Seorang karyawan yang sudah bekerja lebih dari lima tahun, tentu akan menemukan titik jenuh dalam pekerjaannya, apalagi setelah melebihi sepuluh tahun atau bahkan dua puluh tahun kerja.
Rasa bosan dalam pekerjaan adalah hal biasa dan tentu saja terjadi kepada setiap karyawan.
Apa yang menyebabkan rasa bosan ini?
Kebanyakan menganggap bahwa rasa bosan itu akibat dari rutinitas pekerjaan, namun itu bukanlah sebuah alasan dasar. Kenapa bukan alasan dasar? Karena setiap seseorang memulai pekerjaannya, ia akan menyadari bahwa yang ia lakukan adalah hal rutin!
Contohnya, seseorang yang melamar pekerjaan sebagai juru masak di sebuah restoran. Tentu saja ia akan sadar sepenuhnya bahwa pekerjaan setiap harinya adalah memasak. Apabila rutinitasnya adalah memasak, maka ia tidak boleh beralasan bahwa ia bosan dengan rutinitas tersebut.
Contoh lainnya adalah pramugari. Pertama seseorang mendaftar menjadi pramugari ia sadar bahwa rutinitasnya adalah terbang dengan pesawat dan menghadapi penumpang. Ketika ia sadar rutinitas apa yang akan dia hadapi, maka tidak ada alasan bahwa ia bosan dengan rutinitas tersebut.
Apapun pekerjaannya dan dimanapun ia bekerja, tentu saja ia akan mendapatkan cuti tahunan untuk melepaskan kepenatan dalam bekerja. Ya kepenatan ini berbeda dengan rasa bosan. Rasa penat muncul ketika beban kerja banyak dan pikiran kita menjadi over load dengan beban tersebut. Saat rasa penat muncul, anda butuh istirahat sejenak, butuh cuti untuk mengambil jarak dengan apa yang anda kerjakan.
Namun bila rasa bosan yang muncul, ia tidak akan bisa diatasi hanya dengan istirahat atau cuti bekerja. Ketika rasa bosan memuncak, biasanya seorang karyawan akan memutuskan untuk berhenti bekerja dan mencari pekerjaan baru, atas alasan ia bosan dengan pekerjaan lama!
Bila rasa bosan bekerja yang timbul kemudian diselesaikan dengan berhenti bekerja dan mencari pekerjaan baru, maka hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah. Masalah dengan ‘rasa bosan’ tersebut tidak hilang. Ia akan terbawa pada pekerjaan barunya. Dan suatu saat ia akan bosan lagi, melakukan hal serupa, bosan lagi, lakukan lagi, demikian seterusnya.
“Cari akar masalah dari rasa bosan tersebut!”
Diatas saya juga mengatakan bahwa rasa bosan tidak sama dengan rasa penat. Rasa bosan tidak bisa diselesaikan dengan cuti istirahat kerja. Bila anda menyelesaikan rasa bosan dengan cuti, maka setelah cuti rasa bosan itu akan muncul kembali, karena rasa bosan bukanlah rasa penat dalam pekerjaan.
Bagaimana mengatasi rasa bosan ini?
Pertama, rasa bosan adalah sebuah ‘tanda’ dari kehidupan anda bahwa anda sedang bergerak maju.
Jadi jangan ditolak rasa bosan tersebut.
Kemudian anda harus merumuskan kembali tentang ‘purpose of life’ anda, tentang tujuan hidup anda. Atau jangan-jangan, anda belum punya ‘purpose of life’ tersebut?
Saya mengaitkan antara tujuan hidup dengan pekerjaan, karena rasa bosan akan muncul ketika anda terbentur pada sebuah pertanyaan pada alam bawah sadar anda, “Tujuan hidupku apa sih? Apa kaitannya pekerjaanku dengan tujuan hidupku?”
Setelah anda merumuskan kembali tentang tujuan hidup, maka anda juga harus menemukan INTENSI anda dalam bekerja. Intensi adalah keinginan terdalam dalam bekerja. Pertanyaan ini bisa menjadi arah dalam menemukan Intensi anda: “Keinginan terdalam saya apa dalam pekerjaan saya ini”
Kemudian anda harus membuat VISI atau ‘Impian besar’ dari pekerjaan tersebut.
Jadi, selesaikan rasa bosan dalam pekerjaan anda dengan 3 langkah ini:
1. Ingat dan rumuskan kembali ‘purpose of life’ anda
2. Rumuskan INTENSI pekerjaan
3. Buat VISI atau Impian Besar dari pekerjaan anda