Bahasa

KARAKTERISTIK BAHASA 2

Charles F. Hockett sebagaimana dikutip oleh Orstein dan Gage (1970) dalam bukunya yang berjudul The ABC’s of Languages and Linguistics menyebutkan empat karakteristik bahasa, yaitu: tidak dibatasi tempat dan waktu, keproduktifan, berpola ganda, dan transmisi budaya, sedangkan Yale (1985) mengemukakan enam karakteristik unik bahasa manusia, yaitu: tidak dibatasi tempat dan waktu, keproduktifan, berpola ganda, kesemenaan, keterpenggalan, dan transmisi budaya.
1. Tidak Dibatasi Tempat dan Waktu (Displacement)
Bahasa pada manusia tidak hanya untuk kepentingan mengkomunikasikan apa-apa yang dialami pemakai bahasadan yang terjadi pada saat sekarang atau berbagai peristiwa yang terjadi disekitar pemakai bahasa, tetapi dapat juga dipergunakan untuk mengkomunikasikan berbagai peristiwa yang dialami orang lain, peristiwa yang terjadi di masa lalu, bahkan berbagai peristiwa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang berupa mimpi, imajinasi, khayalan, lamunan, dan fakta lain yang mungkin atau mustahil terjadi. Bahasa pada manusia tidak dibatasi oleh tempat dan waktu.
2. Keproduktifan (Productiveness)
Bahasa merupakan suatu sistem yang bersifat produktif. Amanat-amanat linguistik yang baru dapat dihasilkan dengan bebas dan gampang. Hal ini lebih disebabkan setiap orang, anak-anak, atau dewasa, memilki sifat aktif dalam membentuk dan menghasilkan bentuk-bentuk bahasa yang baru yang belum pernah didengar sebelumnya. Adanya objek-objek atau situasi-situasi baru yang harus dideskripsikan, membuat para pemakai bahasa mengolah berbagai sumber linguistik mereka untuk menghasilkan ungkapan-ungkapan, istilah-istilah, kata-kata, atau kalimat-kaliamat baru yang sebelumnya tidak ada.
Aspek keproduktifan dalam bahasa manusia memberi kemungkinan luar biasa pada manusia untuk mengkreasi dan memahami apa yang belum pernah diucap dan didengar sebelumnya.
3. Berpola Ganda (Duality)
Bahasa terorganisasi dalam dua tingkat atau lapisan secara simultan. Karakteristik ini disebut berpola ganda atau artikulasi ganda.
Kegandaan tersebut merupakan satu karakteristik bahasa manusia paling ekonomis, sebab manusia mampu menghasilkan paduan bunyi yang tak terbatas, sesuai dengan tingkat kemampuannya.
4. Kesemenaan (Arbitrariness)
Bahasa memiliki sifat manasuka, yaitu bahwa antara bentuk linguistik dan maknanya tidak memiliki hubungan yang ‘alami’.
Berbeda dengan isyarat komunikasi pada kebanyakan binatang, tampaknya terdapat hubungan yang jelas antara pesan yang disampaikan dan isyarat (tanda) yang digunakannya. Ketaksemenaan isyarat komunikasi pada binatang mungkin berhubungan dengan bentuk isyarat pada binatang yang bersifat terbatas, statis, dan bersifat instingtif.
5. Keterpenggalan (Discreteness)
Bunyi-bunyi yang digunakan dalam bahasa mempunyai makna yang berbeda. Misalnya perbedaan bunyi “p” dan “b” dalam proses menghasilkan sebenarnya tidak terlalau berbeda sama-sama bilabial, tetapi ketika bunyi itu digunakan dalam satu bahasa maka bunyi-bunyi itu menjadi bermakna sendiri-sendiri. Karakteristik ini disebut keterpenggalan, setipa bunyi bahasa dianggap terpenggal.
6. Transmisi Budaya (Cultural Transmission)
Secara fisik seorang anak akan mewarisis gen orang tuanya, seorang anak pada umumnya akan memiliki kesamaan dengan warna kulit, bentuk rambut dan warna bola mata orang tuanya. Namun, dalam berbahasa tidak ada kaitannya dengan gen orang tua. Sekaitan dengan hal tersebut, perlu dipaparkan bahwa ada sekian mis konsepsi manusia terhadap bahasa.
Menurut Oka (1974) bentuk miskonsepsi itu, antara lain:
a) . Anggapan bahwa bahasa itu diwariskan secara biologis dan genetis seperti warna rambut dan kulit.
b). Anggapan bahwa ada bahasa yang lebih baik ditimbang bahasa lainnya.
c). Anggapan bahwa bahasa sama dengan pikiran dan logika.
Proses peralihan bahasa pada manusia seperti tersebut diatas disebut transmisi budaya (cultural transmission) atau proses peralihan bahasa dari satu generasi kepada generasi selanjutnya.
Go to top