Fiqih Wanita
MUSLIMAH SEJATI CANTIK LUAR DALAM
(oleh : Team Pusdiklat Al Albror )
Pendahuluan
Banyak di antara kita yang ngakunya muslimah (baca : gadis/wanita muslim) tetapi kurang bahkan tidak muslimah sama sekali. Apa pasalnya…, muslimah tetapi … gak pake jilbab…, muslimah tetapi … pakaiannya kayak bungkus plastik makanan(= transparan) atau bungkus kue lemper (=ketat), muslimah tetapi … make up-nya kayak badut Ancol, muslimah tetapi … gondang-gandengan, boncang-boncengan, pacaran dengan banyak cowok, bahkan sampai berbuat zina, Naudzubillahi min syarri dzaalik … .
Lha trus, gimana caranya biar kita gak dikatakan muslimah tetapi …, melainkan muslimah sejati. Kita perlu banyak baca, belajar, mengikuti kajian-kajian agama. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan kupas bagaimana menjadi Muslimah Sejati!
Cantikkah Aku … ?
Dilihat dari sudut pandang mana dulu? Kecantikan tidak sekedar dilihat dari sisi fisik saja, melainkan juga dari dalam diri (inner beauty). Kecantikan haqiqi adalah kecantikan yang membuat dicintai oleh Alloh, hal ini diisyaratkan dalam Al Qur’an :
“… Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Alloh ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujurot : 13).
Seseorang dikatakan mulia/dicintai oleh Alloh bukan karena cantik rupanya atau bagus/sempurna bentuk fisiknya melainkan karena ketakwaannya, yaitu sekuat tenaga melaksanakan semua perintah Alloh dan menjauhi segala larangan-Nya.
Alloh juga telah mengatur bagaimana seorang perempuan menjaga kecantikannya baik fisik maupun hatinya. Salah satunya adalah dengan berjilbab. Jilbab di Indonesia dulunya hanya dikenakan di kalangan para santriwati pondok pesantren. Alhamdulillah mulai tahun 90’an sebagian pelajar SMP, SMA, dan mahasiswi perguruan tinggi memakainya. Dan berkembang sampai sekarang, hingga tidak ketinggalan para selebritis dan pejabatwati ikut mengenakannya. Berbagai model jilbab berkembang, sampai ada sebutan jilbab ala ….. Ada model jilbab yang tetep pada kaidah syar’i, hanya corak dan warnanya lebih dinamis dan oke, namun ada juga rancangan yang terlalu kreatif, sehingga menanggalkan syarat syar’i, contohnya jilbab penthol korek dan busana yang ketat serta transparan. Kayaknya sih pake jilbab dan berbusana muslimah, tapi kepala dan tubuhnya tetap kelihatan.
Jilbab pun beralih fungsi dari alat untuk menutupi aurat menjadi ajang pameran, tren mode baru. Jilbab mereka memang menutupi rambut dan badan, namun kaidah melindunginya tidak tercakup. Maka wajar saja meski berjilbab masih disuiti dan digoda. Habis… kelihatannya tertutup namun lekuk tubuh masih membentuk, gimana para cowok nggak tergiur?
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu dan wanita-wanita mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenali, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS. al-Ahzab: 59)
Perintah jilbab itu diturunkan justru untuk menyelamatkan para wanita muslimah. Allah menurunkan aturan agar para muslimah memakai jilbab, tujuannya tidak lain dan tidak bukan agar mereka lebih terjaga! Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa cara berpakaian yang demikian membedakan mereka (mudah dikenali) dari kaum wanita jahiliyah serta budak-budak perempuan. Mujahid (seorang ulama ahli tafsir pula) menafsirkan, pada waktu itu jika para wanita muslimah memakai jilbab maka orang-orang jahat akan langsung tahu bahwa wanita itu merdeka (bukan budak) sehingga mereka tidak diganggu.
Trus, bagian tubuh mana yang harus dijilbabi? Jilbab digunakan untuk menutupi aurot (=sesuatu yang harus ditutupi) wanita.
Dari ‘Aisyah r.a. bahwasanya Asma’ binti Abu Bakar datang kepada Rosululloh s.a.w. dengan memakai kain yang tipis, maka berpalinglah Rosululloh saw daripadanya dan bersabda : “ Wahai Asma’! Sesungguhnya perempuan itu apabila sudah pernah haid tidak patut terlihat daripadanya kecuali ini dan ini !” – dan beliau berisyarat ke wajah beliau dan dua tangan sampai pergelangan tangan beliau. (Riwayat Abu Daud).
Nah, sekarang sudah tahu kan, aurat wanita yang wajib ditutup itu adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak tangan. Jadi kepala, rambut, bahu, ketiak, sampai kedua kaki semuanya itu wajib ditutup! Tidak ada alasan untuk berkata tidak sebab ini adalah perintah Allah.
Adapun syarat-syarat berjilbab adalah :
1. Menutup seluruh tubuh selain bagian yang dikecualikan (QS An-Nur : 31, QS. Al Ahzab : 59)
2. Bukan untuk berhias (QS An-Nur : 31, QS. Al Ahzab : 33)
3. Tebal tidak tipis
4. Longgar tidak ketat
5. Tidak diberi wangi-wangian
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
8. Bukan pakaian untuk kemasyhuran (untuk mencari popularitas)
Kalo Dah Berjilbab Trus Ngapain?
Udah cantik-cantik pake jilbab, trus apa aja yang boleh dan tidak boleh dilakuin? Tentunya selain cantik luarnya perlu cantik dalamnya (hati dan tingkah lakunya).
Diantara akhlaq muslimah adalah :
- Jaga pandangan.
Menjaga bukan berarti merem, bukan berarti pula harus nunduk-nunduk kalau jalan (ati-ati kalau nabrak tiang listrik!), tapi dengan tidak mengumbar pandangan.
- Jangan berduaan dengan lawan jenis.
Berduaan bukan berarti hanya berlaku kalau dua orang bersembunyi di tempat gelap yang nggak ada siapapun yang ngelihat, tapi juga berarti berduaan ketika orang lain tidak ambil pusing dengan kehadiran dua orang itu. Misal, boncengan, mojok di kelas, mojok di kantin, mojok di mana-mana, pokoknya segala ‘permojokan’ yang terlihat berdua-dua saja sementara yang lain nggak peduli. Telpon-telponan atau sms-an juga termasuk berduaan karena orang lain belum tentu peduli sama telepon or sms kamu. Makanya hati-hati kalau telpon or kirim sms. Chatting, kirim e-mail, facebook, atau surat biasa, juga termasuk!!
- Tutupi aurat.
- Jangan menampak-nampakkan perhiasan atau bermanis-manis suara, muka, dan gerakan.
Jalan berlenggak-lenggok pun jangan! Apalagi kalau kamu terobsesi sebagai foto model catwalk.
5. Trus kalau bicara (dengan lawan jenis) suaranya dijaga, jangan dimanis-manisin, jangan dilembut-lembutin.
- Hindari kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerja pasangan lawan jenis.
Mungkin memang agak susah ya, menghindari kerja yang melibatkan lawan jenis karena kadang bukan maksud kita untuk kerja bareng lawan jenis. Tapi kita memang harus selektif dan sebisa mungkin menjaga diri. Yang lebih penting lagi, kita harus pinter-pinter menjaga hati.
- HIndari dan jauhi membaca, melihat, atau mendengar hal-hal yang membangkitkan keinginan untuk pacaran.
Nha ini, nih… penyakit parah para cewek! Biasanya para cewek kan sukanya liat yang romantis-romantis gitu kan? Baca buku tentang kisah cinta, nonton film tentang kisah cinta, dengerin gosip juga tentang cinta… ampe segala pernak-pernik di rumahnya pun serba yang berhubungan dengan cinta! Hal-hal yang serba looove melulu itu dapat membuat kita lupa diri, trus jadi kebayang-bayang pengen mengalami kisah cinta yang serupa (atau minimal jadi kebayang-bayang ama tokoh utama pria-nya, iya kan?!).
- Dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu diperhatikan bagi muslimah. Kalo pengin tahu lebih banyak ya mestinya banyak-banyak cari ilmu, ngaji biar ga kuper gitu lho !
Daftar Pustaka
Al Qur’an Al Kariem. Toha Putra. Semarang.
Abdurrahman S, 1986. Apa Perlunya Berjilbab. Surakarta.
Al Albani, Muhammad Nashirudin. 2002. Jilbab Wanita Muslimah. Media Hidayah. Yogyakarta.
Deasylawati, 2009. How To Be A True Moslem Girl (Pocket Book Diary). Indiva. Surakarta.