Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert
Setelah gambaran pemikiran Jung me ngenai tipe kepribadian extrovert dan introvert diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, ada banyak usaha - usaha yang dilakukan untuk menggunakan kuesioner dengan tujuan pengukuran dari sifat- sifat tipe kepribadian dan menghubungkan dengan aspek-aspek karakter individu, tetapi berbagai usaha ini tidak begitu berhasil.
Menurut Eysenck (dalam Samuel, 1981), tokoh psikologi yang
mengembangkan pemikiran Jung mengenai tipe kepribadian extrovert dan introvert , ketidakberhasilan tersebut terjadi karena pemilihan aite m-aitem pertanyaan secara statistik sederhana dan tidak berdasar definisi yang jelas mengenai sifat yang dapat diukur. Sumbangan Jung dalam bidang penelitian kepribadian menjadi suatu stimulus yang penting dari minat umum dalam hal konsep, tetapi pemikiran Jung mengenai hubungan tipe kepribadian extrovert dan introvert dengan fungsi-fungsi rasional dan tidak rasional dari psikis yang sadar dan tidak sadar membingungkan dan menghalangi penelitian psikologis.
Eysenck menyempurnakan pemikiran Jung mengenai tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dari hasil penelitian dengan tujuan untuk menemukan dimensi kepribadian primer. Eysenck menghasilkan alat pengukuran yang teliti untuk menemukan dimensi kepribadian primer, yaitu dengan menggunakan metode analisis faktor (dalam Samuel, W, 1981). Penggunaan metode analisis
membutuhkan kuesioner, oleh karena itu Eysenck dan istrinya (dalam Smith & Vetter, 1982) mengembangkannya, yaitu: Maudesley Medical Questionarie (MMQ), merupakan konstruk untuk mengukur faktor neurotisme sebagai suatu dimensi kepribadian. MMQ kemudian diperbaiki menjadi Maudsley Personality Inventory (MPI), yang mengukur dua faktor Neurotisme dan Extraversion, yang akhirnya dikembangkan lagi menjadi Eysenck Personality Questionnaire (EPQ).
Penggunaan analisis faktor ini juga digunakan oleh Cattel. Ada kesamaan prinsip antara Eysenck dengan Cattel yaitu bahwa dalam penyelidikan mengenai kepribadian, orang harus menggunakan data yang luas dan sebanyak mungkin. Perbedaan antara keduanya adalah Eysenck menggunakan criterion analysis, sedangkan Cattel menggunakan analisis faktor yang konvensional. Menurut Cattel (Feist & Feist, 1998) analisis faktor merupakan metode yang memudahkan pemahaman mengenai kepribadian dan benar- benar dapat menentukan struktur dasar kepribadian.
Eysenck (dalam Eysenck & Wilson, 1976) menempatkan model hirarki struktur kepribadian dari hal yang paling umum dan mencakup diantara yang paling tinggi sampai pada hal yang paling khusus diantara yang paling rendah. Adapun urutan tersebut adalah sebagai: (a) Tipe, menurutnya adalah susunan beberapa sifat yang dapat diamati, (b) Sifat, adalah beberapa respon kebiasaan yang saling berhubungan yang dapat diamati, (c) Respon kebiasaan, adalah respon yang berulang- ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi/situasi yang sejenis, dan (d) Respon khusus, adalah perilaku atau respon pada suatu kejadian tertentu.