Hasil penelitian Allport (dalam Guilford, 1959) menyimpulkan bahwa istilah kata kepribadian memiliki paling sedikitnya lima puluh pengertian. Kata kepribadian yang lebih dikenal dengan istilah personality berasal dari kata persona. Pada mulanya kata persona ini menunjuk kepada topeng yang biasa digunakan oleh para pemain sandiwara dalam memainkan peranan- peranannya pada zaman Romawi dan bisa juga menunjukkan pada sesuatu yang digambarkan mengenai peran diri oleh individu dibalik topeng (Guilford, 1959).
Jung (dalam Smith & Vetter, 1982) menjelaskan bahwa perkataan persona dilukiskan sebagai wajah manusia dalam keberadaannya di masyarakat. Selanjutnya dijelaskan bahwa persona merupakan cara individu dengan sadar menempatkan diri keluar (ke dunia sekitar). Persona merupakan kompromi antara individu dan masyarakat antara struktur batin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar tentang bagaimana seharusnya orang berbuat. Jung berpendapat bahwa sepanjang hidup manusia selalu memakai topeng ini untuk menutupi kehidupan batiniahnya. Manusia hampir tidak pernah berlaku wajar, sesuai dengan hakekat dirinya sendiri, sehingga manusia tidak lagi mengenal siapakah dirinya, bakat, dan kemampuannya, tetapi bila orang mau melepaskan topengnya dengan melihat
keadaan dirinya, kekuatan dan kelemahannya, bakat, dan kemampuannya maka ketenangan akan ditemukan.
Kata persona lambat laun berubah menjadi istilah yang mengacu pada
gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakatnya, Kemudian individu dari kelompok atau masyarakatnya tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan gambaran sosial ata u peran yang diterimanya itu. Persona digunakan untuk memproyeksikan penampilan diri yang tidak benar terhadap orang lain, yaitu peranan yang dimainkan dalam kehidupan ini (Feist, 1985).
Para ahli psikologi berusaha memberi pengertian kepribadian yang bersifat psikologis berdasar kata persona , namun sampai sekarang para ahli psikologi kepribadian sendiri masih belum sepakat mengenai apa sebenarnya definisi kepribadian, meskipun banyak definisi yang ditawarkan selama ini, oleh karena itu menurut Allport (1959) salah satu tugas para ahli adalah menyeleksi pengertian psikologis yang paling sesuai.
Menurut Hjelle & Ziegler (1981) perbedaan pendapat mengenai definisi kepribadian tersebut terjadi berdasar teori kepribadian yang dipahami, dan perbedaan antara teor i kepribadian itu memperlihatkan mengenai perbedaan pandangan asumsi-asumsi dasar manusia. Selanjutnya dijelaskan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam perumusannya, maka dibalik perbedaan rumusan tentang kepribadian tersebut sebagian besar definisi yang disusun oleh para teoris psikologi kepribadian memiliki beberapa persamaan yang mendasar. Ada tiga kelompok defenisi kepribadian dengan ciri-ciri tertentu. Adapun ciri ketiga
kelompok definisi tersebut adalah: (1) kepribadian sebagai struktur hipotetis/or ganisasi perilaku yang diperoleh dari kesimpulan hasil observasi perilaku; (2) kepribadian sebagai ciri khas individu (keunikan) yang dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya, dan (3) kepribadian merupakan hasil pembentukan dari faktor internal (genetis-biologis) dan faktor eksternal (pengalaman, sosial, dan perubahan lingkungan). Hal ini menyangkut sejarah hidup yang panjang dari perkembangan individu.
Kimmel (dalam Pertiwi, 2001) mengatakan bahwa meskipun terdapat beberapa definisi kepribadian yang berbeda, tetapi hampir semua teori tersebut menekankan definisi kepribadian pada tiga karakteristik utama, yaitu: (1) kepribadian merefleksikan keunikan individu sebagai person, (2) teori- teori kepribadian memfokuskan pada sifat-sifat individu yang cukup stabil selama periode waktu yang lama dalam situasi yang berbeda -beda, (3) kepribadian dilihat sebagai hubungan antara individu dengan lingkungan fisik dan sosialnya, dalam pengertian bahwa kepribadian tersebut merefleksikan pola -pola/cara-cara individu beradaptasi dengan lingkungan.
Atkinson (dalam Haryanthi, 2001) menjelaskan bahwa kepribadian merupakan pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Kepribadian mencakup kepribadian umum ya ng dapat diamati oleh orang lain dan kepribadian yang terdiri dari pikiran dan pengalaman yang jarang diungkapkan.
Allport (dalam Smith, 1968) mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis di dalam diri individu yang terdiri atas sistem psikofisik yang
menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungannya. Setiap bagian definisi dipilih atas alasan tertentu yang membuat definisi tersebut menjadi jelas dan dipahami dengan tepat. Organisasi dinamis menunjukkan suatu perubahan dan perkembangan dalam kepribadian, yang menekankan bahwa perubahan dapat terjadi dalam kualitas perilaku seseorang. Sistem psikofisik menunjukkan kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis tetapi juga mempunyai da sar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik secara umum. Unik berarti bahwa penyesuaian setiap orang bersifat khusus baik dari segi tempat, waktu dan kualitas. Penyesuaian terhadap lingkungan menunjukkan bahwa kepribadian merupakan modul pertahanan hidup. Penyesuaian tidak sekedar reaksi, tetapi juga mengandung sejumlah perilaku spontan yang kreatif terhadap lingkungan. Jadi pengertian kepribadian lebih menekankan pada apakah orang itu, bukan pada apa yang dilihat oleh orang lain pada diri individu.
Feist (1985) menjelaskan bahwa kepribadian secara umum menunjuk pada sifat, pembawaan lahir, atau karakteristik individu yang relatif konsisten dengan perilaku individu. Sifat mungkin khas dan umum untuk beberapa kelompok, tetapi pola mereka berbeda masing-masing individu.
Sementara Eysenck (Eysenck & Wilson, 1976), tokoh psikologi yang mengembangkan tipe kepribadian extrovert dan introvert memberikan pengertian kepribadian sebagai keseluruhan pola perilaku, baik yang aktual maupun yang potensial dari organisme yang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan yang
berasal dan berkembang melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama, yaitu kognitif, konatif (karakter), afektif (temperamen), dan somatik (konstitusi).
Dari beberapa pengertian di atas dalam keberbedaan dan kesamaannya,
pengertian kepribadian yang dipahami penulis, yaitu kepribadian sebagai keseluruhan pola perilaku, baik yang aktual maupun yang potensial dari organisme yang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan yang menentukan respon individu terhadap lingkungannya, respon tersebut cenderung konsisten sehingga memungkinkan adanya suatu peramalan tentang apa yang akan dilakukan individu dalam suatu situasi tertentu.