saja yang berjiwa bisnis, lalu kemudian yang bersangkutan mendirikan pabrik, katakan pabrik rokok, maka satu demi satu akan merekrut penduduk itu bekerja di perusahaan itu. Jika pemimpin tersebut secara berkelanjutan berhasil mengembangkan pabriknya, maka daerah itu akan tumbuh sebagai wilayah pabrik rokok, dan masyarakatnya akan bekerja dari usaha itu. Contoh lainnya, di suatu daerah terdapat seorang berpengaruh yang memiliki usaha ternak, maka usahanya itu akan ditiru oleh masyarakat sekitarnya. Maka lama kelamaan daerah itu menjadi daerah ternak. Begitu juga, jika di daerah itu terdapat orang yang memiliki informasi banyak tentang lapangan pekerjaan di luar negeri, seagai TKI atau TKW, maka akan mendorong anak mudanya bekerja di bidang itu, sehingga daerah itu dikenal sebagai sumber tenaga kerja luar negeri. Contoh-contoh lainnya masih cukup banyak. Dari pengamatan itu semua dapat disimpulkan bahwa memang masyarakat itu sangat tergantung dari pengaruh para pemimpinnya. Jika di masyarakat itu tidak ada pemimpin yang muncul sebagai penggerak, maka masyarakat itu akan stagnan. Masyarakat memang selalu memerlukan pemimpin. Para pemimpin itulah yang dijadikan sebagai insiprator, pengarah dan memandu. Pemimpin itu biasanya adalah orang yang kaya informasi, motivasi, pengetahuan, ketrampilan dan semangat dan kemauan membagi-bagikannya apa yang dimilikinya itu kepada orang lain. Dengan kelebihannya itu sehingga mereka diikuti oleh masyarakat lingkungannya. Indonesia saat ini sesungguhnya perlu kehadiran pemimpin yang benar-benar memiliki kelebihan, tanggung jawab dan integritas yang tinggi terhadap masyarakat. Mereka yang memiliki kelebihan seperti itu, sebenarnya jumlahnya cukup banyak dan dapat dilihat di tengah masyarakat. Mereka itu menjadi dikenal dan diakui, karena memang keberadaannya sudah memberi manfaat. Sayangnya, model pemimpin yang akhir-akhir ini lebih tampak adalah dari mereka yang sebatas baru sanggup akan melakukan sesuatu, lewat advertensi diri di berbagai media massa atau dengan cara memajang foto-fotonya di pinggir jalan. Allahu a’lam.
Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo
Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang