PEMBUATAN YOGURT DAN SOYGHURT DENGAN VARIASI STARTER

PEMBUATAN YOGURT DAN SOYGHURT DENGAN VARIASI STARTER

Susu sapi dari kandungan gizinya lebih baik dari susu kedelai. Susu fermentasi yang menggunakan susu sapi memiliki tekstur, aroma, rasa yang lebih baik daripada susu kedelai. Tetapi rasa susu kedelai dengan menggunakan starter yakult berasa seimbang masam dan manis, sedangkan yoghurt menggunakan starter yoghut dan yakult berasa masam.

Berdasarkan starter, susu fermentasi dengan menggunakan yakult menghasilkan susu fermentasi yang lebih baik daripada susu fermentasi menggunakan starter yoghurt, karena yakult terdapat Lactobacillus casei yang lebih banyak daripada starter yoghurt. Fungsi starter yaitu memproduksi asam laktat dari laktosa dalam susu.

Sebagaimana halnya sejumlah manusia sehat dimanapun berada membawa benih penyakit dan tidak dapat dtolak bahwa susu juga dapat terkontaminasi setiap waktu (Burdon, 1964:328).Untuk mengamankan air susu terhadap mikroba yang bersifat merugikan, tanpa dikurangi nilai gizinya dilakuan cara pasteurilisasi (Tarigan, 1988:296). Kerusakan-kerusakan susu oleh mikroba dapat berupa: pembentukan asam, pembentukan gas, pemeahan protein, pembentukan lendir, perubahan lemak, pembentukan alkali, perubahan bau dan warna (Tarigan, 1988:296). Seperti halnya susu sapi, susu kedelai juga dapat dibuat menjadi susu asam. Kalau susu asam yang dibuat dari susu sapi disebut yoghurt, maka susu asam dari susu kedelai disebut soyghurt

Untuk mengamankan air susu terhadap mikroorganisme dengan tidak mengurangi nilai gizinya, orang mendapatkan cara yang khas; cara itu disebut pasteurisasi. Pasterurisasi berupa penghangatan (tidak sampai panas) yang mula-mula dipakai Pasteur untuk membebaskan anggur dari bibit-bibit penyakit dengan tidak menghilangkan aroma anggur. Pasteurilisasi adalah perlakuan pemanasan dengan suhu yang lebih rendah dari titik didih air, dengan tujuan membebaskan makanan dari mikroba yang patogen (Tarigan, 1988:301).

Biasanya pasteurisasi dilakukan dengan menaikkan suhu sedikit serta memperpanjang waktu agar bakteri patogen yang tidak berspora dan sebagian besar bakteri asam susu juga mati. Dengan pemanasan ini spesies bakteri yang berspora dan bakteri termofil (tahan panas) tidak akan mati. Hasil pasteurisasi masih mengandung mikroba hidup dalam jumlah beberapa ribu per ml atau per gram, tetapi hanya membunuh mikroba patogen. Oleh karena itu makanan yang sudah dipasteuriassikan tidak akan menyebabkan penyakit. Biasanya hasil pasteurisasi disertai juga dengan cara pengawetan lain, misal cara pendingnan.

Susu yang sudah dipasteurisasi dapat disimpan dalam lemari es selam satu minggu ata lebih tanpa terjadi perubahan cita rasa. Apabila suu tersebut disimpan dalam suhu kamar, maka akan membusuk dalam waktu satu atau dua hari (Tarigan, 1988:300). Pasteurisasi air susu didasarkan atas pertimbangan sampai berapa tinggi yang biasa dilakukan ada dua macam yaitu dengan temperatur tinggi waktu pendek pemanasan dilakukan sampai 71°C selama 15 menit sampai 30 detik. Cara pasteurisasi yang kedua yaitu 61,6°C dan waktu lama, yaitu 30 menit. Dan pada praktikum kami melakukan pemanasan 90°C pada susu yang ada dalam tabung, dipanaskan diatas kompor, setelah mendidih selama 15 menit dipertahankan stabil suhu 90°C. Setelah dipanasi air susu segera didinginkan untuk menunggu pengangkutan ke tempat-tempat yang memerlukannnya. Sebagaimana pada praktikum kami setelah 15 menit suhu 90°C kemudian susu didinginkan dengan cara diaduk-aduk dengan sendok supaya cepat dingin, lalu setelah dingin diberi starter dengan 2 variasi yaitu yakult dan yoghurt.

Baik sekali jika air susu yang telah dipasteurisasikan segera ditempatkan di dalam botol-botol yang steril lalu botol tersebut disimpan dilemari es. Pada praktikum kami botol-botol tersebut dibiarkan di suhu kamar selama semalam, atau alternatif lainnya bisa juga diletakkan dilemari es selama 4 jam. Kalau botol-botol tersebut steril dan cara memasukkan susu tersebut steril dan tidak memberikan kesempatan kontaminasi, maka efek daripada pasteurisasi tetap baik. Pasteurisasi tidak membinasakan vitamin-vitamin yang ada di dalam air susu, hanya vitamin C boleh menyusut sedikit, air susu memang tidak banyak mengandung vitamin C, jika ingin menambah vitamin C harus dicari sumber lain, misal ekstrak /sari jeruk.

Pedoman untuk menentukan baik buruknya air susu di Amerika Serikat dan kemungkinan di Indonesia tidak jauh berbeda sebagai berikut:

1. Air susu (sebelum dipasteurisaikan) dinyatakan baik sekali, jika terdapat kurang daripada 200.000 mikroorganisme per milimeter dengan penyelidikan langsung perhitungan dengan mirosskop atau dengan perhitungan jumlah koloni pada agar.

2. Jika air susu yang sudah dipasteurisasikan akan tetapi sebelum diedarkan kepada para konsumen jika masih mengandung lebih daripada 30.000 mikroorganisme permilimeter maka air susu itu dipandang kurang baik, Air susu juga terhitung kurang baik, jika kedapatan lebih daripada 10 bakteri kolon permilimeternya. Banyak orang beranggapan minum susu masam menyebabkan awet muda. Di beberapa negara orang sengaja mencampurkan Lactobacillus, Streptococcus dan beberapa spesies mikroorganisme lainnya untuk menambah rasa dan aroma. Bakteri yang banyak digunakan untuk mengasamkan susu ialah Lactobacillus bulgaricus dan L. Acidophlus. Pada praktikum kami menggunakan Lactobacillus bulgaricus dalam pembuatan Yoghurt dan Soyghurt.

Lactobacillus dapat menghasilkan asam susu sampai 4% (Tarigan, 1988:296). Rasa yogurt meupakan akumulasi dari asam laktat dan asetaldehid yang diproduksi oleh L.bulgaricus. Karena aroma asetaldehid, kebanyakan pembuatan yogurt ditambahi perasa buah (Atlas, 1984:684).

Karena banyaknya konsumen yogurt di Amerika Serikat, lebih dari 550.000 pounds yogurt diproduksi setiap tahunnya (Atlas, 1985:151). Dalam praktikum, yogurt yang kami buat ditambahi sirup, sehingga mengurangi rasa dan aroma masam. Di beberapa negara air susu yang sedikit masam merupakan minuman rakyat yang sangat digemari. (Dwidjosaputro, 1984:11-163). Pengawetan dengan pengasaman memanfaatkan keadaan bahwa hanya sedikit mikrorganisme yang dapat tumbuh pada pH rendah dan tanpa udara. Untuk mematikan mikroorganisme dengan dipasteurisasi, spora yang tahan panas tidak berkecambah dibawah pH 5,0. Bahan makanan yang diasamkan tetapi tidak dipasteuriasi mengalami pembususkan oleh ragi atau fungi kalau kemasukan udara (Schlegel dan Schmidt, 1994:244) Ini salah satu keunggulan pasteurisai dibandingkan cara pengawetan lainnya. Kebanyakan pasteurisasi dlakukan pada air susu. Padapraktikum kami, yogurt dan soyghurt yang menggunakan starter yakult dan yoghurt sama-sama memiliki pH 5.

Yogurt sangat perlu digunakan sebagai pendamping penting bagi pengkonsumsi obat-obatan antibiotik, dimana yogurt akan menggantikan bakteri baik yang mati akibat antibiotik. Yogurt juga efektif untuk mengobati diare dan disentri. Dengan mengkonsumsi semangkuk yogurt setiap harinya secara signifikan dapat megatasi keputihan, jamur dan vaginitas pada wanita. Manfaat lain dari yogurt antara lain:

  • Mencegah penimbunan toksin dalam perut
  • Meningkatkan fungsi kekebalan sel tubuh, meningkatkan kemampuan sel, membentuk antibodi untuk melawan penyakit
  • Melawan infeksi dengan meningkatkan kekebalan tubuh
  • Membantu mencegah kanker, terutama kanker usus dan kanker vagina
  • Membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah
  • Enzim dan yogurt membantu mengatasi masalah gas dalam perut dan kembung
  • Membantu menetralkan asam urat dan mencegah infeksi saluran pencenaan

(Lavinia. 2006. Cantik dan sehat dengan Live organic yogurt.html)

Beberapa mikroorganisme berperan dalam fermentasi makanan dan minuman. Proses fermentasi yang melibatkan kemampuan mikroorganisme sesuai dengan kondisi proses dan hasilnya terbagi ke dalam dua bentuk:

1. Proses fermentasi secara alkoholis, kalau hasilnya didapatkan alkohol, misa: bi, anggur, tuak, bem, sider dan sebaaginya.

2.Proses fermentasi secara nonalkoholis, kalau hasilya tidak didapatkan senyawa alkohol, tetap berbentuk asam organik, vitamin, asam amino dan sebagainya. Misal: pembuatan tempe, kecap, oncom, bekacem, terasi, sosis, yoghurt dan sebagainya. Jadi praktikum kami membuat yoghurt dan Soyghurt termasuk fermentasi nonalkoholis. Proses fermentasi baik secara alkoholik maupun non alkoholik merupakan proses yang unik dilakukan oleh mikroba: cepat, murah, aman, hemat energi dan nilai organoleptiknya (nilai yang dapat dirasakan oleh lidah) rata-rata sesuai dengan selera. Pada praktikum kami penilaian organoleptik meliputi rasa, aroma, tekstur yogurt dan soyghurt.

Mikroba juga berperan dalam ”pengadaan” bau dan rasa, misal bau dan rasa susu segar banyak yang tidak menyukai dibandingkan dengan susu tersebut telah diproses secara fermentasi menjadi makanan lain, antara lain yogurt (Supardi&Sukamto, 1999:3). Sebagaimana yogurt dan soyghur dibuat dalam praktikum kami. Dalam industri persusuan, susu yang difermentasi dihasilkan dengan cara menginokulasi susu yang telah dipasteurisasi dengan suatu biakan mikroorganisme yang diketahui, yang kadang-kadang disebut biakan pemula (starter culture) yang dapat diandalkan untuk menghasilkan fermentasi yang dikehendaki, jadi menjamin dihasilkannya produk yang baik dan seragam. Beberapa produk susu yang difermenatsikan dan peranan mikroorganisme yang menghasilkannya pada tabel 3.

Tabel 3. Beberapa ciri produk dari susu yang difermentasi

Produk fermentasi

Mikroorganisme utama yang melakukan fermentasi dan perubahan yang dihasilkannya

Rum masam dibiaki mikroorganisme

Sama dengan yang digunakan untuk pembuatan susu mentega yang dibiaki bakter, yaitu Streptokokus,. Rasa/aroma asam

Susu bulgaria

Lactobacillus bulgaricus. Rasa/aroma asam

Susu asidofulus

L.acidophilus. asam

Yoghurt

Streptococcus thermophilus dan L.bulgaricus Rasa/aroma asam

kefir

L.bulgaricus dan S. lactis. Peragi laktose. Rasa/aroma asam

(sumber: Pelczar, 1986:900)

Bahan baku pembuatan yoghurt adalah susu sapi. Susu merupakan makanan lengkap mengandung protein, lemak dan karbohidrat, dengan sejumlah vitamin dan mineral. Susu memiliki derajat keasaman/pH sekitar 7,0 dan merupakan nutrisi pertumbuhan bagi manusia, hewan dan mikroorganisme. Sekitar 87% dari substansi susu berupa air. Lainnya 2,5% merupakan protein khusus yang disebut casein, yang merupakan kombinasi tiga rantai panjang asam amino yang tersuspensi pada larutan.

Tabel 4. Komposisi susu sapi

komponen

persentase

Air

87,0

Kasein

2,5

Lactalbulmin dan protein lainnya

0,5

Laktosa

5,0

Lemak

4,0

Sterol, vitaminA, D dan E

0,05

miselaneous

,95

(sumber:Alcamo, 1983:729)

Kebutuhan protein sehari sebanyak 30 % sudah dapat terpenuhi hanya dengan 2 gelas susu kedelai. Oleh karena itu kalau sekarang harga susu melambung tinggi maka susu kedelai bisa menjadi pilihan alternatif sebagai penggantinya. Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B2 niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K.Ada dua jenis susu kedelai, cair dan bubuk. Susu kedelai cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedalai dapat disajikan dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan. Aroma susu kedelai memang agak langu (bunny flavor) karena itu dapat ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, vanili, cokelat, stroberi, dan lain-lain. Penambahan gula biasanya sekitar 5 - 7% dari berat susu. Bila penambahan kadar gula lebih dari 11% dapat menyebabkan cepat kenyang.
Seperti halnya susu sapi, susu kedelai juga dapat dibuat menjadi susu asam. Kalau susu asam yang dibuat dari susu sapi disebut yoghurt, maka susu asam dari susu kedelai dinamakan soyghurt.

Tabel 5. Standar mikrobiologi untuk susu dan produk susu di NewYork

Susu dan produk susu

standar

Susu pasteurisasi

suhu

Didinginkan 45°F(7°C) atau kurang selama dua jam

Batasan bakteri

Tidak lebih 100.000 per ml dalam memproduksi susu

Susu pasteurisasi dan produk susu pasteurisasi

Substansi penghambat

Tidak ada substansi penghambat yang ditemukan

suhu

Didinginkan 45°F(7°C) atau kurang dengan dijaga stabil di suhu tersbut

Batasan bakteri

20.000 per ml

coliform

Tidak lebih 10 per ml

fosfatase

Kurangdari 1 mikrogram per ml dengan metode equivalen

(sumber:Alcamo, 1983:736)

Gambar1.Hasil scan mikrograf elektron Lactobacillus. Spesies organisme memfermentasi laktose susu dan produk asam laktat untuk memproduksi produk susu seperti yogurt (Alcamo, 1983:730)

Gambar 2. Lactobacillus acidophilus merupakan organisme yang sering diamati berbentuk filamen dan memiliki granula gelap diantara sel yang dapat ditandai. Strain tertentu dari spesies ini biasanya digunakan pada fermentasi susu. Organisme ini diduga menyebabkan lubang gigi, berdasarkan fakta individu dengan sejumlah lubang gigi juga menunjukkan banyak L. acidophilus di dalam mulutnya (Volk&Wheeler, 193:280).

Asam laktat diproduksi apabila laktosa gula air susu terfermentasi oleh laktobasil danstreptokokus yang membantuk flora air susu biasa. Asam laktat meningkatkan keasaman air susu, dan sejak permulaan sejarah orang telah membuat berbagai bentu air susu asam atu yang terfermentasi yang apat dimakan untuk menghindari kerusakannya. Telah lama diperaya bahwa air susu yang terfermentasi memperpanjang usia dan mendorong kesehatan yang baik. Oleh karena itu pembuatan air susu semacam itu menjadi industi besar di banyak negara. Yogurt mungkin dibuat dari air suus, sapi, kambing, domba atau kerbau. Air susu ini biasanya dididihkan sampai sebagian air susu mengental dan setelah didinginkan sedikit diinokulasi dengan L.bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Air ini kemudian dapat dituangkan ke dalam tabung dan dijaga tetap hangat sampai menggumpal atau dapat diaduk terus samapai menjadi kental (Volk&Wheeler, 1983:279). Dlam praktikum pembuatan yogurt kami juga menggunakan L.bulgaricus dan S.thermophilus.

Diare akibat minum susu disebabkan oleh berkurangnya aktivitas enzim laktase di dalam tubuh. Gejala yang demikian disebut lactose intolerance. Fungsi laktase adalah untuk mencerna laktosa (gula susu) dan menguraikannya menjadi glukosa dan galaktosa.

Berbeda halnya dengan laktosa, yang merupakan disakarida yang tidak dapat diserap oleh usus, glukosa dan galaktosa merupakan gula-gula sederhana yang sangat mudah diserap oleh usus dan dimanfaatkan untuk proses metabolisme.

Dengan semakin menuanya usia, jumlah enzim laktase di dalam tubuh akan semakin berkurang. Itulah sebabnya, banyak orang yang telah berusia di atas 40 tahun tidak aman lagi untuk minum susu segar.

Kebiasaan minum susu secara teratur sejak dini dapat mencegah kekurangan enzim laktase secara drastis. Kebiasaan minum susu harus terus dipertahankan, sejak bayi hingga dewasa, agar kelak di saat lansia aktivitas enzim laktase tetap dapat dipertahankan.

Bagi mereka yang sudah terlanjur menderita lactose intolerance, khususnya pada lansia, dianjurkan untuk mengkonsumsi produk susu olahan berkadar laktosa rendah (seperti yoghurt, keffir, kalpis, koumiss, yakult) atau susu yang sama sekali bebas laktosa. Susu yang bebas laktosa adalah susu kacang-kacangan, seperti susu kedelai, susu kacang ijo, susu kacang tolo, dan sebagainya.

Yoghurt kedelai
Seperti halnya susu sapi, susu kedelai juga dapat dibuat menjadi susu asam. Kalau susu asam yang dibuat dari susu sapi disebut yoghurt, maka susu asam dari susu kedelai dinamakan soyghurt.

Proses pembuatan soyghurt dan kultur (biakan murni) starter yang digunakan pada dasarnya sama seperti pada pembuatan yoghurt. Tetapi, proses fermentasi pada pembuatan soyghurt mempunyai kesulitan. Karena, jenis karbohidrat yang terdapat pada susu kedelai berbeda dengan karbohidrat susu sapi. Karbohidrat susu kedelai terdiri atas golongan oligosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi maupun sumber karbon oleh kultur starter. Hasil penelitian menunjukkan, bila susu kedelai langsung dinokulasi (ditambah) dengan starter dan diinkubasi selama 4 jam pada suhu 45oC tidak menghasilkan perubahan, baik pH maupun kekentalannya. Dengan kata lain, tidak terbentuk yoghurt kedelai.

Karena itu supaya fermentasi berhasil, susu kedelai terlebih dulu ditambah sumber gula sebelum diinokulasi. Hasil percobaan menunjukkan, soyghurt dapat dibuat dengan hasil baik bila kadar protein susu kedelai berada antara 3,6 - 4,5%, dan dengan penambahan sumber gula sebanyak 4 - 5%. Sumber gula yang ditambah di antaranya sukrosa (gula pasir), glukosa, laktosa, fruktosa, atau susu bubuk skim.

Yang pertama kali harus disiapkan dalam pembuatan soyghurt adalah bibit bakteri L. bulgaricus dan S. thermophilus, serta susu kedelai yang baru. Ada dua cara mendapatkan starter soyghurt, yaitu dari yoghurt yang belum dipasteurisasi dan dari bibit (biakan) murni. Perlu diketahui, ada dua macam yoghurt yang dijual di pasar, yoghurt dengan mikroba masih hidup dan yang sudah dipasteurisasi atau mirkobanya sudah dimatikan. Ukuran 1,5 sendok teh yoghurt cukup untuk fermentasi tiga gelas susu.

TABEL KOMPOSISI SUSU KEDELAI CAIR DAN SUSU SAPI
TIAP 100 G

KOMPONEN

SUSU KEDELAI

SUSU SAPI

Kalori (Kkal)

41,00

61,00

Protein (g)

3,50

3,20

Lemak (g)

2,50

3,50

Karbohidrat (g)

5,00

4,30

Kalsium (mg)

50,00

143,00

Fosfor (g)

45,00

60,00

Besi (g)

0,70

1,70

Vitamin A (SI)

200,00

130,00

Vitamin B1 (tiamin)(mg)

0,08

0,03

Vitamin C (mg)

2,00

1,00

Air (g)

87,00

88,33

Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (http://www.indomedia.com/intisari/1998/agutus/susu.htm)

Berdasarkan cita rasanya yoghurt dibedakan menjadi yoghurt alami atau sederhana dan yoghurt buah. Yoghurt alami yaitu yoghurt yang tidak ditambah cita-rasa/flavor yang lain sehingga asamnya tajam. Sedangkan yoghurt buah adalah yoghurt yang ditambah dengan komponen cita-rasa yang lain seperti buah-buahan, sari buah, flavor dintetik dan zat pewarna. Jenis-jenis yoghurt yang telah dimodifikasi atau diolah lebih lanjut setelah fermentasi diantaranya Yoghurt pasteurisasi untuk memperpanjang masa simpannya, yoghurt beku yaitu yoghurt yang dibekukan dan simpan pada suhu beku, biasanya pada suhu -88,2° C. Yoghurt konsentrat (pekat) yaitu yoghurt yang dipekatkan sampai kandungan bahan keringnya 24 persen. Sedangkan yoghurt kering (powder) adalah yoghurt pekat yang dikeringkan sampai kandungan bahan keringnya mencapai 90 - 94 %.

Bahan yang diperlukan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt terdiri dari bahan baku bahan tambahan dan bibit atau starter. Bahan baku berupa susu murni, susu skim, susu bubuk tanpa lemak, susu yang sebagian lemaknya telah dihilangkan atau campuran dari beberapa jenis susu tersebut. Sebelum digunakan biasanya susu ini dipekatkan dulu dengan cara pemanasan atau ditambahkan susu skim bubuk.

Bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah pemanis, penstabil dan buah-buahan atau sari buah sebagai sumber cita rasa. Sebagai pemanis biasa digunakan sukrosa atau gula pasir, madu ataupun sirup. Jumlah gula dalam yoghurt akan menentukan jumlah asam cita-rasa yang diproduksi oleh bibit yoghurt. Gula yang ditambahkan bisa dalam bentuk kristal bubuk ataupun sirup. Umumnya gula yang ditambahkan ke dalam yoghurt pada awal fermentasi sekitar 5-7 persen.

Bahan penstabil digunakan dalam yoghurt untuk memperlembut tekstur, membuat struktur gel yang mengurangi atau mencegah pemisahan cairan dari yoghurt. Bahan penstabil yang sesuai untuk yoghurt adalah gelatin, karboksi metil selulosa (CMC), alginat dan karagenan. Sedangkan jumlah penggunaannya sebesar 0.5 - 0.7 persen. Buah-buahan yang digunakan untuk menambah cita-fasa yoghurt tergantung kesukaan konsumen. Jumlah penambahan buah biasanya sebanyak 20 - 25 persen dari total produk. Buah-buahan yang sering digunakan adalah buah yang telah diakuetkan, buah yang telah dibekukan dan sari buah.

Persiapan Bibit Atau Starter Yoghurt

Bibit atau starter yoghurt terdiri dari biakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan biakan Streptococcus thermophillus. Pembuatan bibit untuk yoghurt dilakukan secara bertahap. Pertama Lactobacillus bulgaricus maupun thermophillus masing-masing dibiakkan dalam susu secara terpisah. Kemudian biakan dicampur bila telah siap digunakan. Bila inokulum dicampurkan langsung, salah satu bibit sering dominan dan menekan pertumbuhan bibit lainnya. Untuk mempertahankan atau persediaan bibit masing-masing biakan atau kultur tersebut harus dipindahkan ke dalam medium (susu) yang baru secara berkala atau kultur tersebut dicampur susu dan dikering bekukan. Perbandingan yang sesuai antara jumlah Lactobacillus bulgaricus dan Streptpcocus thermophillus yang sesuai adalah 1 : 1.

Rekomendasi Artikel: