identifikasi diri
Setiap orang mempunyai identifikasi diri yaitu pengenalan tentang siapa dirinya, peranan dirinya di dalam lingkungannya. Melalui terapi kelompok maka identifikasi diri dapat ditingkatkan.
b) Penyaluran emosi
Penyaluran emosi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan mental seseorang. Suatu kelompok yang tidak terlalu besar dan kompak akan memberikan kesempatan bagi anggota-anggotanya untuk menyalurkan emosinya dan untuk didengar serta dimengerti oleh anggota-anggota kelompok lainnya.
c) Meningkatkan ketrampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari -hari.
Terapi kelompok memberi kesempatan kepada para anggotanya untuk saling berkomunikasi sehingga ketrampilan hubungan sosial para anggotanya diharapkan dapat meningkat.
b. Tujuan Rehabilitatif.
Pasien-pasien rehabilitasi ialah mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu dipersiapkan fungsi-fungsi dan kemampuannya untuk persiapan hidup mandiri dan hidup sosial di tengah-tengah masyarakat. Dalam segi rehabilitatif maka terapi kelompok meningkatkan
kemampuan ekspresi diri, ketrampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan juga meningkatkan pengetahuan tentang problema - problema kehidupan dan pemecahannya.