ABSTRAK

ABSTRAK

Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S.

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

(Jurusan Sastra Asia Barat, Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Sastra Arab pada hakikatnya sumber dan bahan baku utamanya adalah kebudayaan Arab yang telah mengalami modifikasi dan transformasi. Salah satu masyarakat Arab yang telah banyak memproduksi karya sastra Arab yang berbasis pada kebudayaan Arab adalah Suriah. Penelitian ini difokus pada pengungkapan kode-kode budaya dalam novel Lâ Sakâkîna fî Mathâbikhi Hâdzihi al-Madînah (“Tidak Ada Pisau di Dapur Kota ini”) dengan pemanfaatan teori post-strukturalisme, khususnya teori the plural text yang dikemukakan oleh Roland Barthes.

Penelitian terhadap karya sastra Arab Suriah modern – terutama dengan sudut pandang kode budaya Arab - dapat dikatakan masih relatif belum banyak karena sebagian besar peneliti lebih cenderung memilih karya sastra Arab Mesir modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kode-kode budaya Arab yang disimbolisasi dengan kehidupan rakyat Suriah yang mengalami konflik sosial, dan sikap perlawanan mereka terhadap hegemoni penguasa. Sikap perlawanan rakyat Suriah terhadap penguasa itu digambarkan dalam lexia (satuan-satuan bacaan) yang terdapat dalam novel Lâ Sakâkîna fî Mathâbikhi Hâdzihi al-Madînah tersebut. Lexia-lexia inilah yang mengungkap kode-kode budaya Arab yang ada dalam novel tersebut.

Objek formal penelitian ini adalah kode-kode budaya Arab yang terdapat dalam novel Lâ Sakâkîna fî Mathâbikhi Hâdzihi al-Madînah yang salah satu instrumennya adalah metode lexia. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan sebagai berikut. Pertama, untuk mengungkapkan lexia yang bermuatan protes rakyat Suriah terhadap terhadap hegemoni penguasa. Kedua, untuk mengidentifikasi lexia yang menunjukkan kegigihan rakyat Suriah dalam mempertahankan hidup dari tindakan ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa. Ketiga, untuk mengungkapkan strategi pembaca tentang alasan penguasa Suriahyang tidak serius menyejahterakan rakyatnya.

Kata Kunci : kode budaya, lexia, sastra Arab Suriah.

ABSTRACT

Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S.

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

(West Asian Literature Department, Arabic Literature Studies Program

Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Arabic literature in essence the source and the raw material is the main Arab culture that has undergone modifications and transformations. One of the Arab community that has a lot of producing works of Arabic literature are based on Arab culture is Syrian. This research is the focus on the disclosure of cultural codes in Lâ Sakâkîna fi novel Mathâbikhi Hâdzihi al-Madînah ("No Knives in the Kitchen This City") by the use of post-structuralism theory, particularly the theory of the plural text proposed by Roland Barthes.

Research on modern Syrian Arab literature - especially in light of the Arab cultural code - can be said is still relatively not much because most researchers are more likely to choose a modern Egyptian Arabic literary works. This study aims to reveal the Arabic cultural codes who symbolized the life of the Syrian people who experience social conflict, and the attitude of their opposition to the hegemony of the ruling. The attitude of the Syrian people's resistance against the ruler depicted in lexia (units reading) contained in Lâ Sakâkîna fi Mathâbikhi Hâdzihi al-Madinah. Lexia this is exposing Arab cultural codes that exist in the novel.

Formal object of this study is the Arab cultural codes contained in Lâ Sakâkîna fi Mathâbikhi Hâdzihi al-Madînah that one instrument is lexia method. This study was conducted to answer the following three problems. First, to express lexia charged protest against the hegemony of the Syrian people against the authorities. Second, to identify lexia which shows the persistence of the Syrian people in maintaining the life of action injustices committed by the authorities. Third, to reveal the strategy of readers about the reasons that the Syrian authorities are not serious welfare of its people.

Keywords: cultural codes, lexia, Syrian Arab literature.

Add comment


Go to top