Fiqih Wanita

Bermetamorfosis Bersama Sahabat

Persahabatan bagai kepompong. Membuat ulat menjadi kupu-kupu …(lagu)

Ririn, seorang ibu rumah tangga dengan empat orang anak yang sudah cukup besar. Kini, ia merasa tidak terlalu repot mengurus anak-anaknya. Ia memiliki banyak waktu, karena itu ia ingin bisa menulis untuk mengisi waktunya. Ia sudah membeli buku-buku tentang tips sukses menulis. Ia juga bahkan ikut pelatihan menulis dengan tatap muka maupun secara online. Namun produktivitas menulisnya ia rasakan masih rendah. Berbagai teori yang ia dapatkan ternyata tidak menolong.

Ririn kemudian berkenalan dengan seorang penulis. Perkenalan tersebut membuatnya kenal dengan beberapa penulis dan calon penulis lainnya. Mereka kemudian bersahabat dan membentuk sebuah kelompok. Mereka menamakannya KES, yaitu Kelompok Enam Satu, artinya ada enam orang dengan satu tujuan yaitu mahir dan aktif menulis.

Mereka mengatur pertemuan rutin. Agenda pertemuannya yaitu: masing-masing mempresentasikan buku yang sudah mereka baca sebelumnya. Mereka juga diwajibkan membuat resensi atau menulis artikel dengan tema sesuai buku yang mereka baca. Mereka lalu berdiskusi dan saling memberi masukan terhadap tulisan yang mereka buat. Selain itu mereka juga membawa berbagai info kepenulisan, atau tentang tulisan mereka yang sudah dimuat di media massa.

Lima sahabat Ririn meski semuanya para ibu rumah tangga berasal dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang beragam. Ada yang berpendidikan teknik geodesi, sains, psikologi, antropologi, juga bahasa. Saat diskusi, meski buku atau tema yang dibahas sama, namun perspektifnya selalu berbeda. Hal ini membuat wawasan Ririn melesat. Tak sampai satu bulan berinteraksi dengan kelompok tersebut, Ririn menjadi produktif menulis. Ia merasa tertulari semangat teman-temannya dalam menulis.

Sahabat, dirasakan Ririn lebih kuat dampaknya terhadap kemampuan dan semangat menulisnya ketimbang yang lainnya. Dengan interaksi langsung dengan sahabat-sahabatnya yang penulis, dampaknya secara langsung dirasakan oleh Ririn.

Bersahabatlah
Seberapa penting arti sahabat bagi kehidupan seorang? Dalam “Rahasia Medis Persahabatan”, Jum’an mengungkap beberapa temuan medis yang berkaitan dengan persahabatan. Di antaranya hasil penelitian di Universitas Harvard yang menunjukkan bahwa ikatan sosial yang kuat dapat meningkatkan kesehatan otak dan kekuatan memori ketika seseorang makin tua dan bahkan dapat mencegah kepikunan.

Penelitian lain menunjukkan korelasi persahabatan dengan ketahanan fisik seseoarang terhadap penyakit. Survey yang dilakukan terhadap sekitar 3000 perawat yang mengidap kanker payudara ditemukan bahwa perempuan tanpa teman dekat, empat kali lebih besar kemungkinan tewas oleh penyakit itu dibanding mereka yang mempunyai 10 orang sahabat atau lebih. Sedangkan jarak tempat tinggal atau frekuensi pertemuan itu tidak memberikan pengaruh.

Penelitian ilmiah lain membuktikan bahwa persahabatan membantu seseorang dalam menghadapi depresi dan juga memperpanjang usia. Dr Irene Levine psikolog dan peneliti kejiwaan dari Michigan mengatakan bahwa persahabatan benar-benar menurunkan stres, tekanan darah, dan kadar kolesterol.

Banyak perempuan yang tidak lagi memiliki sahabat setelah mereka memiliki suami. Sahabat seolah hanya diperlukan saat mereka masih gadis dan masih sekolah atau kuliah. Selain adanyanya anggapan tersebut, kesibukan rumah tangga juga kerap menenggelamkan seorang perempuan dari lingkaran kehidupan persahabatan.

Mengapa persahabatan tetap diperlukan meski sesorang telah memiliki pasangan? Persahabatan dan pernikahan sama-sama memberikan efek psikologis yang dalam. Perbedaannya jika pernikahan terikat kewajiban dan tanggung jawab sedangkan persahabatan adalah hubungan suka-rela dan tidak menimbulkan beban. Bagi seseorang bisa saja suami menjadi bagian dari sahabatnya. Namun selain suami, sebaiknya seseorang juga memiliki sahabat lain yang dapat saling mendukung untuk kualitas kehidupan intelektual,emosional,dan spiritual yang lebih baik.

Untuk melihat seberapa penting sahabat, kita bisa melihat teladan kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam masa perjuangannya menyebarkan panji risalah, beliau didukung oleh sahabat-sahabat setia yang sangat berperan dalam sejarah peradaban Islam.

Rasulullah mengajarkan etika dalam bersahabat karena sahabat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Rasulullah bahkan bersabda: “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi). Kesimpulan dari Hadist ini adalah bahwa seseorang akan sangat dipengaruhi sahabatnya baik dalam hal berpikir, berbicara, dan berperilaku.

Tips Mencari Sahabat
Sahabat seperti apakah yang sebaiknya kita miliki? Sahabat yang baik adalah seseorang yang mengenal kita dengan baik dan bisa diajak berdialog dari hati ke hati. Ia bukan hanya teman berkeluh kesah namun juga menunjukkan kekeliruan, dan memberi nasihat dan jalan keluar. Sahabat tidah harus orang lain, tapi bisa orangtua, mertua, tetangga, rekan kantor, atau saudara kita sendiri.

Sahabat yang baik akan memberi inspirasi dan ide-ide baru, memberi dukungan moral, material, maupun sosial. Sahabat juga harus bisa dipercaya dan mempercayai kita. Sahabat adalah seseorang yang menumbuhkan pikiran, perasaan, dan sikap positif.

Dalam mencari sahabat, Imam al-Ghazali memberikan saran bahwa jika hendak mencari sahabat dalam menuntut ilmu baik ilmu akhirat maupun ilmu dunia, pertimbangkan lima hal:
Pertama, kepandaiannya. Sebaiknya pencari ilmu bersahabat dengan orang yang memiliki kepandaian atau kecerdasan. Kedua, akhlaknya. Bersahabat dengan orang yang berakhlak baik akan memberi inspirasi untuk berbuat kebaikan pula. Ketiga, ketakwaannya. Seseorang yang bertakwa tidak akan membawa sahabatnya pada jalan lain kecuali pada ketakwaan pula. Karena itu menuntun kita agar berteman dengan orang mukmin yang baik. “Perbanyaklah berkawan dengan orang mukmin yang baik, karena setiap orang mukmin memiliki syafaat pada hari kiamat.”

Keempat, kezuhudannya. Bersahabat dengan orang yang zuhud akan membuat sesorang zuhud pula karena kecenderungan manusia adalah meniru apa yang dilakukan oleh teman dekatnya. Kelima, kejujurannya. Orang yang jujur akan bisa dipercaya dan akan mempercayai. Dengan demikian dalam mencari sahabat hendaklah berhati-hati karena sahabat akan menentukan kehidupan kita tidak saa di dunia melainkan di akhirat.

Jalu Hikmat Fitriadi pencipta lagu Kepompong yang dikutip di atas, di salah satu situs mengatakan, “Kepompong itu diibaratkan sebuah proses persahabatan yang pada akhirnya akan berubah menjadi kupu-kupu. Walaupun dulunya kita seperti ulat, bikin orang gatal, namun melalui persahabatan atau “kepompong” itu, kita bisa menjadi seseorang yang lebih baik, sebagai kupu-kupu.” * Ida S. Widayanti/Penulis Buku. SUARA HIDAYATULLAH OKTOBER 2011

Go to top