WALAU menjadi keseharian bagi banyak orang, ritual sikat gigi yang dilakukan masyarakat tetap saja membuahkan kesalahan. Apa sajakah itu?
Menyikat gigi yang benar tidak hanya bermanfaat untuk sisi estetika semata, tapi juga berkorelasi dengan sisi kesehatan. Gigi yang sehat tidak hanya membuat tampilan gigi yang indah, tapi juga terhindar dari penyakit mulut.
Sayangnya, banyak masyarakat menjadikan ritual ini sebagai kebiasaan semata dan mengesampingkan nilai kesehatannya.
"Kebanyakan masyarakat main sikat gigi saja tanpa instruksi yang jelas," cetus drg Andreas Gunawan selaku Medical Executive PT Kalbe Farma dalam obrolan dengan okezone di gedung PT Bintang Toedjoe, Pulomas, Jakarta, Rabu (18/8/2011).
Dengan kondisi tersebut, tak jarang berbagai kesalahan pun kerap dilakukan.
"Umumnya masyarakat menganggap kalau menyikat gigi itu yang penting keras. Harusnya Anda jangan melakukannya terlalu keras, tapi perhatikan pula frekuensi menyikat (gerakan) dan juga durasinya. Biasanya orang hanya menyikat gigi setengah sampai satu menit. Tapi berdasarkan metode yang benar minimal harus dilakukan antara 2-3 menit," paparnya.
Kesalahan lain yang kerap dilakukan masyarakat yakni mereka tidak tepat dalam memilih sikat gigi.
"Sebaiknya pilihlah sikat gigi dengan bulu yang halus. Banyak orang mengasumsi kalau bulu sikat kasar jauh lebih keset. Padahal, bulu sikat yang keras justru membuat gigi abrasi atau terkikis. Sementara dengan bulu yang soft, proses pembersihan justru lebih maksimal. Pasalnya, sikat dengan bulu yang halus dapat masuk ke selah gigi dan gusi sehingga hasil lebih optimal
okezone.com