Pelajaran Cinta
Oleh Anis Matta
Memang tidak mudah. Sebab tidak karena kamu mencintai, lalu hendak memberi, atau kamu menebar pesona kematanganmu melalui itu, maka cintamu berbalas. Fakta ini mungkin pahit. Tapi begitulah adanya: kadang kadang kamu harus belajar menepuk angin. bukan tangan lain yang melahirkan suara cinta.
Sebabnya sederhana saja. Cinta itu banyak macamnya. Ada cinta misi: cinta yang memang kita rencanakan sejak awal. Cinta ini lahir dan misi yang suci, didorong oleh emosi kebajikan dan didukung dengan kemampuan memberi. Misalnya cinta para nabi kepada umatnya, atau guru kepada muridnya, atau pemimpin kepada rakyatnya, atau ibu kepada anaknya. Jiwamu dan jiwa orang yang kamu cintai tidak mesti bersatu. Cinta ini sering tidak berbalas. Bahkan sering berkembang tadi permusuhan. Lihatlah bagaimana nabi-nabi itu dimusuhi umatnya, atau para ibu ditelantarkan anak-anaknya di usia tua, atau pemimpin yang baik dibunuh rakyatnya, atau guru yang dilupakan murid-muridnya. Inilah cinta yang paling luhur. Paling suci. Sebagian besar kebaikan yang kita saksikan dalan, kehidupan kita, bahkan dalam seiarah umat manusia, sebenarnya merupakan buah dari cinta yang ini. .Ambillah contoh: 1,3 milyar umat Islam saat ini adalah hasil ber berdarah-darah sang nabi beserta sahabat-sahabatnya. Itu cinta misi.
Tapi ada jenis cinta yang lain. Cinta jiwa. Cinta ini lahir dari kesamaan atau kegenapan watak jiwa. Jiwa yang sama atau berbeda tapi saling menggenapi biasanya akan saling mencintai. Cinta ini yang lazim ada datam hubungan persahabatan dan perkawinan atau keluarga. Cinta ni mengharuskan adanya respon yang sama: cinta tidak boleh bertepuk sebelah tangan disini.
Inilah cinta yang paling rumit. Serumit kimia jiwa manusia. Suatu saat, misalnya, Umar Bin Khattab hendak melamar Urnmu Kaitsum Binti Abu Bakar, adik Aisyah ra. Gadis itu sangat belia dan tumbuh diantara jiwa-jiwa lembut nan penyayang. Aisyah ra jadi gusar. Wataknya tidak bertemu dengan watak Umar Tapi siapa berani menoiak lamaran manusia paling sholeh di muka bumi ketika itu? Namun dengan diplomasi yang sangat halus, melalui kepiawaian Amr Bin Ash, Aisyah ra menolak lamaran itu sembari menyarankan sang khalifah menikahi Umrnu Kaitsum Binti All Bin Abi Thalib, adik Hasan dan Husaen. Kali lamarannya diterima: Ali dan Umar memiliki watak yang sama. “Tidak ada alasan menolak lamaran manusia terbaik dimuka bumi,” kata Ali ra.
Ada cinta ketiga. Cinta maslahat. Cinta ini dipertemukan oleh kesamaan kepentingan. Mereka bisa berbeda watak atau misi. Tapi kepentingan mereka sama maka mereka saling mencintai. Misatnya hubungan baik yang tazim berkembang di dunia bisnis. Suara ramah dari penjawab telepon, atau senyum manis seorang pramugari, atau layanan sempurna seorang resepsionis hotel
semua berkembang dari kepentingan tapi etektif menciptakan kenyamanan jiwa (comfortability). Anda adalah bagian dari pekerjaannya. Bukan jiwanya. Anda adalah kepentingannya. Bukan misinya.