Untuk melihat besarnya tingkat produktivitas suatu perusahaan, termasuk industri jasa konstruksi perlu dilakukan pengukuran secara kuantitatif. Model pengukuran produktivitas yang paling sederhana adalah dikemukakan oleh Vincent Gasverz “ dimana produktivitas dapat diukur melalui pendekatan output/input”
Tujuan dari pengukuran adalah akan menentukan jenis rasio mana yang digunakan. Dan diantara banyak macam produktivitas nilai (Value Productivity) produktivitas nilai tambah atau value added productivity lebih cocok digunakan untuk menggambarkan peningkatan produktivitas dan pembagian hasilnya. Hal ini dikarenakan nilai tambah umumnya merupakan sumber dari pembagian hasil produksi ditingkat ekonomi secara nasional maupun tingkat perusahaan
Vincent Gaspersz (1998:23) dalam bukunya “Manajemen Produktivitas Total “ mengungkapakan bahwa terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain :
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2000 : 23) secara garis besar terdapat dua model pengukuran produktivitas, yaitu pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial. Adapun rumus yang digunakan adalah :
Pt = Ot / L + C + R + Q
Pt = Produktivitas Total
L = Faktor masukan Tenaga kerja
C = Faktor masukan modal
R = Faktor masukan bahan mentah dan barang yang dibeli
Q = Faktor masukan barang dan jasa yang beraneka ragam
Ot = Hasil Total
Ada tiga ukuran produktivitas yang harus dipertimbangkan dalam mengelola organisasi, yaitu :
Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi Input, dimana pengukuran output termasuk didalamnya kuantitas dan kualitas.