Gaya Pengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian

Gaya Pengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian

Salah satu fakta yang ditemukan dalam studi mengenai pengambilan keputusan, yaitu adanya keunikan antar individu dalam mengambil keputusan. Team peneliti dari Brigham Young University (1999) menyatakan bahwa tidak semua individu melakukan pendekatan yang sama dalam mengambil keputusan. Antar individu mempunyai langkah maupun sudut pandang yang beragam dalam menentukan suatu keputusan dalam hidupnya.

Pada penjelasan yang lebih lanjut, dinyatakan bahwa ada gaya yang berbeda-beda di dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu (Brigham Young University, 1999). Gaya pengambilan keputusan didefinisikan sebagai cara unik seseorang membuat keputusan-keputusan dalam hidupnya (Harren, 1980). Harren, dkk. (1978) mempercayai bahwa tanpa memperhatikan keputusan-keputusan yang dibuat, tiap orang mempunyai cara unik untuk mengambil keputusan.

Gaya pengambilan keputusan juga dipahami sebagai cara respon yang dipelajari atau dibiasakan. Melalui hal ini individu melakukan pendekatan dan mengambil keputusan (Bruce dan Scott, 1999). Tidak ada satupun cara terbaik yang dapat berlaku bagi semua orang. Tiap-tiap orang belajar mengandalkan suatu cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai dengan pengalamannya (Harren,

1980).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu pengertian, bahwa gaya pengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi seseorang. Gaya pengambilan keputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individu dalam

kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan miliknya serta menjadi pola respon saat individu menghadapi situasi pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu (Phillips, dkk. 1984).

Keunikan lain yang melekat pada diri individu adalah kepribadian orang tersebut. Hall dan Linzey (1978) menyatakan bahwa kepribadian merupakan ciri khas seseorang atau sebagai impresi menonjol yang terdapat dalam diri seseorang. Kepribadian memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku seseorang. Eysenck menyatakan bahwa kepribadaian adalah keseluruhan pola perilaku baik yang aktual maupun potensial dari seseorang (dalam Suryabrata,

1995). Kepribadian merupakan alat yang digunakan individu dalam berkomunikasi dengan dunia luar dan dalam melakukan penyesuaian dengan lingkungan sekitarnya (Allport, dalam Adisubroto, 1987). Bischof (1970) mengatakan bahwa kepribadian merupakan motif dari perilaku atau sistem berperilaku.

Hal seperti tersebut di atas juga berlaku bagi tipe kepribadian seseorang. Tipe kepribadian juga merupakan hal unik yang dimiliki oleh seseorang. Tipe kepribadian seseorang berperan menentukan perilaku maupun respon seseorang terhadap lingkungan dan permasalahan yang dihadapi. Eysenck (1950) membedakan tipe kepribadian menjadi dua tipe, yaitu introvert dan ekstravert untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi terhadap lingkungan sosial dan tingkah laku seseorang. Tipe kepribadian introvert dan ekstravert menggambarkan keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap suatu stimulus sebagai perwujudan karakter, temperamen, fisik dan intelektual individu dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jadi nampak jelas baik gaya pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian adalah dua hal yang sama-sama mengacu kepada keunikan individu dan sama-sama memiliki andil yang besar bagi perilaku seseorang..

Menurut Mischel (dalam Sahrah, 1988), dalam kehidupan sehari-hari individu biasanya mempunyai kebebasan untuk memilih situasi kehidupan di mana mereka berada, dan hal ini akan dipengaruhi dan disesuaikan oleh kepribadiannya. Pada saat seseorang memilih dan berada dalam suatu situasi kehidupan yang diingininya, pasti ia melewati proses pengambilan keputusan. Berdasarkan hal ini terlihat adanya keterkaitan antara pengambilan keputusan dan aspek kepribadian seseorang.

Penelitian lain yang hampir sama adalah tentang kecanduan cybersex yang berusaha melihat hubungan antara kecanduan cybersex dengan tipe kepribadian seseorang (Haryanti, 2001). Dalam penelitian ini diperlihatkan bahwa pada saat seseorang ingin kembali ke warnet untuk mengunjungi situs porno (cybersex), seringkali mereka menghadapi situasi dilema. Peranan tipe kepribadian introvert dan ekstrovert diungkap dalam penelitian ini, untuk melihat seberapa jauh pengaruhnya terhadap perilaku mengunjungi (kecanduan) situs porno (cybersex). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang dengan tipe kepribadian introvert cenderung memiliki tingkat kecanduan yang lebih besar dari orang bertipe kepribadian extrovert dalam mengunjungi situs porno atau cybersex Meskipun secara implicit, nampak pada saat seseorang menghadapi situasi dilema sampai dengan ia melakukan sesuatu, pastilah ia sudah melakukan

pengambilan keputusan. Dengan demikian penelitian ini secara tidak langsung telah memperlihatkan perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert .

Ada satu tinjauan teoritis yang dapat digunakan sebagai acuan atau pencerahan untuk menunjukan keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan kecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, yaitu apa yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung. Dalam teorinya tersebut, Jung menyatakan bahwa dalam berinteraksi dengan dunianya, individu salah satunya dipengaruhi oleh struktur kesadaran. Struktur kesadaran ini terdiri dari dua komponen pokok, yaitu : fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam orientasi manusia terhadap dunianya.

Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan ada empat fungsi pokok, yang dua rasional,. yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang dua lagi irrasional, yaitu pendriaan dan intuisi. Pada dasarnya manusia memiliki keempat fungsi tersebut, akan tetapi biasaya hanya salah satu fungsi saja yang paling dominan. Fungsi yang paling dominan ini merupakan fungsi superior dan menentukan tipe orangnya.

Sikap jiwa ialah arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah energi psikis itu dapat ke luar maupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya , dapat ke luar maupun ke dalam. Berdasarkan sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :tipe extravers dan tipe

introvers. Orang extravers terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia di luar dirinya. Pikiran dan perasaannya banyak dipengaruhi oleh apa yang ada dilingkungannya. Jadi apa yang ada di luar dirinya dengan cepat dapat mempengaruhi pikiran dan perasaannya. Sementara itu orang introvers terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia dalam dirinya. Pikiran dan perasaannya tidak dengan mudah dipengaruhi oleh lingkunganya, akan tetapi dipengaruhi oleh faktor subyektif. Pemaparan secara ringkas teori ini merupakan cuplikan buku karya Bapak Sumadi Suryabrata ( 1998 ).

Apabila teori di atas dikaitkan dengan topik penelitian ini, maka nampak dalam masalah fungsi jiwa, hal ini dapat dikaitkan dengan masalah gaya pengambilan keputusan. Masing-masing gaya pengambilan keputusan (rasional dan intuitif) memiliki kriteria tersendiri (Harren, 1978). Gaya pengambilan keputusan rasional bercirikan penalaran yang sistematis dan logis, analitis, kontrol diri yang kuat atau tidak mudah terpengaruh hal yang bersifat emosional. Gaya pengambilan keputusan seperti ini bila dikaitkan dengan funsi jiwa maka terkait dengan fungsi jiwa yang rasional. Sedangkan gaya pengambilan keputusan intuitif banyak diwarnai dengan kesadaran emosional, fantasi, impulsif. Gaya pengambilan keputusan seperti ini (intuitif) erat terkait dengan fungsi jiwa irrasional.

Berakaitan dengan masalah sikap jiwa, maka orang bisa digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe extravers dan introvers. Jadi jelas bahwa masalah sikap jiwa manusia itu berkaitan dengan masalah kepribadian, yaitu tipe extravers dan introvers.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemamparan teori di atas adalah sebagai berikut. Dalam diri manusia terdapat fungsi jiwa dan sikap jiwa. Fungsi jiwa dapat dikaitkan dengan masalah gaya pengambilan keputusan, sedangkan sikap jiwa dapat dikaitkan dengan masalah kepribadian (tipe extravers dan introvers). Semua hal ini dapat ditemukan dalam diri manusia sebagai aspek yang mempengaruhi manusia berinteraksi terhadap dunianya. Jadi dari hal ini nampak adanya keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian extrovert dan introvert.

Pemaparan penelitian dan teori di atas dimaksudkan untuk menunjukan bahwa ternyata ada keterkaitan antara pengambilan keputusan dan tipe kepribadian. Oleh karena penelitian yang secara khusus membahas hubungan atau keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian belum pernah dilakukan (sebatas sepengetahuan penulis) maka prinsip yang ada dalam penelitian dan teori tersebut dipakai sebagai acuan penelitian.

Go to top