Bahasa

Morfologi I Morfem

Morfologi

Bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata disebut morfologi. Pengertian tentang bentuk belum jelas bila kita belum mengetahui lebih lanjut tentang wujudnya dan apa yang menjadi ciri-cirinya.

Semua arus-ujaran yang sampai ke telinga kita terdengar sebagai suatu rangkaian kesatuan. Bila kita berusaha memotong-motong suatu arus-ujaran yang sederhana seperti:

/ p e k e r j a a n m e r e k a m e m u a s k a n /

maka potongan-potongan (segmen) yang akan kita dapat yaitu potongan-potongan yang merupakan kesatuan yang langsung membina kalimat itu adalah: pekerjaan, mereka dan memuaskan . Unsur mereka di satu pihak tidak dapat dipecahkan lagi, sedangkan unsur pekerjaan dan memuaskan masih dapat dipecahkan lagi menjadi: kerja dan pe-an , serta puas dan me-kan.

Unsur-unsur kerja dan puas dapat pula dengan langsung membentuk kalimat seperti tampak dalam contoh berikut:

• Kerja itu belum selesai

• Saya belum puas

Sebaliknya unsur-unsur pe-an dan me-kan tidak bisa langsung membentuk sebuah kalimat. Unsur-unsur ini juga tidak bisa berdiri sendiri, selalu harus diikatkan kepada unsur-unsur lain seperti puas, kerja, dan lain-lain. Untuk ikut serta dalam membentuk sebuah kalimat, unsur-unsur pe-an dan me-kan pertama-tama harus digabungkan dengan unsur puas dan kerja.

A. Morfem

Kedua macam unsur itu, baik kerja dan puas , maupun pe-an dan me-kan mempunyai suatu fungsi yang sama yaitu membentuk kata. Unsur pembentuk itu, baik yang bebas ( kerja dan puas ) maupun yang terikat ( pe-an dan me-kan ) dalam tata bahasa disebut morfem (dari kata morphe = bentuk, akhiran ­ema­ = yang mengandung arti). Jadi dalam bahasa Indonesia kita dapati dua macam morfem yaitu:

a. Morfem dasar atau morfem bebas , seperti: kerja, puas, bapak, kayu, rumah, tidur, bangun, sakit, pendek, dan lain-lain.

b. Morfem terikat , seperti: pe-, -an, pe-an, ter-, ber-, me-, dan lain-lain.

Dalam tata bahasa Indonesia morfem dasar atau morfem bebas itu disebut kata dasar , sedangkan morfem terikat disebut imbuhan.

Batasan: Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya.

B. Alomorf

Dalam merealisasikan morfem-morfem tersebut, pada suatu ketika kita sampai kepada suatu kenyataan bahwa morfem-morfem itu dapat juga mengalami variasi atau perubahan bentuk. Misalnya morfem ber- dalam bahasa Indonesia dalam realisasinya dapat mengambil bermacam-macam bentuk:

                   ber-             be-              bel- 
                   berlayar       bekerja        belajar 
                   bersatu        berambut 
                   bergirang     beruang 
                   berdiri          berakit dan lain-lain. 

Perubahan bentuk ber- menjadi be- atau bel- disebabkan oleh lingkungan yang dimasukinya. Bila ber- memasuki suatu lingkungan kata yang mengandung fonem /r/ dalam suku kata pertama, maka fonem /r/ dalam morfem ber- itu ditanggalkan. Dalam suatu kesempatan unsur /r/ itu berubah menjadi /l/. Bentuk-bentuk variasi dari pada morfem itu disebut alomorf .

Batasan: Alomorf adalah variasi bentuk dari suatu morfem disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya.

Dalam Morfologi atau Ilmu Bentuk Kata dibicarakan bagaimana hubungan antara morfem dengan morfem, antara morfem dengan alomorf, serta bagaimana pula menggabungkan morfem-morfem itu untuk membentuk suatu kata.

C) Morfem Terikat

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, morfem dapat dibagi atas dua macam yaitu morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat dalam tata bahasa Indonesia dapat dibagi lagi atas empat macam berdasarkan tempat terikatnya pada sebuah morfem dasar:

  1. Prefiks (= awalan) : per-, me-, ter-, di-, dan lain-lain.
  2. Infiks (= sisipan) : -el, -er, -em,
  3. Sufiks (= akhiran) : -an, -kan, -i.
  4. Konfiks : gabungan dari dua atau lebih dari ketiga macam morfem di atas yang bersama-sama membentuk suatu kesatuan arti.

Morfem terikat dapat dibeda-bedakan lagi menurut fungsinya, ada yang berfungsi untuk membentuk kata kerja, ada yang bertugas untuk membentuk kata benda, ada pula yang digunakan untuk membentuk kata sifat. Pembagian yang kompleks adalah pembagian yang didasarkan atas arti yang didukungnya. Tetapi arti yang didukungnya itu pun belum mutlak, masih merupakan suatu kemungkinan; arti yang tepat harus selalu ditinjau dari suatu konteks.

D) Morfem Bebas dan Kata

Suatu morfem bebas telah dapat disebut sebagai kata. Sebaliknya konsep tentang kata tidak hanya meliputi morfem bebas, tetapi juga meliputi semua bentuk gabungan antara morfem terikat dengan morfem bebas, atau morfem dasar dengan morfem dasar. Berarti konsep kata, atau tegasnya kata berdasarkan bentuknya dapat kita bagi atas:

  1. Kata dasar
  2. Kata berimbuhan, yang dapat dibagi lagi atas:
    1. Kata yang berawalan (ber-prefiks).
    2. Kata yang bersisipan (ber-infiks).
    3. Kata yang berakhiran (ber-sufiks).
    4. Kata yang berkonfiks.
  3. Kata ulang
  4. Kata majemuk

Baik kata dasar maupun kata-kata jadian (kata berimbuhan, berulang, dan majemuk), walaupun di satu pihak terdapat perbedaan dalam morfologinya tetapi di pihak lain ada kesamaan dalam fungsi dan dalam bidang arti. Fungsi dari segala macam bentuk kata ini adalah secara langsung dapat membina sebuah kalimat. Sedangkan dalam bidang arti tiap-tiapnya mengandung suatu ide tertentu. Ide yang terkandung dalam kata kerja lain dari pada ide yang ditimbulkan oleh kata pekerjaan , dan keduanya lain dari pada ide yang terkandung dalam kata bekerja, mengerjakan, dan dikerjakan. Masing-masing mewakili ide yang berlainan.

Batasan: Kesatuan-kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya, dan mengandung suatu ide disebut kata.

Rekomendasi Artikel: