Kita semua, siapapun anda tidak terkecuali, pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Kadang-kadang kekurangan tersebut terlihat lebih mendominasi dibandingkan kelebihan yang kita miliki. Beberapa orang begitu mudahnya terkena penyakit. Beberapa orang yang lain begitu sulitnya mengatur keuangan mereka. Beberapa orang yang lain kesulitan untuk berkomunikasi dan membangun sebuah relasi, dan masih banyak lagi.
Dari orang-orang tersebut, banyak yang menganggap bahwa kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi sebagai sebuah nasib buruk atau takdir – tetapi saya tekankan disini : tidak semua orang. Beberapa dari mereka justru menghadapi rintangan-rintangan sangat besar dalam hidupnya dan bahkan masih berjuang untuk meraih sesuatu hal yang mereka impikan. Mereka bangkit diatas kekurangan mereka dan tidak membiarkan kekurangan mereka tersebut membatasi mereka untuk maju.
Semua itu adalah pilihan anda, untuk menganggapnya sebagai nasib/takdir atau sebuah tantangan yang harus dihadapi.
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang kawan lama. Saya dahulu mengenalnya sebagai seseorang yang kurang baik dalam berkomunikasi. Kini ia cukup sukses di bisnis jaringan yang ia jalankan. Ia sering menjadi pembicara dalam seminar-seminar dalam bisnis jaringan yang ia jalankan.
Saya yakin sekali, pasti ada minimal 1 orang dari teman-teman anda yang dapat berdiri tegak diatas kekurangannya. Atau malah mungkin anda sendiri. Jika memang demikian, acung jempol untuk anda.
Jika anda perhatikan dengan seksama, banyak sekali sebetulnya orang yang menghadapi rintangan yang jauh lebih dahsyat dari yang kita alami. Mereka mungkin kehilangan kedua kakinya atau mereka lahir dan hidup di kemiskinan yang amat sangat. Tetapi apapun kesulitan yang dihadapi, anda akan selalu menemukan orang-orang yang dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh :
- Lance Armstrong, kehilangan salah satu testis nya akibat kanker dan mengalami penderitaan yang amat sangat pada tubuhnya akibat kemoterapi yang ia jalani. Namun ia mampu menjuarai Tour de France sebanyak 7 kali – sebuah kejuaraan balap sepeda paling bergengsi sedunia.
- Ringo Starr, pemain drum grup musik the Beatle. Ia berasal dari keluarga yang sangat miskin. Hidup masa kecilnya selalu ditemani dengan penyakit dan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit.
- Hellen Keller, pada usia 19 bulan tiba-tiba jatuh sakit dan kemudian kehilangan indera pendengaran dan penglihatannya, dimana saat itu ia sedang aktif-aktifnya belajar berbicara sebagaimana balita seusianya. Ia akhirnya menjadi pembicara dan motivator yang terkenal di dunia dan menjadi pengacara untuk banyak kasus-kasus sosial.
- Wilma Rudolph, semenjak kecil menderita karena campak, cacar air, gondok, radang paru-paru dan bahkan polio. Akibat polio, kakinya menjadi sangat lemah dan bentuknya berubah. Dokter mengatakan bahwa ia tidak akan pernah bisa berjalan lagi. Wilma Rudolph kemudian tercatat sebagai peraih 3 medali emas olimpiade 1960 dalam perlombaan lari.
- Mark Inglis, mengalami kecelakaan saat pendakian gunung, mengakibatkan kedua kakinya harus diamputasi. Tetapi setelah kejadian itu, ia mendaki gunung Everest – gunung terganas di dunia.
Contoh diatas adalah kasus-kasus dimana orang-orang menghadapi rintangan yang sangat ekstrim, dan anda mungkin berpikir mudah saja bagi saya menuliskan cerita mereka. Tetapi bukan itu permasalahannya. Pemikirannya adalah : apa yang bisa anda lakukan dibalik kekurangan anda, apapun itu.
Seperti telah saya kemukakan diawal bahwa kita semua pasti memiliki kekurangan, dan walaupun anda pasrah terhadap rintangan-rintangan yang anda hadapi, anda akan selalu menemukan orang-orang yang dapat mengatasi rintangan tersebut. Anda hanya akan melihat keberhasilan mereka saja mengatasi rintangan yang sama dengan yang anda hadapi ataukah anda justru yang berhasil mengatasi rintangan tersebut. Sikap kita menghadapi rintangan adalah yang utama.
“Rintangan-rintangan tidak dapat menghentikan anda. Masalah-masalah tidak dapat menghentikan anda. Orang lain tidak dapat menghentikan anda. Hanya anda yang dapat menghentikan anda sendiri.”
- Jeffrey Gitomer -