Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan
yang lebih berbahaya, di antaranya membelit tubuh pelatihnya.
Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu
mulai mengadakan pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah
penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar.
Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih
berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan
menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang
mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular
itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa
yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi
sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya.
Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar
ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia
semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi
panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain
sirkus itu, dan akhirnya ia terkulai mati.
Hikmah:
Kadang dosa terlihat tidak membahayakan.
Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya.
Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya.
Sering kita mengatakan, nanti saja saya taubat.
Tetapi pada kenyataanya,
apabila dosa itu telah mulai melilit dan menguasai hidup kita,
sukar untuk dapat melepaskan diri lagi daripadanya.
JANGAN PERNAH MENUNDA UNTUK BERTAUBAT!