Keluarga

Kenali Gejala Kanker pada Anak

Berbagai jenis kanker pada anak tidak dapat dicegah. Faktor risiko dan penyebabnya pun belum diketahui pasti. Hingga kini, hanya kanker mata (retinoblastoma) yang bisa dideteksi. Orangtua dan tenaga kesehatan perlu mewaspadai gejala kanker pada anak.

”Mengetahui gejala kanker penting mengingat anak, khususnya yang berumur di bawah satu tahun, belum bisa mengeluh sakit yang dirasakan,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Ekowati Rahajeng, Jumat (13/1), di Jakarta.

Yang paling banyak dialami anak adalah kanker darah (leukemia), kanker mata (retinoblastoma), kanker saraf (neuroblastoma), dan kanker kelenjar getah bening (limfoma). Yang mudah dideteksi adalah kanker hidung bagian belakang (nasofaring) dan kanker tulang (osteosarkoma).

Pada tahun 2005-2007, ada 9 anak dari 100.000 anak di Jakarta yang menderita kanker. Setiap tahun diperkirakan ada 4.100 kasus baru kanker anak di Indonesia.

Konsultan pediatrik hematologi-onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Edi Setiawan Tehuteru, mengatakan, kemungkinan sembuh kanker anak cukup besar jika dideteksi sejak dini. Masalahnya, banyak kanker baru diketahui saat sudah parah.

Kanker terbagi dalam dua tipe, cair dan padat. Kanker cair, misalnya, leukemia, adapun kanker padat adalah selain leukemia. Kanker cair dapat dideteksi dari kondisi anak yang pucat dan lesu, mudah demam, dan mudah berdarah, baik mimisan maupun perdarahan gusi.

Sedangkan kanker padat, dapat ditengarai dari ada tidaknya benjolan di tubuh anak. Benjolan itu dapat berupa bintik putih di retina mata, mata bengkak, perut membesar sementara tubuh bagian lain kurus, serta benjolan di leher belakang atau di kaki dan tangan.

”Segera cek benjolan ke dokter,” kata Edi. Benjolan itu adalah tumor yang merupakan bibit kanker. Namun, harus dipastikan apakah tumornya jinak atau ganas. ”Kalau ternyata jinak disyukuri, kalau ganas tetap disyukuri karena ditemukan sejak dini,” ujarnya.

Gaya hidup

Lebih lanjut, Edi menyatakan, setiap tubuh manusia mengandung sel kanker. Agar sel kanker tidak mengganas, gaya hidup perlu dijaga.

Penyebab kanker merupakan gabungan faktor genetik, kimia, virus, dan radiasi. Orangtua penting menciptakan lingkungan yang aman bagi anak sejak dalam kandungan dan menjaga gaya hidup sesudah dilahirkan.

Gaya hidup sehat antara lain menciptakan lingkungan bebas asap rokok, banyak makan sayur dan buah, menjaga berat badan, serta aktif berolahraga. Stres juga bisa memicu perkembangan sel kanker dan mengurangi efektivitas obat kanker. ”Pemberian air susu ibu eksklusif mampu mengurangi 31 persen risiko kanker anak,” kata Edi.

Kendala terbesar penanganan kanker adalah mahalnya biaya pengobatan. Sekretaris Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Ira Soelistyo mengatakan, besarnya biaya pengobatan bergantung pada kompleksitas penyakit dan lamanya pengobatan.

Jika tidak ada komplikasi, satu paket pengobatan selama beberapa bulan sekitar Rp 60 juta. Bila ada komplikasi, paket pengobatan diulang hingga 2-3 kali dan makan 5 bulan-2 tahun.

Pemerintah menjamin pengobatan pasien miskin melalui jaminan kesehatan masyarakat. Namun, tidak semua hal dijamin, seperti CT scan ataupun obat- obatan tertentu.

Go to top