Infeksi di telinga anak tidak hanya mempengaruhi pendengarannya, tapi juga kemampuannya mengecap rasa. Karena lidahnya jadi kurang sensitif terhadap rasa manis, anak jadi lebih banyak makan gula dan lebih rentan mengalami kegemukan. Hubungan antara infeksi telinga kronis dengan risiko kegemukan pada anak memang bukan kali ini saja diungkap oleh para peneliti.
Namun dalam berbagai penelitian sebelumnya, belum pernah disimpulkan bagaimana keduanya bisa saling mempengaruhi. Infeksi telinga kronis mempengaruhi kemampuan otak dalam mengolah pengecapan rasa oleh lidah. Sensitivitasnya menurun terutama untuk mengecap rasa manis. Akibatnya anak yang menderita infeksi telinga kronis kurang dapat merasakan manis meski banyak mengkonsumsi gula.
Padahal gula merupakan sumber energi, sehingga akan ditimbun dalam bentuk lemak jika asupannya tidak sebanding dengan aktivitas fisik yang dilakukan. Anak yang menderita infeksi telinga kronis dan 42 anak dengan telinga sehat sebagai pembandingnya. Anak-anak dengan rentang usia 3-7 tahun itu diamati kemampuannya mengecap rasa manis, pahit, asin dan asam. Kesimpulannya, infeksi tidak berpengaruh pada kemampuan mengecap rasa pahit dan asam namun sangat mengurangi kemampuan mengecap rasa manis.
Akibatnya anak-anak dengan infeksi telinga kronis relatif lebih gemuk dibanding anak-anak dengan telinga sehat. Anak-anak dengan infeksi telinga kronis rata-rata memiliki indeks massa tubuh (IMT) 20,6 sementara anak dengan telinga sehat hanya 17,7. Pada anak, infeksi telinga kronis (chronic otitis media) biasanya terjadi di telinga bagian tengah. Kondisi ini pada umumnya ditandai dengan radang dan keluarnya cairan atau lendir di dalam rongga telinga, serta memicu rasa nyeri di telinga.
Rekomendasi Artikel: