Bahasa

Awalan-Awalan Baru

Awalan-Awalan Baru

Akibat perkenalan dengan berbagai istilah asing, maka dirasa perlu menambahkan perbendaharaan bentuk-bentuk terikat dalam bahasa Indonesia. Lebih-lebih dalam terjemahan beermacam-macam prefiks asing, perlulah kita memperkaya bahasa Indonesia dengan bentuk-bentuk terikat yang baru. Oleh Komisi Istilah telah ditetapkan beberapa macam bentuk yang terikat untuk menterjemahkan prefiks-prefiks asing. Walaupun sudah ditetapkan oleh suatu badan yang kompeten, namun pemakaiannya tidak dapat dipaksakan, sehingga prefiks itu belum produktif tampaknya bagi pemakaian umum sehari-hari. Bentuk-bentuk itu lebih sering dipergunakan dalam bentuk-bentuk artikel-artikel ilmiah.

Bentuk-bentuk yang dimaksud adalah:

1. Tak

Bentuk ini dipakai untuk mengimbangi istilah-istilah asing yang memakai prefiks asing a-. Gunanya untuk menidakkan suatu hal. Kata-kata asosial, amoral, asimetri, apatis, diimbangi dengan kata-kata taksosial, taksadar, takorganik, dan sebagainya.

2. Purba

Prefiks ini disejajarkan dengan awalan-awalan asing Ante: antedate, antedelivium. Dalam terminologi baru kita mendapat kata-kata purbatunggal, purbakala, purbasangka.

3. Swa

Mengandung arti sendiri , dipakai untuk menggantikan prefiks asing auto : swakuasa (autokrasi), swariwayat (autobiografi) ; demikian pula dibentuk kata-kata lain seperti swasembada, swadaya, swasta, swalayan , dan sebagainya.

4. Dwi

Prefiks dwi senilai dengan bi- dalam bahasa-bahasa asing: dwiwarna, dwipihak, dwikora, dwipurwa, dan sebagainya.

Catatan: Di samping prefiks dwi-, kita temukan juga prefiks dengan kata-kata bilangan lain seperti tri, catur dan panca , untuk menunjukkan kesatuan yang terdiri dari tiga, empat dan lima orang atau hal, misalnya: trikora, caturtunggal, pancasila, pancaindera, dan sebagainya.

5. Antar

Senilai dengan inter dalam bahasa asing: antartempat (interlokal), antarsekolah, antarnegara, antarhubungan (interelasi), dan sebagainya.

6. Pra

Untuk menggantikan awalan-awalan asing pre-, prae-: pratinjau (preview), prasejarah, prasangka, prakarsa, prakarya, dan sebagainya.

7. Serba

Dipakai sebagai awalan dengan arti semua : serbabaru, serbaputih, serbaguna, serbaasalah, dan sebagainya.

8. Pasca

Prefiks ini mengandung arti sesudah : pascatsunami, pascapertandingan, pascagempa, dan sebagainya.

9. Tuna

Prefiks ini dipakai dengan arti kehilangan sesuatu, ketiadaan sesuatu: tunakarya, tunasusila, tunanetra, tunawisma, tunasosial, dan sebagainya.

10. Ulang

Untuk menyatakan bahwa sesuatu dibuat kembali dipergunakan prefiks ulang . Prefiks ulang sejajar atau senilai dengan prefiks re- , misalnya: ulang=cetak, ulang-susun, dan sebagainya.

11. Maha

Prefiks ini mengandung arti besar, dan diambil dari bahasa Sansekerta. Kata-kata yang mengandung prefiks maha yang sering dijumpai dalam bahasa Indonesia adalah: mahakuasa, mahaadil, mahaguru, mahasiswa, dan sebagainya.

Add comment


Go to top