Seandainya ada mata uang tunggal internasional, barangkali pasar valas tidak diperlukan. Kenyataan menunjukkan, dalam setiap transaksi internasional selalu digunakan valas. Dengan kata lain, terdapat kebutuhan untuk mengkonversi mata uang yang satu menjadi mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya permintaan akan transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi yang kompleks dan beragam secara efisien dan segera.
Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang beroperasi di seluruh dunia terutama yang berdagang valuta asing. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, di mana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank lain di seluruh dunia. Tidak seperti bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu dan berhadapan secara langsung. Hanya telepon , modem, mesin fax, terminal computer, atau telex-lah yang menghubungkan permintaan dan penawaran valuta asing.
Ada dua tingkatan dalam pasar valuta asing. Yang pertama adalah pasar konsumen/eceran (consumer/retail market), di mana individu atau institusi membeli dan menjual valuta asing kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud merepatriasi keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, dia dapat mendatangi bank di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk di tukarkan dengan US$. Bila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi dapat mendatangi bank lain untuk memperoleh dollar sebagai ganti DM atau valuta asing lain. Penjualan dan pembelian semacam yang kedua ini disebut pasar antar-bank (interbank market). Transaksi antarbank ini dapat dilakukan baik di dalam negeri maupun internasional.
Pasar antar-bank merupakan pasar yang amat aktif. Bank membeli dan menjual valuta asing satu sama lain untuk menutup kekurangan dan mengurangi kelebihan akibat transaksi dengan para langganannya. Transaksi dalam pasar antar bank selalu dilakukan dalam jumlah besar. Nilai transaksi antar-bank biasanya mulai dari US$ 1 juta hingga US$ 10 juta per transaksi.
Pelaku transaksi-transaksi internasional di dalam pasar valuta asing ada beberapa macam. Menurut Salvatore (1997 : 8) adalah sebagai berikut:
“ Terdapat empat jenis atau empat tingkatan partisipan , pelaku transaksi dalam pasar valuta asing, yaitu :
- Para pengguna langsung valuta asing, yaitu para importir, ekspotir, turis dan investor yang menukar mata uang domestic atau mata uang nasional mereka menjadi mata uang valuta asing untuk membayar transaksi-transaksi internasional yang dilakukannya, serta para pedagang dan spekulan mata uang, yaitu orang-orang, manajer investasi atau pejabat keuangan perusahaan yang sengaja memperdagangkan mata uang dalam rangka memperoleh keuntungan jangka pendek dengan membeli mata uang tertentu yang diperkirakan nilainya akan meningkat dan mejualnya pada saat nilainya sudah meningkat.
- Bank-bank komersial yang menjual dan membeli mata uang dari/dan kepada para pengguna tradisional valuta asing serta para pedagang dan spekulan.
- Para pialang, yakni badan-badan usaha yang mengatur transaksi jual beli valas senilai $1 atau lebih antara satu bank komersial dengan bank-bank lainnya.
- Bank-bank sentral yang setiap saat dapat melancarkan investasi terhadap pasar valuta asing dalam rangka mempengaruhi nilai mata uang nasionalnya bila dibandingkan dengan nilai mata uang dari negara-negara lain”.
Didalam pasar valuta asing itu sendiri tidak memiliki suatu bentuk fisik yang pasti , karena pengertiannya memang lebih mengacu pada kegiatan, daripada lokasi fisik seperti pengertian pasar secara tradisional. Secara geografis, pasar valuta asing atau foreign exchange market ini menjangkau bagian dunia pada setiap harinya.
Transaksi valuta asing yang biasanya dalam jumlah besar diawali setiap pagi di Wellington dan Sydney, bergerak ke arah Barat, ke Tokyo, Hongkong, dan Singapore, melalui Bahram, kemudian beralih ke pusat keuangan Eropa, Frankfurt, Zurich dan London, menyeberangi Atlantik dan berakhir di San Fransisco dan Los Angeles (Siamat: 1990: 178). Pada saat sore hari di Eropa, pasar dalam keadaan damai dan sangat likuid, ketika bursa di Eropa maupun wilayah pantai timur Amerika Serikat dibuka. Pada saat itu merupakan waktu yang paling baik untuk memperlancar pelaksanaan pesanan yang berjumlah besar.
Pada saat hari berakhir di California, trader di Tokyo dan Hongkong baru saja bangun untuk hari berikutnya dan memulai kembali melakukan transaksi seperti hari-hari sebelumnya.
Pergantian dan selisih waktu di masing-masing wilayah negara, telah menyebabkan pasar valuta asing tidak pernah berhenti dalam 24 jam. Oleh karena itu, banyak bank internasional melakukan transaksi valuta asing dan memberikan pelayanan kepada nasabahnya selama 24 jam. Sebagai contoh, di beberapa negara misalnya Perancis, perdagangan valuta asing dilakukan pada tempat perdagangan resmi dengan cara open bidding. Harga penutup diumumkan sebagai harga resmi. Harga ini kemudian menjadi harga resmi yang dapat dijadikan sebagai standar dalam transaksi komersial atau melakukan investasi.
Bank-bank yang melakukan kegiatan dalam perdagangan valuta asing dihubungkan dengan suatu jaringan telekomunikasi canggih. Dealer memperoleh kurs pada monitor video desktop dan berkomunikasi dengan pihak-pihak lainnya melalui telepon atau telex. Divisi valuta asing perusahaan non bank juga biasanya memiliki monitor video yang dipergunakannya untuk selalu berhubungan dengan pasar dan untuk mengetahui bank-bank mana yang sedang memiliki quotation yang paling baik. Pemasok yang paling terkemuka untuk sistem informasi valuta asing adalah telerate yang dimulai sejak akhir dekade 60-an, dan reuter pada dekade 70-an.
Sedangkan pasar valuta asing yang memperdagangkan dolar Amerika mencakup berbagai tempat yang tersebar di berbagai penjuru dunia (mulai dari London, Paris, Zurich, Singapura, Jakarta, Hongkong, Tokyo dan New York). Di tempat-tempat itulah dolar Amerika Serikat dibeli dan dijual serta berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dipasar-pasar itu pula dolar dipertukarkan dengan berbagai macam valuta asing. Pusat-pusat moneter yang tersebar di berbagai penjuru dunia itu disatukan oleh jaringan telpon dan komputer sehingga membentuk suatu pasar global tunggal yang berfungsi selama 24 jam. Satu pasar senantiasa menjalin hubungan dengan pasar-pasar yang lain sehingga terciptalah suatu pasar valuta asing internasional yang tunggal.
Menurut pandapat dari Jamli (1992: 161) dan Salvatore (1997:3-&) dalam memberikan penjelasan tentang fungsi pasar valuta asing dalam membantu kelancaran lalu-lintas pembayaran Internasional, yaitu:
1. Tempat transfer dana atau “daya beli” dari suatu negara dan mata uang ke negara atau mata uang lainnya. Transfer dana tersebut biasanya dilangsungkan melalui proses telegrafik atau elektronik, dimana setiap transaksi diinstruksikan melalui jaringan kabel elektronik, bukan melalui pos. Melalui jaringan elektronik tersebut sebuah bank domestik memberikan instruksi kepada salah satu bank koresponden yang berada di salah satu pusat moneter di luar negeri untuk membayarkan sejumlah uang dalam mata uang lokal (di mana bank korespondensi itu berada, sehingga merupakan valuta asing bagi bank domestik yang memberikan instruksi) kepada seseorang, sebuah perusahaan atau memasukkannya ke rekening tertentu. Dengan diperkenalkannya sistem layanan telepon langsung jarak jauh di seluruh dunia, peranan mesin telegram atau teleks telah digantikan oleh telepon yang dihubungkan dengan jaringan komputer. Prosesnya menjadi semakin canggih, dan cepat sehingga kegiatan-kegiatan keuangan Internasional semakin dinamis. Para pedagang valuta asing senantiasa siap siaga untuk mengadakan transaksi valuta asing dari rumah-rumah dan dari kediaman masing-masing manakala komunikasi tengah malam membangunkan mereka karena ada perkembangan penting di salah satu pusat keuangan di benua lain. Alat-alat canggih di bidang komunikasi seperti monitor komputer portable yang hanya seukuran telapak tangan manusia dan sebagainya, memungkinkan para pedagang valuta asing di seluruh dunia terus menerus memantau pergerakan kurs.
2. pasar valuta asing sebagai fungsi kredit, artinya bahwa pasar itu juga menyediakan kredit atau pinjaman, untuk membiayai berbagai transaksi internasional. Kredit tersebut bisanya diperlukan apabila barang-barang yang diperjual belikan sudah ada di tempat transit, atau memberikan kesempatan bagi pihak pembeli barang tersebut untuk menjual terlebih dahulu sehingga ia bisa melakukan kegiatan perdagangan sekalipun tidak didukung oleh uang tunai. Dengan adanya kredit, pihak penjual pertama akan memperoleh pembayaran dari pihak bank, sedangkan pihak bank itu akan memperoleh pembayaran lain sebagai gantinya dari pihak pembeli itu berhasil menjual barang yang baru dibelinya itu ke pihak lain. Secara umum para pengekspor memberi tenggang waktu hingga sembilan puluh hari bagi para pengimpor untuk membayar. Waktu itu dianggap cukup untuk memberi kesempatan kepada pengimpor untuk menjual barang-barang yang baru dibeli untuk memperoleh dana yang nantinya akan ia gunakan untuk membayar ke pihak banklah yang akan menyediakan pembayaran itu. Selanjutnya , bank tersebut akan menerima pembayaran dari pihak pengimpor.
3. Sebagai sumber fasilitas pemagaran resiko kurs (hedging) atau mengurangi resiko valuta asing dan wahana spekulasi mata uang. Transaksi-transaksi spekulasi dan transaksi yang dilakukan dalam rangka menghindari risiko kurs merupakan dua transaksi terbesar berikutnya dalam perdagangan valuta asing dunia.
Ketika sistem sambungan telepon jarak jauh secara langsung diperkenalkan di berbagai penjuru dunia, pasar valuta asing benar-benar bersifat global karena setiap transaksi mata uang hanya memerlukan satu kali panggilan telepon dan semuanya berbentuk jaringan pasar yang beroperasi selama dua puluh empat (24) jam per hari.
Tujuan transaksi di pasar valuta asing dapat dilihat dari beberapa segi motif bertransaksi (Kasmir; 2000:208) yang antara lain:
1. Motif transaksi pembayaran.
Motif ini diperuntukkan bagi kegiatan perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor dan impor barang. Jika kegiatan operasional yang dilakukannya menggunakan mata uang negara lain, maka dalam transaksinya juga menggunakan mata uang negara yang bersangkutan.
2. Motif mempertahankan daya beli.
Motif ini biasanya dilakukan oleh Bank Sentral untuk menjaga kestabilan harga barang. Perbedaan nilai mata uang dengan negara lain, dapat mempengaruhi nilai barang dalam dan luar negeri. Tingginya nilai mata uang domestik, diwarnai dengan meningkatnya daya beli.
3. Motif pengiriman uang ke luar negeri.
Jika terjadi keperluan yang menyebabkan seseorang atau instansi harus mengirim uang ke luar negeri, maka mata uang yang digunakan harus sama dengan mata uang untuk dipertukarkan guna memperlancarkan pengiriman uang ke luar negeri.
4. Motif mencari keuntungan.
Transaksi perdagangan di pasar valuta asing bukan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan uang. Sebagaimana halnya di pasar modal, individu juga mempergunakan pasar valuta sebagai tempat mencari keuntungan selain kemudahan. Keuntungan yang diperoleh seseorang dalam pasar valuta asing, diperoleh dari selisih (spread) dari harga beli dan harga jual. Semakin tinggi harga jual maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperolehnya.
5. Motif pemagaran resiko.
Bagi perusahaan yang telah go public, permodalan bukan hanya diperoleh dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Pemagaran resiko (hedging) digunakan untuk mengantisipasi pengamanan segala aktiva yang dimiliki perusahaan bilamana nilai uang domestik lebih rendah di pasar valuta asing.
6. Motif kemudahan berbelanja.
Jika seseorang berpergian ke luar negeri, dapat mempergunakan mata uang asing sebagai alat penukar barang. Bank-bank konvensional telah menyediakan tabungan berbentuk valuta asing, seperti dollar ataupun mata uang negera lainnya. Hal ini disebabkan karena di beberapa negara mata uang asing telah diperdagangkan secara legal.