Bahasa
SEMANTIK (Makna Referensial, Nonreferensial dan Konstruksi)
Semantik adalah sebagai alat komunkasi verbal, bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada hubungan wajib sebagai hal yang menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai, yaitu referen dari kata atau leksem tersebut. Dalam hal ini semantik sedikit membahas bagian makna seperti makna yang bersifat referensial, non referensial dan makna konstruksi.
Dalam pengertiannya perbedaan antara makna referensial dan makna nonreferensial yaitu dilihat dari ada tidaknya referen (acuan) dari sebuah kata. Sedangkan mengenai ciri makna konstruksi yaitu adanya pemaknaan dalam konstruksi itu sendiri.
A. Makna Referensial
Makna Referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau memiliki referen (acuan), makna referensial dapat disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan. Dalam makna ini memiliki hubungan dengan konsep mengenai sesuatu yang telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa), Seperti meja dan kursi adalah yang bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ”meja” dan ”kursi”.
Contoh lain yaitu: Orang itu menampar orang
1 2
Pada contoh diatas bahwa orang1 dibedakan maknanya dari orang2 karena orang1 sebagai pelaku (agentif) dan orang2 sebagai pengalam (yang mengalami makna yang diungkapkan verba), hal tersebut menunjukkan makna kategori yang berbeda, tetapi makna referensil mengacu kepada konsep yang sama (orang = manusia).
B. Makna Nonreferensial
Makna nonreferensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referen (acuan). Seperti kata preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya. Dalam hal ini kata preposisi dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas tapi tidak memiliki makna.
Berkenaan dengan bahasan ini ada sejumlah kata yang disebut kata-kata deiktis, yaitu kata yang acuannya tidak menetap pada satu maujud, melainkan dapat berpindah dari maujud yang satu kepada maujud yang lain. Yang termasuk kata-kata deiktis yaitu: dia, saya, kamu, di sini, di sana, di situ, sekarang, besok, nanti, ini, itu.
Contoh lain referen kata di sini dalam ketiga kalimat berikut
(a) Tadi dia duduk di sini
(b) ”Hujan terjadi hampir setiap hari di sini”, kata walikota Bogor.
(c) Di sini, di Indonesia, hal seperti itu sering terjadi.
Pada kalimat (a) kata di sini menunjukan tempat tertentu yang sempit sekali. Mungkin bisa dimaksudkan sebuah bangku, atau hanya pada sepotong tempat dari sebuah bangku. Pada kalimat (b) di sini menunjuk pada sebuah tempat yang lebih luas yaitu kota Bogor. Sedangkan pada kalimat (c) di sini merujuk pada daerah yang meliputi seluruh wilayah Indonesia. Jadi dari ketiga macam contoh diatas referennya tidak sama oleh karena itu disebut makna nonreferensial.
C. Makna Konstruksi
Kontruksi berarti susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata. Makna suatu kata ditentukan oleh kostruksi dalam kalimat atau kelompok kata (Alwi Hasan 2007:590). Makna konstruksi itu terdapat di dalam konstruksinya, misalnya, makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata di dalam bahasa Indonesia. Di samping itu, makna milik dapat diungkapkan melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukan kepunyaan seperti pada contoh berikut:
1. Itu istri saya
2. Wanita itu istri saya
3. Istananya jauh dari sini
4. Di mana rumahmu ?
dst.
Dengan demikian makna konstruksi akan timbul bila telah tersusun dengan kata atau morfem lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT Rafika Aditama.