Ekonomi

Agar Tak Jadi Orang Menyebalkan Di Kantor

Biasanya tips seputar karier berupa daftar hal-hal yang sebaiknya Anda lakukan untuk menjadi seseorang yang disukai di kantor. Tapi, sebenarnya, apa sajakah hal-hal yang tak disukai oleh orang-orang di kantor? Berikut adalah 10 hal yang sebaiknya tak dilakukan di kantor agar tak dicap “musuh masyarakat”.

1. Tukang Tunda
Pernah bertemu orang yang baru bergerak kalau sudah menjelang deadline? Ya, sebagian orang berpendapat, bahwa dirinya bekerja lebih baik di bawah tekanan. Namun jika Anda harus bekerja dalam tim, haruskah Anda memaksakan kebiasaan Anda? Sebaiknya Anda sudah bisa menakar kebiasaan diri. Apakah sejak sekolah dulu, Anda sudah digelari Miss Telat? Apakah ketika ujian, Anda cenderung SKS (Sistem Kebut Semalam)? Jika ya, maka Anda harusnya bisa memperbaiki diri dengan menggunakan waktu yang diberikan sebaik mungkin. Sehingga, Anda masih memiliki cukup waktu untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi di tengah-tengah pengerjaan. Melakukan segala sesuatu last-minute hanya meningkatkan risiko kegagalan dan kelewatan deadline.

2. E-mail yang Tak Penting
Ada yang namanya Bulk Mail di dalam akun e-mail kita. Itu adalah jalur yang akan ditempuh e-mail yang berisi iklan atau promosi sebagai tempat untuk menyimpan e-mail yang tidak penting. Maka, jangan sampai Anda menjadi salah satu pengirim e-mail semacam itu, karena akan membuat orang kesal membacanya. Biasakan untuk mengecek ulang alamat tujuan e-mail Anda, agar tahu pasti siapa saja yang menerima e-mail Anda. Apalagi jika Anda tahu isi e-mail tersebut hanya lelucon atau keluh-kesah yang tak penting.

3. Tidak Hormat pada Atasan
Ada beberapa lelucon di televisi, bahwa bos atau atasan identik dengan orang-orang kaku yang tak bisa bercanda. Padahal, dalam kehidupan nyata, Anda menemukan bahwa atasan Anda adalah orang yang sangat luwes dan bisa diajak bercanda. Anda lalu berpikir “Ah, bosku orangnya menyenangkan dan tidak risih. Orangnya asik, pasti aman untuk diajak bercanda.” Jangan salahartikan pergaulan Anda dan bos di luar kantor. Ia tetap saja orang yang bisa memecat dan memberi perintah kepada Anda. Jangan sampai kelewatan bicara kepada bos dengan nada dan kata-kata sama seperti bicara kepada rekan sekerja. Anda masih tetap harus menunjukkan rasa hormat di kawasan kekuasaannya.

4. Oportunistis
Beberapa perusahaan memiliki peraturan ketat yang mesti dipatuhi. Ada yang harus masuk dan pulang sesuai jam yang diatur. Lainnya memiliki tenggang waktu lebih, misalnya waktu masuk kantor sebenarnya pukul 08.00, dengan tenggang waktu 08.30. Namun Anda menganggap bahwa waktu masuk kantor sebenarnya adalah 08.30, sehingga Anda lebih telat lagi masuknya, jadi pukul 09.10. Anda juga termasuk orang yang sering pulang "teng-go", atau banyak beristirahat di tengah-tengah waktu kerja. Wah, ini sih resep untuk mencelakakan reputasi sendiri. Begitu pula dengan pakaian. Meski tak ada yang menegur ketika Anda mengenakan kaus T-shirt dengan celana kain, minggu lalu, bukan berarti Anda bisa datang memakai kaus terus-terusan padahal teman-teman lain mengenakan kemeja dan jas. Sekali lolos dari teguran bukan berarti itu adalah “pembenaran” untuk terus melanggar aturan yang sudah ada.

5. Si Penyendiri
Entah sudah banyak literatur yang mengatakan Anda harus bisa berbaur dengan orang-orang sekitar, namun jangan mencampur kehidupan pribadi dengan profesional. Menolak untuk ikut berpartisipasi dalam aktivitas sosial di kantor, meski sepele, Anda akan dicap sebagai orang yang penyendiri. Meski Anda akan berkata bahwa itu memang adalah sifat Anda, namun hal ini bisa menghambat perkembangan karier. Anda tak perlu tiba-tiba menjadi penggila pesta dan jadi orang yang memulai pesta. Cukup dengan berbaur sesekali, Anda akan makin mengenal karyawan lain, begitu pula dengan mereka terhadap Anda. Setidaknya mereka tahu, bahwa Anda adalah bagian dari kantor.

6. Tukang Telat
Tukang telat juga dipertanyakan kredibilitasnya. Jika Anda selalu datang terlambat ke kantor, ke rapat, dan proyek, maka bos dan kolega akan mencap Anda sebagai orang yang tak bisa dipercaya. Ketika tiba saatnya untuk kenaikan pangkat atau bertemu dengan klien penting, bos Anda akan berpikir dua kali untuk mempercayakan tanggung jawab tersebut kepada Anda. Siapa yang mau diatur oleh orang yang tak bisa mengatur waktunya sendiri?

7. Orang yang Kaku
Memang, kita tak bisa menjadi orang yang memberikan segalanya untuk kantor. Anda pun tak bisa melakukan segala hal sendirian. Tetapi, akan ada kalanya ketika si bos meminta Anda untuk melakukan hal-hal di luar kebiasaan dan tanggung jawab harian. Anda tak bisa menolak, karena itu merupakan perintah harian. Bila masih mau bekerja dengan nyaman, kerjakanlah apa yang menjadi porsi Anda. Namun, jangan sampai orang kantor memanfaatkan kebaikan dan kepatuhan Anda bekerja di luar kapasitas dan dari nalar. Misal, jika Anda adalah seorang manager, dan si bos meminta Anda untuk mengantarnya ke sana-ke mari, itu sudah bukan lagi tugas Anda, kan?

8. Si Negatif dan Sok Ide
Pernah dengar istilah “sok ide”? Ini adalah sebutan untuk orang-orang yang nampaknya selalu punya ide lain. Namun, tak jarang, orang-orang semacam ini cuma ingin terlihat sepertinya mereka memiliki ide brilian setiap saat, setiap waktu. Hati-hati, kadang selalu datang dengan ide bukan berarti ide tersebut sudah dipikirkan masak-masak. Apalagi orang-orang yang selalu mencari kelemahan dari ide orang lain. Usahakan untuk menyuarakan ide yang terbaik untuk perusahaan, bukan sebagai orang yang paling berisik di ruang rapat.

9. Si Mulut Busuk
Dengan segala kemajuan teknologi, seperti Facebook, Twitter, Friendster, Blog, dan lainnya, Anda jadi punya banyak kesempatan untuk menyuarakan kekesalan tentang peraturan kantor. Namun, ketika Anda berencana untuk mengeluhkan betapa bodohnya si bos, atau Anda tak suka pekerjaan, usahakan untuk menjaganya tetap pribadi. Internet adalah alamat umum, dan komentar-komentar negatif selalu bisa sampai ke telinga orang-orang yang “tepat”. Jika Anda ingin berkeluh kesah, salurkan secara pribadi, jangan ditampilkan di ruang umum. Siapa pun bisa membacanya.

10. Politik
Sulit untuk menghindari politik kantor. Kadang, dengan mengetahui apa yang sedang terjadi saja sudah cukup menguntungkan Anda. Namun, jangan terlalu lama memikirkan atau merisaukan politik kantor ketimbang melakukan tugas Anda. Tersangkut jaring politik kantor bisa membuat Anda sulit membebaskan diri darinya. Apalagi ketika Anda lah yang memulai drama politik di kantor, reputasi pembuat kacau akan mengikuti ke mana pun Anda bekerja.

Rekomendasi Artikel: