Bahasa

SISTEM KOMUNIAKSI HEWAN (LEBAH)

Penelitian terhadap sistem komunikasi lebah madu yang dilakukan oleh Von Frisch (Akmajian, 1979) menunjukkan bahwa lebah pekerja (yang bertugas mencari makan) setelah keluar dari sarangnya dan memberi tahu lebah-lebah lainnya di mana ada sumber makanan. Pemberian informasi mengenai tempat adanya sumber makanannya itu dilakukan dengan cara melakukan tarian di dinding sarangnya. Dalam hal ini ada tiga macam tarian, yaitu (1) membuat lingkaran, (2) membuat bentuk seperti bulan sabit, (3) membuat gerakan-gerakan dengan ekor. Tarian (1) dilakukan apabila sumber makanan itu dekat sekali, yakni sekitar 20 kaki atau 613 cm. Bagaimana mutu makanan ditunjukkan dengan jumlah mengulangan tarian lingkaran itu dan semangat dalam melakukan tarian itu. Tarian (2) dilakukan dengan membuat angka delapan pada dinding sarang dan sudut yang terbentuk oleharah bentuk bulan sabit dengan garis vertikal menunjukkan tempat makanan ditinjau dari matahari. Jadi, tarian sabit itu memberi informasi mengenai jarak (kira-kira 20-60 kaki atau 613-1839 cm), arah, dan mutu makanan. Tarian (3) memberi informasi mengenai jarak lokasi makanan yang ditandai dengan jumlah pengulangan pola tari. Makin lambat pola pengulangannya, makin jauh jarak lokasi makanan dari sarang lebah. Dalam penelitian alat komunikasi lebah ini, pernah dilakukan seekor lebah ditangkap dari sarangnya lalu dilepas langsung ke tempat makanan. Ternyata, dia dapat kembali ke sarangnya, tetapi tidak dapat melakukan tarian apa-apa. Artinya, dia tidka tahu jarak ke tempat makanan itu dari sarangnya.


Sistem komunikasi lebah ini memang sangat efektif dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dalam jumlah yang banyak. Namun, pesan yang disampaikan hanya terbatas untuk masalah makanan, tidak untuk masalah lain. Alat komunikasi lebah itu bukan diperoleh dari belajar, atau terjadi karena adanya rangsangan dari luar, melainkan dikuasai secara alamiah sejak lahir.

Sumber: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Go to top