Mohon yang berkunjung ke website saya ini berkenan Subscribe Channel saya ya .. Klik Youtube dibawah ini

Beberapa Model dan Langkah-langkah Penerapan Metode Active

Beberapa Model dan Langkah-langkah Penerapan Metode Active

Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Di bawah ini adalah beberapa strategi pembelajaran aktif (Active Learning Strategy) untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dicocokkan dengan karakteristik Pendidikan Agama Islam, peserta didik, guru dan media atau alat peraga, yaitu:




1. Pembelajaran Terbimbing (Guideed Teaching)

Dalam teknik ini, guru menanyakan satu atau lebih pertanyaan untuk membuka pengetahuan mata pelajaran atau mendapatkan hipotesis atau kesimpulan mereka atau kemudiaan memilahnya ke dalam kategori- kategori. Metode pembelajaran terbimbing merupakan suatu perubahan "cantik" dari ceramah secara langsung dan memungkinkan anda mempelajari apa yang telah diketahui dan dipahami para peserta didik sebelum membuat poin-poin pengajaran. Metode ini sangat berguna ketika mengajarkan konsep-konsep abstrak.
Posedur

a. Tentukan sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan yang membuka pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Pergunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban, seperti "Bagaimana anda menjelaskan tentang kesabaran?"
b. Biarkan peserta didik beberapa saat dengan berpasangan atau bersebelahan kelompok untuk mempertimbangkan respon-respon mereka.
c. Gabungkan kembali seluruh kelas dan catatlah gagasan peserta didik.

Jika mungkin, pilihlah respon-respon mereka ke dalam daftar terpisah yang berkaitan dengan kategori-kategori atau konsep yang berbeda yang anda coba untuk diajarkan. Dalam pertanyaan, contoh tersebut, anda mungkin mencatat ide-ide seperti "Kemampuan membangun kembali suatu mesin" di bawah kategori kecerdasan kinestetik jasad.




d. Sampaikan poin-poin pembelajaran yang ingin anda sampaikan.

Suruhlah peserta didik menggambarkan bagaimana respon mereka cocok dengan poin-poin ini. Catatlah ide-ide yang menambah poin- poin pembelajaran dari materi yang anda ajarkan.
Variasi

a. Jangan memilah respon-respon peserta didik ke dalam daftar-daftar terpisah. Tetapi buatlah satu daftar berkelanjutan dan mintalah mereka mengkategorikan ide-ide mereka sendiri pertama sebelum anda membandingkannya dengan konsep-konsep yang telah anda miliki.
b. Mulailah pelajaran itu tanpa menyampaikan berbagai kategori yang ada dalam pikiran anda. Lihatlah para peserta didik dan anda bersama- sama dapat memilah ide-ide ke dalam kategori-kategori yang berguna.35
2. Tukar Pemikiran atau Pendapat (Exchanging Viewpoint)

Kegiatan ini dapat digunakan untuk merangsang keterlibatan segera dalam materi pelajaran anda. Strategi ini juga memperingatkan peserta didik agar menjadi pendengar yang hati-hati dan membuka diri mereka sendiri terhadap berbagai macam sudut pandang.
Prosedur
a. Berilah lebel nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan nama mereka pada label dan mengenakannya






35 Mel Silberman, Op Cit. hlm. 110-111




b. Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri pada orang lain. Lalu, mintalah pasangan-pasangan untuk tukar menukar respon mereka terhadap sebuah pertanyaan atau statemen yang profokatif, menantang, mengundang untuk diteliti, dan meminta opini mereka mengenai sebuah isu mengenai pelajaran yang anda ajarkan.
1) Sebuah contoh dari sebuah pertanyaan adalah: "Batas-batas apa yang seharusnya ada pada orang shalat?"
2) Sebuah contoh dari sebuah statemen adalah “Al-Qur'an adalah

sebuah kitab suci”

c. Sebutlah “waktu” dan arahkan peserta didik untuk tukar menukar kartu nama dengan patner mereka kemudian lanjutkan untuk mencari peserta didik yang lain. Maintalah peserta didik sebagai ganti memperkenalkan diri, berbagai pandangan tentang orang yang merupakan patnmer lalunya (orang yang daftar namanya sedang merela pakai).
d. Selanjutnya, mintalah peserta didik menaruh dafttar nama lagi dan mencari yang lain untuk diajak bicara, dengan hanya berbagi mengenai pandangan orang-orang yang daftar namanya sedang mereka pakai.
e. Lanjutkan proses itu sampai kebanyakan peserta didik telah bertemu.

Kemudian beritahukan kepada masing-masing peserta didik untuk mendapatkan kembali kartu namanya sendiri.




Variasi

a. Gunakan proses pertukaran kartu nama ini sebagai sebuah pemecah kebekuan sosial (social icebreaker) dengan mengajarkan peserta didik berbagi lebih pada latar belakang mereka sendiri dari pada sudut pandang tentang pertanyaan atau statemen yang menantang untuk dijawab.
b. Hilangkan sebuah penukaran kartu nama, tetapi mintalah peserta didik melanjutkan untuk mencari orang-orang baru, setiap saat dengan mendengarkan opini mereka tentang berbagai pertanyaan atau statemen yang diberikan oleh anda.36
3. Belajar Melalui Jigso (Jigsaw Learning)

Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik dipakai secara luas memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group-to group-exchanging) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau "dipotong" dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain.
Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah
kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.









36 Mel Silberman, Op Cit. hlm. 89-90




Prosedur

a. Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian.

Sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman.
Contoh di antaranya:

1) Sebuah berita memiliki banyak maksud

2) Bagian-bagian ilmu pengetahuan eksperimental

3) Sebuah teks yang mempunyai bagian yang berbeda

4) Daftar definisi

5) Sekelompok majalah yang memuat artikel panjang atau jenis bacaan lain yang materinya pendek
b. Hitunglah jumlah bagian dan jumlah peserta didik. Dengan satu cara yang pantas, bagikan tugas yang berbeda. Contoh: bayangkan sebuah kelas terdiri dari 12 peserta didik. Anggaplah anda dapat membagi materi pelajaran dalam tiga bagian, kemudian anda dapat membentuk kwartet, berikan tugas setiap kelompok bagiaan 1,2,3. Mintalah kwartet atau "kelompok belajar" membaca, mendiskusikan dan mempelajari materi yang ditugaskan kepada mereka.
c. Setelah selesai, bentuklah kelompak Jigsaw Learning setiap kelompok ada seorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas. Seperti dalam contoh: setiap anggota masing-masing kwaetet menghitung 1, 2,
3 dan 4. Kemudian bentuklah kelompok peserta didik Jigsaw Learning

dengan jumlah sama hasilnya akan terdapat 4 kelompok yang terdiri




dari 3 (trio) orang. Dalam setiap trio akan ada seorang peserta yang mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian 2 dan seorang lagi bagian
3.

Penjelasan Semua Kelompok














Kelompok Belajar














Kelompok Belajar Kolaboratif



1 1 1 1

2 2 2 2

3 3 3 3


d. Mintalah anggota kelompok “Jigsaw” untuk mengajarkan materi yang

telah dipelajari kepada orang lain.




e. Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.37
Variasi

a. Berikan tugas baru, seperti menjawab pertanyaan kelompok tergantung akumulasi pengetahuan anggota kelompok jigsaw.
b. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik yang lain guna mempelajari kecakapan dari pada informasi kognitif. Mintalah peserta didik ,mengajari peserta lain kecakapan yang telah mereka pelajari.
4. Perdebatan Aktif (Active Debate)

Satu perdebatan dapat menjadi sebuah metode berharga untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi, khususnya jika peserta didik diharapkan mengambil posisi yang bertentangan dengan pendapatnya. Ini adalah sebuah strategi untuk suatu perdebatan yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik dalam kelas bukan hanya orang-orang yang berdebat.
Prosedur

a. Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah isu kontroversial yang berkaitan dengan mata pelajaran anda.
b. Bagilah kelas menjadi dua tim debat. Tugaskan (secara acak) posisi

“pro” pada satu kelompok dan posisi “kontra” pada kelompok yang

lain.



37 Mel Silberman, Op Cit. hlm. 160-162




c. Selanjutnya, buatlah dua atau empat sub-kelompok-sub-kelompok di dalam masing-masing tim debat itu. Dalam sebuah kelas dengan 24 peserta didik, misalnya, mungkin anda buat tiga kelompok pro dan tiga kelompok kontra, masing-masing berisi empat anggota. Mintalah tiap- tiap sub-kelompok mengembangkan argumen-argumen untuk posisi yang ditentukannya, atau berikan sebuah daftar argumen yang lengkap yang mungkin mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir diskusi mereka, suruhlah sub-kelompok tersebut memilih seorang juru bicara.
d. Aturlah dua sampai empat kursi (tergantung pada jumlah sub-sub kelompok yang dibuat sisi/bagian) untuk para juru bicara kelompok pro dan menghadap mereka, jumlah kursi yang sama untuk para juru bicara kelompok kontra. Tempatkan peserta didik yang lain di
belakang tim debat mereka. Untuk awal, susunan akan nampak seperti


ini: x x x
x



x x x
Pro Kontra x



x Pro x Pro x
x x

Kontra x Kontra x x
x x




Mulailah "perdebatan" dengan menyuruh para juru bicara itu menyampaikan pandangan-pandangan mereka. Mengaculah pada proses ini sebagai "argumen-argumen pembuka".
e. Setelah setiap orang telah mendengar argumen-argumen pembuka, hentikan perdebatan itu dan gabunglah kembali sub-sub kelompok semula. Mintalah sub-sub kelompok itu membuat strategi bagaimna mengkuenter argumen-argumen pembuka tersebut dari sisi yang berlawanan. Juga, suruhlah masing-masing sub kelompok memilih seorang juru bicara, lebih disenangi seorang yang baru.
f. Mulailah “perdebatan” itu. Suruhlah juru-juru bicara itu, ditempatkan berhadapan satu sama lain, memberikan “kuenter argumen”. Ketika perdebatan berlanjut (pastikan untuk menukar antara dua sisi tersebut), doronglah peserta didik lainnya mencatat juru-juru debat mereka dengan berbagai argumen atau bantahan yang disarankan. Juga, doronglah mereka meenyambut dengan applause terhadap argumen- argumen dari para wakil tim debat mereka.
g. Ketika anda berfikir bahwa sudah cukup, akhiri perdebatan tersebut.

Sebagai ganti menyatakan pemenangnya, gabungkan kembali seluruh kelas tersebut dengan lingkaran penuh, pastikan memadukan kelas tersebut dengan menyuruh peserta didik duduk bersebelahan dengan orang-orang yang ada dalam kelompok yang berlawanan. Buatlah suatu diskusi seluruh kelas tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik tentang persoalan dari pengalaman debat itu. Juga,




mintalah peserta didik mengidentifikasikan apa yang mereka pikirkan merupakan argumen-argumen terbaik yang dibuat oleh kedua kelompok debat tersebut.
Variasi

a. Tambahkan satu atau lebih kursi-kursi kosong pada tim-tim debat tersebut. Ijinkan para peserta didik menempati kursi-kursi kosong ini kemanapun mereka inginkan untuk ikut berdebat.
b. Mulailah kegiatan itu segera dengan argumen-argumen pembuka dari perdebatan itu. Lanjutkan dengan sebuah perdebatan konvensional, namun dengan sering memutar para juru debat.38

Add comment


Go to top