News dan Artikel

Pengertian Generasi Muda


Pengertian Generasi Muda

Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini.

.

Kata ”Generasi” sebagaimana sering diungkapkan dengan istilah “angkatan “seperti ; angkatan 66, angkatan 45, dan lain sebagainya. Pengertian generasi menurut Prof. Dr Sartono Kartadiharjo : “ditinjau dari dimensi waktu, semua yang ada pada lokasi sosial itu dapat dipandang sebagai generasi, sedangkan menurut Auguste Comte ( Pelopor sosiologi modern ) : “generasi adalah jangka waktu kehidupan sosial manusia yang didasarkan pada dorongan keterikatan pada pokok-pokok pikiran yang asasi”.Menurut John Stuart Mill dalam bukunya Endang Sumantri ; “Generasi yaitu setiap

Dalam pola pembinaan dan pengembangan generasi muda ( Menteri Muda Urusan Pemuda Jakarta 1982) secara umum generasi muda diartikan sebagai golongan manusia yang berusia muda.25 Pengertian generasi muda dalam lokakarya tentang generasi muda yang diselenggarakan tanggal 4 – 7 Oktober 1978, dibedakan dalam beberapa kategori :

1.Biologi : generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun ( remaja ) dan 15-30 tahun ( pemuda ).

2.Budaya, generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun.

3.Angkatan kerja, yang dibuat oleh Depkaner adalah yang berusia 18-22 tahun.

4.Kepentingan perencanaan pembangunan, yang disebut sebagai sumber daya manusia muda adalah yang berusia 0-18 tahun

5.Idiologi politik, generasi muda yang menjadi pengganti adalah mereka yang berusia 18-40 tahun.

6.Lembaga dan lingkungan hidup sosial, generasi muda dibedakan menjadi 3 kategori :

- Siswa, yakni usia 6-8 tahun

- Mahasiswa, yakni usia 18-25 tahun

- Pemuda yang berada diluar sekolah / PT berusia 15-30 tahun

Dalam pengertian GBHN 1993 telah dijelaskan menjadi anak, remaja, dan pemuda, sedangkan ditinjau dari segi usia adalah sebagai berikut :

1.Usia 0-5 tahun di sebut balita

2.Usia 5-12 tahun di sebut anak usia sekolah

3.Usia 12-15 tahun di sebut remaja

4.Usia 15-30 tahun di sebut pemuda, dan

5.Usia 0-30 tahun di sebut generasi muda.26

Mengenai persepsi tentang generasi muda sampai sekarang ini belum ada kesepakatan para ahli, namun pada dasarnya ada kesamaan mengenai pengertian generasi muda tersebut, yaitu beralihnya seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa remaja atau muda dengan disertai perkembangan fisik dan non fisik (jasmani, emosi, pola pikirannya dan sebagainya ). Jadi generasi muda itu adalah sebagai generasi peralihan. Dan dalam pandangan orang tua belum dewasa generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan dalam mencapai cita-cita bangsa, bila generasi muda telah dipercaya dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam memperjuangkan amanah itu maka suatu bangsa tidak akan sia-sia dalam mendidik generasi tersebut, maka dari itu nilai yang dibangun dalam membentuk generasi muda ini adalah untuk menyiapkan penerus bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, baik yang gugur membela bangsa dan yang gugur dalam membangun bansa ini, namun apabila yang menjadi cita-cita bangsa ini gagal, maka akan hancurlah harapan dari bangsa yang tercinta ini.

Memang tidak semudah yang kita bayangkan dalam membangun generasi muda sebagai penerus bangsa ini, namun kita harus optimis bahwa yang kita persiapkan nantinya akan dapat mencapai hasil yang maksimal, masa muda yang penuh kesenangan dan diwarnai senda gurau, akan tetapi hal itu tidak dapat dibiarkan begitu saja karena bila tidak ada control yang jelas maka dampaknya mungkin kurang baik, untuk itu alangkah baiknya pada masa tersebut dimasukkkan nilai-nilai yang dapat membantu serta mendorong generasi agar bisa memberikan yang terbaik baik kepada keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Sesuai dengan obyek penelitian, maka penulis mengambil daripada upaya guru agama dalam membina mental generasi muda, karena generasi muda yang identik dengan persoalan-persoalan yang kadang mereka sendiri tidak mampu memecahkan dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut dapat kita saksikan prilaku mereka yang selalu menjadi bahan pembicaraan, baik di media cetak maupun media elektronik.



25 Ibid, hal :4

26 GBHN, Tentang Pendidikan , 1993