Ada sebuah kisah tentang dua malaikat yang sedang menyamar menjadi manusia biasa. Yang satu menyamar sebagai seorang lelaki muda dan satunya lagi menjadi lelaki yang lebih tua. Suatu hari ia berkunjung ke sebuah keluarga kaya raya yang tinggal di suatu kota dan mengutarakan niatnya untuk menginap satu malam di rumah ini sebelum melanjutkan perjalananya. Tuan rumah yang kaya raya ini menyambut kedua tamunya dengan kurang ramah dan penuh curiga. Kemudian keduanya ditempatkan menginap di sebuah kamar yang sempit yang letaknya di belakang rumah. Ketika hendak tidur, malaikat yang menyamar menjadi orang yang lebih tua melihat dinding kamar yang retak dan berlubang, kemudian ia memperbaikinya. Dalam sekejap dinding itu menjadi nampak rapi dan tidak ada retakan lagi.
Ketika malaikat yang menyamar menjadi orang muda bertanya kepada yang lebih tua, “mengapa engkau memperbaiki dinding yang retak ini ?”. Orang yang lebih tua menjawab, “Sesuatu Tidak Selalu Nampak Sebagaimana Adanya”.
Esok harinya keduanya melanjutkan perjalanan dan berkunjung ke sebuah keluarga petani miskin yang tinggal di sebuah desa. Mengetahui kedua orang tamunya sedang dalam perjalanan dan membutuhkan tempat untuk menginap, kedua suami istri petani miskin ini menyambutnya dengan ramah. Kemudian sang istri menyiapkan makanan dan berbagi sedikit makanan yang dimilikinya dengan kedua orang tamunya. Ketika hendak tidur, kedua petani miskin ini mempersilahkan kedua orang tamunya untuk tidur di atas ranjangnya dan ia sendiri memilih tidur di tikar di tempat lainnya. Ketika bangun pagi, malaikat yang menyamar menjadi lelaki muda melihat kedua orang suami istri petani ini sedang menangis sedih, karena mendapati seekor sapi miliknya terbujur mati dikandangnya. Sapi ini adalah satu-satunya harta yang sangat berharga bagi petani ini.
Malaikat yang menyamar menjadi orang yang lebih muda bertanya kepada yang lebih tua, “mengapa engkau tidak membantu kedua petani ini dan membiarkan sapinya mati ?. Ketika berada di keluarga kaya raya yang kurang ramah dan tidak mau berbagi, engkau membantu menutup dinding rumahnya yang retak. Tetapi kini dengan dua orang petani yang miskin, tetapi sangat ramah dan mau berbagi meskipun kekurangan, engkau malah tidak membantu agar sapinya tidak mati ?”. Malaikat yang menjadi lelaki lebih tua sekali lagi menjawab, “Sesuatu Tidak Selalu Kelihatan Sebagaimana Adanya”.
Kemudian malaikat yang menyamar menjadi lelaki tua menjelaskan kepada yang muda, “ketika berada di rumah keluarga kaya raya tetapi tidak ramah dan tidak mau berbagi, aku melihat di dalam dinding yang retak itu ada tersimpan harta emas. Maka aku menutupnya dengan rapi agar ia tidak dapat menemukannya. Sedangkan tadi malam ketika kita tidur di ranjang kedua petani miskin ini, malaikat maut datang dan hendak mencabut nyawa istri petani ini. Lalu aku memohon kepaa Allah, agar tidak mencabut nyawa istri petani yang ramah dan sedang berbagi ini, kemudian sebagai gantinya ditukarlah dengan nyawa seeokor sapi miliknya.”
Sahabat yang baik, sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Seringkali kita menerima keadaan yang datang kepada kita, sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka banyaklah bersyukurlah kepada Tuhan. Namun tidak jarang kita menerima keadaan yang datang kepada kita, tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kalau demikian adanya, maka janganlah berprasangka negatif atau berprasangka tidak baik lebih dahulu. Kadangkala apa yang kita harapkan dan apa yang kitainginkan, belum tentu yang terbaik menurut Tuhan. Kadangkala apa yang tidak baik menurut kita, belum tentu tidak baik menurut Tuhan. Maka serahkanlah segala sesuatunya hanya kepada Tuhan, karena kita tidak selalu dapat melihat sesuatu sebagaimana kelihatannya.
Berlakulah baik, senanglah berbagi dengan sesama dan banyaklah bersyukur atas rahmat-Nya. Ketika kita sudah merasa melakukan sesuatu dengan benar, melakukan usaha dengan keras, melakukan ikhtiar dengan cerdas, senang berbagi dengan sesama dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita untuk meraih apa yang kita cita-citakan, maka sisanya serahkanlah kepada Tuhan. Percayakanlah segala hasil akhir dari usaha yang kita lakukan hanya kepada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik kepada kita. Ketika keadaan yang datang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka yakinlah bahwa sesuatu tidak selalu nampak sebagaimana adanya. Temukanlah himah dibalik setiap keadan yang datang kepada kita.