Pengertian saham.
Panji Anoraga ( 1995 : 51 ) Saham, merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh diantaranya:
- Deviden, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham.
- Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya.
- Manfaat non finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kepuasan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
Sawidji ( 1996 : 43 ) menyatakan bahwa secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. William H. Pike, 1989 ( dalam Sawidji, 1996 : 43 ) mengemukakan bahwa selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik ( berapapun porsinya ) dari suatu perusahaan yang menrbitkan kertas ( saham ) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.
2.3.2 Jenis – Jenis Saham.
Panji Anoraga ( 1995 : 52 ), dari berbagai jenis saham yang dikenal dibursa yang diperdagangkan yaitu saham biasa ( common stock ) dan saham preferen ( prefered stock ).
Saham biasa, adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham bisa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham ) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya ( one share one vote ). Pada likuidasi perseroan, pemilik saham memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi.
Saham preferen, merupakan saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden dan / atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi terlebih dahulu dari saham biasa, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi / komisaris. Saham preferen mempunyai ciri – ciri yang merupakan gabungan dari hutang dan modal sendiri ( debt and equity ). Ciri – ciri yang penting dari saham preferen adalah :
(a) Hak utama atas deviden.
Pemegang saham preferen mempunyai hak lebih dulu untuk menerima deviden.
(b) Hak utama atas aktiva perusahaan.
Dalam hak likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan sesudah kreditur biasa tetapi sebelum pemegang saham biasa.
(c) Penghasilan tetap.
Penghasilan bagi para pemegang saham preferen biasanya berupa jumlah yang tetap.
(d) Jangka waktu yang tidak terbatas.
Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang terbatas akan tetapi dapat juga pengeluaran saham preferen dilakukan dengan sarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham preferen tersebut dengan suatu harga tertentu.
(e) Tidak mempunyai hak suara.
Umumya para pemegang saham preferen tidak mempunyai suara dalam rapat umum pemegang saham. Kalaupun hak suara diberikan, biasanya dibatasi pada hal – hal yang ada sangkut pautnya dengan manajemen perusahaan.
(f) Saham preferen kumulatif.
Dalam hal ini deviden yang tidak terbayar pada para pemegang saham preferen tetap menjadi hutang perusahaan dan harus dibayar dalam tahun tersebut atau tahun – tahun berikutnya bilamana perusahaan memperoleh laba yang mencukupi. Tunggakan – tunggakan pada para pemegang saham preferen tersebut harus dilunasi perusahaan terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa mendapat pembagian deviden.
2.3.3 Resiko dan Investasi.
Panji Anoraga ( 1995 : 58 ) dalam melaksanakan investasi , investor dihadapkan oleh adanya beberapa resiko antara lain :
1) Resiko finansial, yaitu resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidak mampuan emiten saham / obligasi memenuhi klewajiban pembayaran deviden / bunga serta pokok investasi.
2) Resiko pasar, yaitu resiko akibat menurunnya harga pasar secara substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah.
3) Resiko psikologis, yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham. Jika banyak investor yang membeli saham melebihi supply yang tersedia dalam pasar maka akan mendorong harga secara keseluruhan akan semakin meningkat, keadaan ini dikenal dengan nama “ bullmarket”. Sedangkan apabila banyak investor menjual sahamnya sehingga mendorong harga yang semakin menurun disebut dengan “ bearmarket “.
Proses Investasi.
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut diperlukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :
1) Menentukan kebijakan investasi.
2) Analisis Sekuritas.
3) Pembentukan portofolio.
4) Melakukan revisi portofolio.
5) Evaluasi kinerja portofolio.
( Suad Husnan, 1996 : 40 – 41 ).
2.3.4 Teknik Analisis Saham.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis saham. Tetapi pada garis besarnya cara – cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data ( perubahan ) harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan ( lewat analisis terhadap faktor – faktor yang mempengaruhinya ) untuk bisa memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang ( Suad Husnan ; 1996 : 40 ).
Sedangkan menurut Sunariyah ( 1997 : 86 – 99 ) ada dua pendekatan yang paling banyak dipergunakan, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern.
1) Pendekatan tradisional.
Untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis, yaitu :
a) Analisis Teknikal.
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti : harga saham, volume perdagangan , indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor – faktor lain yang bersifat teknis. Oleh sebab itu pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar ( market analisis ) atau analisis internal ( internal analisis ). Asumsi yang mendasari analisis teknikal adalah ;
£ Terdapat ketergantungan sistimatik ( sistematic dependencies ) dalam keuntungan ( return ) yang dapat dieksploitasi ke return abnormal.
£ Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harag dimasa lalu diamati ketika memprediksi distribusi return ( keuntungan ) sekurutas.
£ Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.
Beberapa kesimpulan menyangkut pendekatan analisis teknikal adalah sebagai berikut :
i) Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan.
ii) Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu, penekanannya hanya pada perubahan harga.
iii) Teknik analisa berfokus pada faktor – faktor internal melalui analisis pergerakan didalam pasar dan atau saham.
iv) Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada jangka pendek, karena teknik – teknik analisa teknikal dirancang untuk mendeteksi pergerakan harga dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Sasaran yang ingin dicapai pada pendekatan ini adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga ( price movement ) jangka pendek suatu saham. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian dan perubahan harga daripada tingkat harga, oleh sebab itu analis lebih ditekankan untuk meramal trend perubahan harga tersebut. Ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan dalam pendekatan teknikal ini, antara lain adalah trend analisis, ini mengasumsikan bahwa perilaku harga dimasa lalu bisa direfleksikan dalam harga dimasa yang akan datang.
b) Pendekatan analisis fundamental.
Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para investor atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel – variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return ( keuntungan ) yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang ( current market price ). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi dari rata – rata nilai intrinsiknya. Ada dua pendekatan yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan laba ( price earning ratio ) dan pendekatan nilai sekarang ( present value approach ).
2) Pendekatan portofolio modern.
Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologis bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga – harga saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada suatu informasi yang ada dibursa.
Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang digunakan, bila seorang investor atau analis ingin menggunakan pendekatan analisis secara cermat, maka dia memerlukan kerangka kerja ( frame work ). Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis yang harus dilakukan secara sistematik, yang terdiri dari :
a) Analisis ekonomi.
Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis atau prospek bisnis suatu perusahaan.
b) Analisis industri.
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industri perusahaan yang bersangkutan.