Artikel Ilmiah

Tujuan pendidikan agama islam


Tujuan pendidikan agama islam

Sesuai dengan tujuan pedoman khusus PAI (Depdiknas 2002) yang di kutip mulyana, bahwa pada intinya tujuan pendidikan agama islam adalah membentuk peserta didik agar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Rohman mulyana, 2004:198). Proses menuju terwujutnya manusia yang beriman dan bertaqwa merupakan tujuan pokok yang paling penting dalam ajaran islam itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan usaha yang mantap dan sempurna dalam upnya pengembangannya. Pengembangan iman dan taqwa dapat dilakukan melalui pendidikan dengan menawarkan dan mengembangkan kembali konsep tauhid Uluhiyah, Rububiyah, Mmulkiyahdan Rahmaniyah sebagai landasan filsafat pendidikannya.(Muhaimin, 2003: 158).

.

Pendidikan agama islam sebagai wahana dan media dalam mengusahakan terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa memang menjadi sesuatu yang urgensi dalam kehidupan, sebab aspek-aspek material kehidupan yang ada terasa sia-sia dan tidak bermakna tanpa adanya keseimbangan keimanan yang berisi penghayatan yang sebenar-benarnya. Dengan modal keimanan dan ketaqwaan, islam menghendaki bahwa segala isi alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT mampu memberikan kesejahteraan hidup manusia, baik secara jasmani maupun rohani, tidak saja didunia melalui juga di akhir. Tujuan dan nilai-nilai yang ideal bagi kehidupan manusia tersebut memang telah tercantum dalam ajaran islam, baik dalam Al-Qur’an maupunAl- Hadist, yang merupakan citqaa-cita luhur dan sempurna mendesain manusia menjadi manusia yang benar-benar memiliki ruh islami. Hal tersebut mengantarkan pada pembicaraan menngenai tujuan pendidikan agama islam. Tujuan tersebut sebuah konsep untuk mencapai sebuah akhir dari usaha dan proses pendidikan, dan merupakan perwujutan yang di kehendaki oleh subjek pendidikan, baik siswa, orang tua maupun tenaga pendidik yang sesuai dengan ajaran islam.

Tujuan pendidikan islam pada hakekatnya bernilai pada tujuan hidup manusia itu sendiri, pertama tujuan pendidikan islam bersifat fitrah, yaitu membibing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah kejadianya. Kedua tujuan pendidikan islam merentang dua dimensi, yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Ketiga, tujuan pendidikan islam mengandung nilai-nilai yang bersifat universal.(jalaludin dan Usman , 1999:39). Luasnya aspek kehidupan manusia tersebut dtelah memberikan corak dan warna dalam kehidupan. Pada amoderen yang bernuansa globalisasi saat ini terasa adanya perubahan demi perubahan yang cukup dahsyat , hingga berdampak pada rusaknya akhlak atau budi pekerti. Seperti di katakana Nasr dalam bukunya Ali Maksum, bahwa anusia moderen memperlakukan alam sama dengan pelacur, mereka menikmati dan mengexploitasi kepuasan darinya tanparasa kuwajiban dan tanggung jawab apapun. ( Ali Maksum, 2003:71).

Menghadapi hal tersebut membutuhkan persiapan dan kesiapan yang tangguh dan kokoh bagi tenaga pendidik guna membekali siswa melalui modal-modal pendidikan yang telah terrumus dalam tujuan pendidikan itu sendiri. Apabila peserta didik telah memeiliki modal yang kokoh sesuai dengan tujuan pendidikan, maka mereka akan siap sebagai generasi yang mampu membawamisi Agama islam yang sesuai dengan tujuan pendidikan agama islam yaitu, membentuk kemampuan dan bakat manusia agar mampu menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan yang penuh rahmat dan berkah Allah SWT di seluruh penjuru alam ini (Rohmatallilalamim). (Arifin, 1993:125)

Pendidikan agama islam hendaknya juga mampu memberikan orientasi tujuan kearahan keseimbangan terhadap seorang muslim dalam menghadapi dinamika kehidupan, yaitu mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta peka terhadap perubahan yang terjadi, dengan selalau berpegang teguh pada dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan sebagai pengendali dan kontrol. Karena hasil pendidikan tidak semata mata di orientasikan pada mengajarkan atau mentranformasikan materi-materi pengajaran yang hanya memeiliki ruang lingkup mengetahui dan menghafal saja, namun yang lebih penting adalah, bahwa pendidikan juga harus mampu memberi perlengkapan serta mepersiapkan peserta didik untuk dapat memecahkan permasalahan yang muncul saat ini dan masa yang akan datamg.

Derasnya arus perubahan yang kita rasakan memang cukup mengkhawatirkan, khususnya bagi generasi muda, dan tentunya perubahan-perubahan tersebut akan lebih besar dan berbahaya bagi mereka di saat-saat mendatang apabila satini tidak di rumuskan model pendidikan yang mampu memperkokoh kewaspadaan dan kesiapan peserta didk. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan harus berorientasi kemasa yang akan datang (futuristic), karena sesungguhnya generasi didik masa kini merupakan generasi penerus bangsa yang akan datang. (Jusuf Amir Feisal, 1995:109)

Krisis sprituaal yang makin meningkat sungguh berdampak pada leyapnya nilai-nilai taqorup kepada Allah SWT. Kebanyakan manusia hanya meburu kebahagian dunia saja. Hal inilah yang pada intinya membutuhkan perhatian khusus dari proses tujuan pendidkan Al-Ghozali sendiri menghendaki tujuan pendidikan berinti pada terwujutnya insanpurna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta insane purna yang bertujuan mendapat kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. (Cholil Umam, 1998:15).

Secara ringkas tujuan pendidikan pada pokoknya adalah membina insane paripurna yang taqorrup kepada Allah, bahagia dunia dan akhirat. (Nur Uhbiyari dan Abu Ahmadi, 1996:34). Dalam pembinan moral agar memiliki arah yang tepat maka terdapat ruang lungkup materi pendidikan agama islam yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab manusia dalam mengembangkan amanat Allah dimuka bumi ini menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah SWT, hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, hubungan anatara manusia dengan dirinya sendiri, dam hubungan manusia dengan mahluk Allah yang lainnya dan hubbungan dengan lingkungan. Tercapainya relasi tersebut pada intinya mengarah pada tercapainya tatananhidup yang penuh ketenangan dan kebahagiaan atau dalam konsep Al-Qur’an kehidupan yang Rohmatallilaalamiin. Berdasarkan pada ruang linkup tersebut, selanjutnya dirumuskan materi-materi yang dapat mengarah dan menghasilkan isi sesuai dengan apa yang terdapat pada ruang linkup itu sendiri.sesuai dengan Kurikulum PAI 1994, ruang lingkup materi-materi tersebut menyangkut tujuan unsure pokok, yaitu Al-Qur’an, hadis, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah islam). Namun pada kurikulum tahun 1999 ketujuh unsur pokok tersebut di rangkum menjadi lima unsure yaitu Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih, dan bimbingan ibadah, serta tarikh atau sejarah islam yang menekankan materi yang actual (Muhaimin, 2001:79)

Apabila dikaji secara nyata, maka ajaran islam memang mengandung unsure-unsur pokok seperti pada ruang lingkup mereupakan lingkungan pendidikan agama islam itu sederi yang mana unsure-unsur tersebut merupakan landasan dan pedoman dalam memahami serta menggali pesan-pesan yang terkandung dalam A-quran dan hadist. Untuk memberikan aplikasi mengenai nila-nilai materi ruang lingkup pendidikan agama islam terhadap peserta didik, maka perlu perumusan yang jelas mengenai kemampuan yang hendak di dharapkan. Tentunya terdapat pembedaan mengenai kemampuan yang hendak dicapai dalam setiap jejang pendidikan. sebab pada diri masing-masing peserta didik mengandung kapasitas berfikir yang berbeda-beda pula

Untuk mewujutkan pencapian kompetisi yang baik pada hasil belajar, maka guru memiliki dan tanggung jawab dalam mengoptimalkan usaha pendidikan, tidak saja pada aspek kongnitif namuan meliputi aspek kongnitif, namun meliputi aspek-aspek yang lain yaitu efektif (sikap) maupun psikomotorik (tingkahlaku), sehingga tugas guru bukan sekedar mengajar saja akan tetapi juga membibing dan melatih. Keterpaduan usaha gurutersebut haruslah ada dalam setiap usaha pendidikan, agar nilai pemahaman siswa dapat mengarah pada kesadaran serta terbiasa untuk mengamalkan sesuatu yang didapat dari proses belajar mengajar, sehingga hasil yang hendak di capai benar-benar sesuai dengan harapan dan cita-cita.

Keterpaduan tugas guru pendidikan agama islam tersebut oleh Muhaimin selanjutnya di rumuskan menjadi tujuan hal pokok, yaitu: pertama, meningkatkan keimanan dan ketawakalan kepada Allah SWT yang telah di tanamkan dalam lingkungan keluarga. Kedua, menyalurkan bakat dan minat dalam mendalami bidang agama serta mengembangkan secara optimal, sehingga dapat di manfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain. Ketiga, memperbaiki kesalahan, kekurangan serta kelemahan dalam keyakinan, pemahaman dan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, menangkal dan mencegah pengaruh negatif dan kepercayaan, paham atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan siswa. Kelima, menyesuikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social yang sesuai dengan ajaran islam. Keenam, menjadikan ajaran islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Ketujuan, maupun memahami, menyerap pengetahuan agama islam secara menyeluruh. (Muhaimin, 2001:83).

Ketujuh pokok unsurtersebut memang relefan dengan tugas guru sebagai pendidikan, yang manqa dalam proses pendidikan itu sendiri terkandung usaha pematangan peserta didik, baik jasmani maupun rohani. Sehingga tugas guru bukan semata-mata mencerdakaskan anak, namun yang lebih penting adalah mengarahkan menuju kematangan beragama, demi mewujutkan keimanan dan ketaqwaan yang kokoh bagi peserta didik itu sendiri.