Umum

Umum

Meraih Karunia Genap Berusia 60 Tahun


Selama ini saya tidak terbiasa merayakan hari ulang tahun atas kelahiran saya sendiri. Karena tidak terbiasa itu, maka hari ulang tahun, tidak pernah saya rasakan sebagai sesuatu yang lain, atau hari yang luar biasa. Biasanya, saya memperhatikan tentang umur, manakala ada keperluan, misalnya harus mengisi blanko yang harus menyebut tanggal, bulan, dan tahun kelahiran. Tentang peringatan ulang tahun, tidak pernah terpikirkan.

Namun, sejak aktif menulis di facebook, dan ada fasilitas HP, saya banyak mendapatkan kiriman ucapan selamat ulang tahun, lewat sarana modern tersebut. Sebagaimana pagi ini, sepulang dari masjid shalat subuh, lalu menghidupkan computer untuk menulis artikel, ternyata sudah banyak ucapan selamat. Demikian pula pada HP, ----lewat sms, saya menerima ucapan yang sama, dengan berbagai jenis kalimat, yang semuanya membahagiakan. Tentu saya sangat bahagia, dan berterima kasih atas perhatian, dan doa-doa yang tulus itu. Membaca ucapan selamat, baik melalui sms dan juga facebook, menjadikan bahagia yang sangat mendalam. Pertama, ternyata banyak teman, kenalan, dan juga mahasiswa yang sangat peduli, hingga tahu bahwa pada hari ini, saya berulang tahun. Kedua, saya merasa bahagia dan bersyukur, bahwa ternyata usia saya sudah genap 60 tahun. Dalam kehidupan ini, saya tergolong sebagai orang yang mendapatkan karunia umur panjang. Kegembiraan itu juga saya rasakan, dari mengingat perjalanan hidup yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sebagai anak desa, tatkala masih kecil di usia anak-anak, sehari-hari hanya akrab dengan kegiatan bertani dan beternak, ternyata dengan berbekalkan doa kedua orang tua, cita-cita, dan usaha maksimal, berhasil mendapatkan sesuatu yang saya rasakan sangat membahagiakan. Saya merasa beruntung, dalam hidup ini berhasil meraih pendidikan sampai perguruan tinggi, menjadi guru dan memimpin lembaga pendidikan tinggi Islam sampai sedemikian lama, hingga lebih dari 30 tahun. Amanah itu saya mulai sejak awal tahun 1980, menjadi dosen dan pembantu dekan, lalu sebagai Dekan FISIP di UMM. Pada tahun 1983 dipercaya menjadi Pembantu Rektor I Universitas Muhammadiyah Malang hingga tahun 1996, dan masih berlanjut menjadi Wakil Direktur Pascasarjana di kampus itu. Sejak pertengahan 1997, dalam beberapa bulan, dipercaya sebagai Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN Malang. Jabatan itu saya terima sebagai pengganti pejabat lama yang berhalangan tetap, karena wafat. Selanjutnya berturut-turut sebagai Ketua STAIN Malang, Rektor UIIS (tanpa SK), dan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, hingga sekarang. Genap usia 60 tahun, yang saya rasakan adalah kebahagiaan. Saya merasa tergolong orang yang dikaruniai usia panjang. Usia itu saya jalani tanpa ada sesuatu yang saya rasakan menyusahkan. Saya merasa apa yang saya inginkan dikabulkan oleh Allah. Sejak kecil, semasa di desa, saya hanya selalu berdoa, agar kelak menjadi orang yang berposisi bisa memberi sesuatu kepada orang lain. Cita-cita itu saya rasakan, sudah berhasil saya raih. Selama ini saya merasa, bahwa semua doa tersebut terkabul, yaitu bisa memberi sesuatu kepada orang lain. Sekalipun sebenarnya, sesuatu yang saya maksudkan itu hanyalah sederhana saja, yaitu sebatas berupa tulisan atau artikel yang bisa dibaca oleh siapapun pada setiap hari, lewat facebook, scribb dan website. Saya gembira dan bangga dengan tulisan-tulisan sederhana itu. Namun saya selalu menyesal, kegiatan rutin menulis tersebut, baru saya lakukan beberapa tahun akhir-akhir ini saja, hingga hasilnya tidak banyak. Biasanya, tatkala melihat dua buku yang dicetak agak tebal, masing-masing lebih dari 1000 halaman, hasil tulisan setiap pagi tersebut, saya membayangkan, alangkah bahagianya umpama kegiatan itu saya mulai jauh sebelumnya, hingga saya memiliki beberapa buku. Saya sadar, penyesalan itu tidak ada gunanya. Sejarah perjalanan hidup tidak bisa diulang kembali. Lagi-lagi, saya bayangkan, umpama setiap tahun, dalam waktu lama, saya menulis buku setebal itu, ------1000 halaman, maka buku yang berhasil saya tulis berjumlah lebih banyak, bisa jadi tumpukannya melebihi tinggi badan saya sendiri. Itulah yang saya sesali. Oleh karena itu di usia genap 60 tahun ini, saya berdoá dan berharap, semoga siapapun yang membaca tulisan saya, lebih-lebih mahasiswa saya, bisa mewujudkan gambaran ideal tersebut. Saya berharap terdapat banyak orang, utamanya yang berhikmat di perguruan tinggi, berhasil menulis banyak buku, sehingga jumlah bukunya lebih banyak dari jumlah umurnya. Bahkan tumpukan buku karangannya melebihi tinggi badannya sendiri. Sungguh, tatkala melihatnya, mereka akan bahagia sekali. Wallahu a’lam.

.

Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo

Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang