Oleh : Dr. Uril Bahruddin, MA.
Empat tahun yang lalu, saya sempat bertemu dengan seorang guru Bahasa Arab dalam sebuah seminar internasional. Dia adalah Dr. Snovbar, salah seorang pengembang bahasa Arab di Turki. Kebetulan sama-sama sebagi pembicara dalam acara yang sengaja digelar dalam rangka memperingati Hari Bahasa Arab Internasional, 18 Desember 2013 di kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Saat itu, dia bercerita tentang perkembangan bahasa Arab di Turki yang luar biasa, peminat masyarakat Turki untuk belajar bahasa Arab sangat tinggi sementara guru dan pengajarnya masih kurang
Sejak itu, terbersit keinginan untuk untuk berkunjung ke Turki untuk melihat lebih jauh bagaimana sesungguhnya perkembangan bahasa Arab di sana. Bersamaan dengan berjalannya waktu keinginan itu semakin menguat, beberapa usaha untuk bisa berkunjung ke negeri berjuta sejarah Islam itupun belum membuahkan hasil. Pernah suatu ketika sempat transit di bandara Attaturk dalam rangkaian sebuah perjalanan menuju Eropa, namun belum sempat juga keluar dari bandara. Awal bulan Maret iseng-iseng cari tiket ke Turki, semoga ada tiket yang sesuai dengan isi kantong. Alhamdulillah tiket yang sesuai dapat terbeli, sekaligus visa online juga sudah ada di tangan.
Diantara situs-situs di kota Istanbul yang telah saya kunjungi adalah universitas, tidak lain tujuan utamanya adalah melihat bahasa Arab di sana. Kalau di beberapa uiniversitas Islam di Indonesia biasa kita kenal ada Fakultas Agama Islam (FAI), yang diantara jurusan yang dikembangkan adalah bahasa Arab, maka di Istanbul nama fakultas yang sama dengan FAI itu adalah Fakultas Ilahiyat. Pasa saat berkunjung ke Fakultas Ilahiyat, Universitas Marmara, kebetulan saat itu sedang ada pameran buku. Sesuai dengan minat dan tujuan ke Turki, maka fokus kunjungan saya ke pameran buku tersebut adalah buku-buku bahasa Arab dan pembelajarannya.
Luar biasa, itulah kata-kata yang selalu terucap. Di lihat dari buku-buku bahasa Arab yang dipamerkan, betul-betul bahasa Arab di Turki mengalami perkembangan yang luar biasa. Berbagai buku pembelajaran bahasa Arab saya temukan disana, termasuk buku-buku yang di Indonesia belum pernah saya temukan. Diantaranya saya menemukan buku kaidah bahasa Arab yang secara khusus disusun berdasarkan standar kebahasan Internasional. Ada Qawaid level A-1, A-2, B-1, B-2 dan lain-lain. Saya juga menemukan buku ajar bahasa Arab dengan menggunakan pendekatan cerita, dimana teks-teks yang disajikan dalam buku tersebut semuanya adalah kisah-kisah yang menyenangkan dan menggembirakan. Sempat terbersit gagasan, seandainya humor Madura di Indonesia itu diarabkan dan dijadikan sebagai bahan ajar bahasa Arab.
Tidak hanya itu, pada saat dialog dengan beberapa dosen dan mahasiswa fakultas Ilahiyat di sana, secara umum hamper di seluruh universitas di Turki mewajibkan seluruh mahasiswa Fakultas Ilahiyat untuk mempelajari bahasa Arab pada tahun pertama dengan istilat sanah tahdliriyah, yaitu belajar bahasa Arab dalam rangka persiapan untuk perkuliahan selanjutnya. Hal yang sama juga sudah dilakukan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan sebelumnya juga sudah dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang pada Fakiltas Agama Islam-nya. Jika di Indonesia hanya beberapa universitas saja yang menganggap penting bahasa Arab sehingga mau menyelenggarakan program tersebut, maka di Turki kebijakan seperti itu diterapkan pada seluruh universitas yang ada di sana. Wallahu A’lam
==============
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.