Sufiks-Sufiks Asing
Selain dari akhiran-akhiran yang telah dibahas di halaman-halaman lain, masih banyak lagi akhiran-akhiran asing lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia bersama-sama dengan penerimaan kata-kata dasarnya. Ada yang tidak dirasakan sebagai akhiran, ada yang masih dirasakan sebagai akhiran. Ada yang berfungsi untuk membentuk kata benda, ada yang berfungsi untuk membentuk kata kerja juga kata sifat.
Umumnya kedudukan sufiks-sufiks itu belum stabil; ada orang yang ingin mempertahankannya sesuai dengan bentuk aslinya, ada pula yang berusaha untuk mengadaptasikannya sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Dalam hal yang terakhir ini seringkali kita terbentuk pada perbedaan rasa atau pendapat, karena tak ada patokan bentuk mana yang lebih sesuai dengan selera bahasa Indonesia.
ari sekian banyak bentuk sufiks asing ini, cukup saja kita menyebut beberapa: -isme, is, er, if, ir, il (akhiran –il menurut Pedoman EYD lebih baik diganti dengan –al ), dan lain-lain. Contoh-contohnya banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dalam koran-koran, buku-buku dan sebagainya.