Bahasa

Morfologi II - Kata

Morfologi II - Kata

Hampir semua tatabahasa sekarang mendasarkan pembagian jenis kata menurut Aristoteles. Sebenarnya Aristoteles sendiri tidak membagi kata-kata atas sepuluh jenis kata. Ia hanya meletakkan sisetmatikanya. Pembagian jenis kata mula-mula terdiri dari 8 jenis kata.

Ketika orang-orang Eropa lainnya berusaha menyusun tata bahasa dari bahasa-bahasa mereka menurut contoh tatabahasa Yunani-Latin, maka ditambahkan lagi jenis kata baru sesuai dengan sifat bahasa mereka yaitu Kata Sandang serta Kata Seru diberi status sebagai satu jenis kata. Dengan demikian kesepuluh jenis kata itu diterima dalam semua tatabahasa yang disusun berdasarkan tatabahasa Eropa.

Pembagian ini oleh kebanyakan orang dianggap keramat atau dianggap sebagai suatu dasar yang tak dapat dirubah lagi karena sudah mencapai titik kesempurnaan. Tetapi bila kita berpikir lebih dalam bahwa dasar pembagian itu bertolak dari kaidah-kaidah filsafat, sedangkan bahasa tidak selamanya harus diperlakukan dengan dasar-dasar filsafat, maka sudah tentu ada kelemahan-kelemahan dari pembagian di atas. Bahwa pengertian dan konsep yang diberikan kepada masing-masingnya itu mungkin masih dapat diterima, tetapi menempatkan kesepuluhnya dalam suatu klasifikasi yang disebut jenis kata agaknya sulit untuk diterima oleh ahli-ahli bahasa modern.

Walaupun demikian sebaiknya kita mengikuti dahulu cara pembagian mereka (Tradisional), memahami dasar-dasar yang dipergunakan untuk mengadakan klasifikasi jenis kata ini, menunjukkan kekurangan-kekurangannya, baru kemudian kita berusaha memberi suatu pembagian lain yang bertolak dari dasar-dasar yang lebih riil.

1. Pembagian Jenis Kata Menurut Tatabahasa Tradisional

Kesepuluh jenis kata yang biasa dibaca dalam tatabahasa tradisional adalah sebagai berikut:

  1. Kata Benda atau Nomina
  2. Kata Kerja atau Verba
  3. Kata Sifat atau Adjektif
  4. Kata Ganti atau Pronomina
  5. Kata Bilangan atau Numeralia
  6. Kata Keterangan atau Adverbia
  7. Kata Sambung atau Konjuksi
  8. Kata Depan atau Preposisi
  9. Kata Sandang atau Artikel
  10. Kata Seru atau Interjeksi

2. Pembagian Jenis Kata Baru

Bila kita memperhatikan pembagian jenis kata menurut tatabahasa tradisional tampaklah bahwa ada kekacauan dalam penggolongan jenis kata itu. Kekacauan itu terjadi karena tidak tegas diadakan perbedaan antara jenis kata dan fungsi kata. Kita lihat misalnya kata-kata seperti: di, ke, pada, dengan, dari, dimasukkan dalam kata depan , tetapi di tempat lain gabungan kata-kata itu dengan suatu kata benda dijadikan kata keterangan . Begitu pula kata perangkai dimasukkan dalam satu jenis kata tetapi di pihak lain dimasukkan pula dalam kata keterangan.

Kata ganti dalam segala strukturnya tidak banyak berbeda dengan kata benda, karena memang kata-kata itu hanya menggantikan kata-kata benda dalam keadaan tertentu. Kata seru , seperti ternyata dalam batasan yang diberi oleh berbagai tatabahasa, telah menunjukkan bahwa bidang geraknya adalah kalimat , jadi tidak bias disebut begitu saja sebagai suatu jenis kata. Apa yang disebut kata seru itu sudah sebulat-bulatnya merupakan kalimat, atau lebih tegas miniaturnya kalimat, karena bentuk tersebut sudah disertai dengan intonasi yang selengkap-lengkapnya seperti pada jenis-jenis kalimat lainnya.

Pendeknya, penggolongan dengan cara kerja Aristoteles tidak dapat diterima begitu saja. Harus diadakan penyempurnaan atau sama sekali merubah cara kerja tersebut. Pada abad ke-16, seorang ahli tatabahasa Spanyol, Sanches de las Brozas, telah mengajukan suatu pembagian jenis kata yang lebih rasional dan struktural atas: nomen, verbum, dan particular . Tetapi pada abad ke-19 ahli-ahli tatabahasa barat lainnya kembali lagi ke dalam alam pikiran Yunani-Latin, dan mengajukan 10 jenis kata seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Bila kita memperhatikan pembagian jenis kata menurut tatabahasa tradisional tampaklah bahwa ada kekacauan dalam penggolongan jenis kata itu. Kekacauan itu terjadi karena tidak tegas diadakan perbedaan antara jenis kata dan fungsi kata. Kita lihat misalnya kata-kata seperti: di, ke, pada, dengan, dari, dimasukkan dalam kata depan, tetapi di tempat lain gabungan kata-kata itu dengan suatu kata benda dijadikan kata keterangan. Begitu pula kata perangkai dimasukkan dalam satu jenis kata tetapi di pihak lain dimasukkan pula dalam kata keterangan.

Kata ganti dalam segala strukturnya tidak banyak berbeda dengan kata benda, karena memang kata-kata itu hanya menggantikan kata-kata benda dalam keadaan tertentu. Kata seru, seperti ternyata dalam batasan yang diberi oleh berbagai tatabahasa, telah menunjukkan bahwa bidang geraknya adalah kalimat, jadi tidak bias disebut begitu saja sebagai suatu jenis kata. Apa yang disebut kata seru itu sudah sebulat-bulatnya merupakan kalimat, atau lebih tegas miniaturnya kalimat, karena bentuk tersebut sudah disertai dengan intonasi yang selengkap-lengkapnya seperti pada jenis-jenis kalimat lainnya.

Pendeknya penggolongan dengan cara kerja Aristoteles tidak dapat diterima begitu saja. Harus diadakan penyempurnaan atau sama sekali merubah cara kerja tersebut. Pada abad ke-16, seorang ahli tatabahasa Spanyol, Sanches de las Brozas, telah mengajukan suatu pembagian jenis kata yang lebih rasional dan struktural atas: nomen, verbum, dan particular. Tetapi pada abad ke-19 ahli-ahli tatabahasa barat lainnya kembali lagi ke dalam alam pikiran Yunani-Latin, dan mengajukan 10 jenis kata seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Dengan adanya perkembangan Linguistik Modern, persoalan di atas sekali lagi timbul dalam pembahasan-pembahasan mereka. Ahli-ahli Linguistik Modern berusaha mencari suatu kaidah untuk menggolong-golongkan jenis kata yang lebih struktural. Walaupun belum terdapat suatu ketentuan yang diterima oleh segenap ahli-ahli Linguistik Modern, namun dasar yang digunakan untuk mengadakan penggolongan baru, dapat memberi keyakinan bahwa dasar itu lebih seragam dan rasional.

Untuk sementara, berdasarkan struktur morfologisnya, kata-kata dapat dibagi atas empat jenis kata yaitu:

  1. Kata Benda
  2. Kata Kerja
  3. Kata Sifat
  4. Kata Tugas

Yang dimaksud dengan struktur morfologis adalah bidang bentuk yang memberi ciri khusus terhadap kata-kata itu. Bidang bentuk itu meliputi kesamaan morfem-morfem yang membentuk kata-kata itu, atau juga kesamaan ciri dan sifat dalam membentuk kelompok katanya. Dengan demikian kita mempunyai suatu dasar penggolongan yang sama dikenakan kepada semua kata dalam suatu bahasa. Tiap-tiap bahasa mempuyai cara khusus untuk kedua segi dalam bidang morfologi ini.

Rekomendasi Artikel: