Definisi Konsep Diri

Definisi Konsep Diri

Hurlock (1980) berpendapat bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi yang dicapai oleh diri seseorang. Dengan demikian bahwa seorang individu pada perkembangannya akan melihat pada dirinya sendiri, menemukan apa yang dimilikinya, memahami keadaanya, membandingkan gambaran yang terlihat dalam dirinya dengan lingkungan sosialnya. Proses itu berlangsung seiring dengan bertambahnya usia seorang individu, dan sejalan dengan interaksi yang dibangunnya dengan orang lain. Kemampuan seorang individu memahami perkataan orang lain, adalah modal untuk mendapatkan informasi yang sangat berguna bagi usaha memahami diri sendiri, sehingga terwujudlah konsep diri, baik yang positif maupun yang negatif.

Pendapat yang selaras dengan penjelasan di atas adalah apa yang dikemukakan Bee (1981) konsep diri berkembang ketika anak berkemampuan untuk

mengobservasi fungsi dirinya seperti apa yang dilihatnya pada orang lain. Pengertian Bee (1981) tampaknya memberi penekanan pada aspek kehadiran orang lain bagi pembentukan konsep diri seorang individu. Pendapat ini dipertajam oleh Burn (1993) menurutnya konsep diri dipandang sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan, dimana hal tersebut mencakup tentang pendapat akan dirinya sendiri, pendapatnya tentang gambaran dirinya di mata orang lain dan pendapatnya tentang hal-hal yang diperolehnya. Jadi kesan yang didapat seorang individu menurut Burn (1993) harus lebih komprehensif dan mempertimbangkan banyak aspek.

Pendapat yang agak berbeda dengan ketiga pendapat di atas dikemukakan oleh Rakhmat (1996), menurutnya konsep diri tidak hanya merupakan gambaran deskriptif semata, akan tetapi juga merupakan penilaian seorang individu mengenai dirinya sendiri, sehingga konsep diri merupakan sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan oleh seorang individu. Rakhmat (1996) mengemukakan dua komponen dari konsep diri yaitu, komponen kognitif (self image) dan komponen afektif (self esteem). Komponen kognitif (self image) merupakan pengetahuan individu tentang dirinya yang mencakup pengetahuan “who am i”, dimana hal ini akan memberikan gambaran sebagai pencitraan diri. Adapun komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap dirinya yang akan membentuk bagaimana penerimaan akan diri dan harga diri individu yang bersangkutan. Kesimpulan yang bisa diperoleh dari pernyataan Rakhmat (1996) yakni konsep diri merupakan sesuatu yang dirasakan dan dipikirkan oleh seorang individu berkaitan dengan dirinya sendiri.

Sebagai penentu perilaku, konsep diri dibedakan oleh Pudjijogjanti (1993) kedalam tiga peranan yaitu: Pertama, peranan konsep diri berkaitan dengan usaha dari seorang individu untuk mempertahankan keselarasan batinya. Hal ini didasarkan pada sifat dasar individu yang cenderung untuk selalu mempertahankan keseimbangan dalam kehidupan matinya, sehingga bila timbul pikiran, perasaan dan persepsi yang tidak seimbang maupun berlawanan, maka akan terbentuk iklim psikologis tidak menyenangkan yang mendorong individu untuk merubah perilakunya. Kedua, setiap indivudu akan memberi penafsiran yang berbeda terhadap sesuatu yang dihadapinya, dimana ini berkaitan dengan keseluruhan sikap dan pandangan individu dan hal itu berpengaruh besar terhadap pengalamannya. Ketiga, konsep diri merupakan penentu pengharapan individu, sehingga dapat dikatakan bahwa pengharapan adalah inti dari konsep diri. Hal terakhir ini dipertegas oleh pendapat McCandless (1970), menurutnya konsep diri merupakan seperangkat harapan dan penilaian perilaku yang menunjuk pada harapan tersebut, sehingga bila sikap dan pandangan individu terhadap kemampuan dirinya bersifat negatif, maka sebenarnya hal tersebut akan menyebabkan individu menetapkan titik harapan yang rendah, di mana titik tolak yang rendah akan menyebabkan individu tidak memiliki motivasi yang tinggi.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uraian terakhir di atas yaitu konsep diri individu sangat ditentukan oleh keselarasan batin, penafsiran terhadap sesuatu yang dihadapi dan pengharapan. Konsep diri positif terwujud oleh kemampuan

menyelaraskan idealitas diri dengan realitas yang melingkupinya, sehingga individu tidak perlu merasa kehilangan identitas dirinya.

Rekomendasi Artikel: